Komunitas Persekutuan Doa Generasi Muda (KPDGM) Kwamki Narama

Selasa, 07 Oktober 2014

KOMUNITAS DOA SKRIPSI EV. ADI KOMANGAL



                        KISAH HIDUP DAN PELAYANAN                                   PDT. ELIMELEK KOMANGAL
   SKRIPSI
Diajukan Guna Untuk Dapat Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik, Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teologi Tinggi Teologi Walter Post Jayapura






OLEH:
ADI KOMANGAL
NIM: 27801

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI WALTER POST JAYAPURA PAPUA
2012



LEMBARAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahakan di hadapan tim penguji Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura pada:
            Hari / Tanggal                           : 09/01/2013
            Jam                                          : 10.00 Wit
            Tempat                                    : STT Walter Post Jayapura

Untuk Dapat Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (Teologi) Pada Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura.

Puket 1 Bidang Akademik
STT. Walter Post Jayapura

Dosen Pembimbing

               TIM PENGUJI
Dominggus Pigai, S.IP M.Th


Pdt. Dr. Benny Giay


1.      Pdt. Markus Iyai, M.Th


2.      Dominggus Pigai S.IP M.Th



      3. Pdt. Andris Monim, M.Pdk








LEMBARAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1.      Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau                                                dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar                                                          dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang                                                                      tidak kau ketahui  Yeremia 33:3
      
2.      Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan jangalah                                                                                lupakan segala kebaikan-Nya! Mazmur 103:2   
                             
3.      Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia,                                                                      yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

4.      Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku,                                                        Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku (Mazmur 138:3)
      Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1.      Kedua orang tua: Pdt. Barnabas Komangal (Almarhum) dan Ibunda Yuliana Magai.
2.      Istriku tercinta Aprelina Mayau dan anaku Arson Komangal.
3.      Keluarga besar Pdt. Elimelek Komangal.
4.    Kakak-kakak tercinta Atimus Komangal, Arakel Aratana, Adinus Komangal dan Adik-adikku tersayang Adina, dan Yancen komangal.
5.      Seluruh hamba-hamba Tuhan Se-Klasis Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika.
6.      Almamaterku STT Walter Post Jayapura.


KATA PENGANTAR
           Puji dan syukur patutlah kami panjatkan kepada Tuhan karena atas memberikan kasih karunia dan rahmat-Nya, serta kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi karya Ilmiah ini dengan Judul: Kisah Hidup dan Pelayan Pdt. Elimelek Komangal. Maksud dan tujuan dari pada penulis Skripsi ini adalah: sebagai salah satu syarat untuk menyelesaian study strata satu (S 1) Teologi. Pada sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik doa, dana dan motivasi, selama penulis di bangku study, maupun selama penulisan Skripsi ini. Secara khusus penulis sampaikan kepada:
1.      Bapak Pdt. Markus Iyai, M.Th selaku ketua STT. Walter Post yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.
2.      Bapak Pdt. Dr. Benny Giay, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang bertujuan untuk penyempurnaan penulisan Skripsi ini.
3.      Bapak. Dominggus Pigai, S.IP M.Th Selaku Puket I Bidang Akademik yang telah memberikan izin kepada penulis dalam penulisan Skripsi.
4.      Staf Dosen dan tata usaha STT. Walter Post yang telah memberikan pengajaran dan pelayanan Administrasi dengan penuh kesabaran.
5.  Orang tuaku Pdt. Barnabas Komangal (Alm), yang telah membantu dan memberikan pelajaran-pelajaran penting tentang bagaimana menjadi orang yang berguna dalam keluarga, Gereja di kalangan orang Damal di kalangan umum dalam pelayanan.
6.      Ibundaku tercinta Yuliana Iminggawak yang selalu berdoa dan memohon kepada Tuhan agar penulis menjadi seorang yang dapat memberikan teladan lebih khusus di kalangan orang Damal.
7.      Kakak-kakakku tercinta Atimus Komangal, Orora Murib, Arakel, Aratana, Ida Komangal, Naftali Stenawatme dan Hengki Natkime yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam doa dan dana.
8.      Ibu Nomin Komangal dan Bapak Silas Natkime, yang selalu mendukung penulis dengan Doa dan dana.
9.      Keluarga Bapak Melkias Kiwak S.Th MA. (Alm), yang telah mendukung penulis dengan doa dan dana.
10.  Keluarga Bapak Willem Wandik SE.M.Si. yang telah mendukung penulis dengan dana.
11.  Keluarga Bapak Bernard Tinal S.Sos. Yang telah mendukung dalam memberikan motivasi doa dan dana.
12.  Keluarga Bapak Yunus Kelabetme S.IP.  Yang telah mendukung penulis dengan dana.
13.  Keluarga Bapak Pdt. Ruben Uamang yang telah mendukung penulis dengan doa dan dana.
14.  Keluarga Bapak Obet Komangal, yang telah memberikan dukungan dana dan doa.
15.  Adik-adikku tercinta Yancen Komangal, Adina Komangal, Elim Murib Nelson Tenbak dan Yonis Agabal yang selalu memberikan sukacita selama penulisan Skripsi ini.
16.  Badan pengurus (GKIP), Gereja Kemah Injil Kingmi Papua. Anggota jemaat Bethel Prumnas III Waena yang telah mendukung penulis dalam doa.
17.  Badan pengurus (GKIP), Gereja Kemah Injil Kingmi Papua. Jemaat Yerusalem Kwamki Narama Timika yang telah mendukung dalam doa dan dana.
18.  Seluruh hamba-hamba Tuhan se-Klasis Kabupaten Puncak Papua, dan Mimika yang selalu mendukung penulis dengan doa dan dana.
19.  Pemerintah Kabupaten Puncak Papua yang telah membantu penulis dengan biaya study atau beasiswa.
20.  Bapak Pdt. Alpius Kiwak. Yang memberikan banyak pelajaran dan saran guna untuk suksesnya penulisan Skripsi ini.
21.  Keluarga Bapak Anton Wamang S.Sos Ag. Dan keluarga Bapak. Lukius Newegalen yang selalu memberikan motivasi doa dan dana.
22.  Rekan-rekan Mahasiswa STT. Walter Post. Pelajar dan Mahasiswa asal Kabupaten Puncak Papua dan Mimika yang telah mendukung dalam doa dan memberikan motivasi, untuk menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Biarlah hanya nama Tuhan yang dapat dipermuliakan atas dukungan dari semua pihak yang sudah disebutkan di atas maupun yang namanya belum tercantum dalam lembaran ini. Tuhan memberkati.

                                                     Jayapura  20 Desember  2012                    
Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i                                     PERSETUJUAN................................................................................................ii
PENGESAHAN..................................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................iv           
 KATA PENGANTAR..........................................................................................v                        DAFTAR ISI........................................................................................................vi
BAB I.  PENDAHULUAN....................................................................................1
A.      Latar Belakang Masalah...................................................................1
B.       Pokok Masalah ................................................................................5
C.       Perumusan Masalah ........................................................................6
D.      Pembatasan Masalah/ Lingkup Masalah..........................................6
E.       Tujuan Penulisan..............................................................................7
F.        Manfaat Penelitian ...........................................................................8
G.      Hipotesis...........................................................................................9
H.      Definisi Operasional.........................................................................10
I.         Sistematika Penulisan ......................................................................10
BAB II. TELAAH KEPUSTAKAAN.....................................................................12
A.      Tokoh-tokoh Alkitab..........................................................................12
1.     Nabi-Nabi........................................................................................12
2.      Imam-imam.....................................................................................13
3.      Raja-raja..........................................................................................13
4.      Tuhan Yesus..............................................................................14
5.      Para Rasul..................................................................................15
B.  Tokoh Sejarah Gereja......................................................................15
1.      Robet Alexander Jaffray..............................................................15
2.      Awal Pekabaran Injil GKI di Jayawijaya......................................17
3.      Santo Fransiskus.........................................................................18
4.      Kesanggupan seorang pemenang Jiwa Dr. H.L. Senduk...........19 
5.      Klaus Reuter.................................................................................20
6.      Alberth Schweitzer,1875-1965......................................................21
7.      Bunda Tresa,1910-1997................................................................23
8.      Transformasi Gereja Oleh Tokoh Gereja Kingmi Papua...............24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................................26
A.     Jenis penelitian...............................................................................26
B.     Waktu dan lokasi penelitian............................................................27
C.     Sumber data mengacu pada dua sumber yakni.............................27
1.   Data Primer.................................................................................27
2.   Data Sekunder..............................................................................27
D.     Variabel penelitian..........................................................................27
E.     Populasi dan sampel .....................................................................28
F.      Teknik pengumpulan data .............................................................30
1.   Observasi...................................................................................29
2.   Wawancara.................................................................................30
3.   Angket (Kuisioner) .....................................................................30
4.   Study Pustaka.............................................................................30
G.     Teknik analisis data.........................................................................31
H.     Kerangka Berpikir..........................................................................32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................33
A.    KEADAAN UMUM ORANG DAMAL............................................33
1.         Keadaan Umum Orang  Damal ....................................................39
2.         Letak Geografis ............................................................................34
3.         Keadaan Topografi .......................................................................34
4.         Keadaan Iklim................................................................................35
5.       Keadaan Gereja.............................................................................36
6.       Keadaan Pemerintahan..................................................................37
7.        Lembaga Pendidikan......................................................................39
8.        Pos Pelayanan Kesehatan..............................................................42
9.        Keadaan Kebudayaan.....................................................................42
B.  PEKABARAN INJIL DIANTARA ORANG DAMAL DAN DANI.........44     
C.  KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL...47
a.       Biografi Elimelek Komangal............................................................47
b.      Elimelek Komangal dipanggil menjadi hamba Tuhan.....................48
c.       Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek Komangal......................................49
1.      Keadaan orang Damal sebelum Injil datang di daerah orang Damal..........................................................................................51
2.      Keadaan orang Damal sesudah terimah Injil...............................52
3.      Reaksi orang Damal terhadap Injil...............................................53
d.      Pelayanan Elimelek komangal di daerah orang Damal.....................55
e.       Pelayanan di daerah orang Dani dan orang Delem/Dem..................57
f.       Pelayanan di daerah Amungsa..........................................................60
1.      Pelayanan di daerah Agimuga dan Belakmakama......................60
2.      Pelayanan di Kwamki Baru..........................................................64
3.      Pelayanan di Kwamki Narama.....................................................65
4.      Tantangan dalam pelayanan selama Pdt. Elimelek Komangal melayani di Kwamki Narama........................................................66
D.   STRATEGI  PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL........................79
a.       Tantangan dalam  pelayanan...........................................................79
b.      Jenis-jenis pelayanan.......................................................................80
c.       Hasil pelayanan................................................................................85
1.      Hasil pelayanan...........................................................................85
2.      Peranan Gereja dan pemerintah terhadap warga di Kwamki Narama.......86
3.      Hasil pelayanan terhadap generasi muda dan kondisi daerah pelayanan                         Pdt. Elimelek ........................................................................................88
BAB. V. PENUTUP.......................................................................................90
A.    Kesimpulan........................................................................................90
B.     Saran-saran.......................................................................................91
DAFTAR  KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN





BAB I

PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
           Mengenai konsep Hai, Tuhan sudah tarukan dalam suku Damal sebagai jalan masuknya Injil, salah satu buktinya adalah: ketika Don Gibbons dan beberapa orang yang bersama dengannya dalam perjalanan datang di daerah Ilaga/Beoga ada tiga orang ini yang pertama menemukan Misionaris yaitu: Den Begal Kama-Kama Elas, dan Kilunarkopme Begal ketika, mereka menemukan langsung berkata bahwa Hai Oletak-o artinya: Hai sudah datang, kalau hai berarti suatu kehidupan baru yang dinanti-nantikan oleh suku Damal. (Dalam konsep Mitos Hai). 
           Sejak bulan Maret 1956 orang Damal yang tinggal di Beoga/Ilaga Puncak Jaya Dulu sekarang (Puncak Papua), pun mulai mendengar Injil. Kelompok suku yang pertama menerima Injil di tempat ini ialah orang Damal. Dalam bulan Maret tahun 1957 ratusan orang Damal secara kelompok bertobat dan menerima Injil. Dalam bulan Desember 1958 orang Dani menyatakan tekadnya untuk menerima Injil keberhasilan ini terjadi karena pelayanan dan pengorbanan banyak pihak Pdt. Jhon Elanberger Larson, Don Gibbons, CAMA; dan beberapa orang Mee yang datang untuk bergandengan tangan dalam kegiatan penyiaran Injil sambil menjalankan transaksi dagang. Salah satu rombongan ini dipimpin oleh Widiyaibiwode Giay, yang datang kesana untuk membantu membuka lapangan terbang dan membuat rumah bagi utusan Injil di sana, termasuk Andreas Giay. Andreas ini berperan dalam membuka lapangan terbang MAF di seluruh pengunungan tengah termasuk di Ilaga dan Beoga tidak kembali tinggal menetap di Beoga di antara orang Damal. Tetapi hampir dalam setiap suku Pengunungan Tengah Tuhan sudah tarukan konsep seperti ini, karena dari suku Lani juga punya konsep seperti Hai adalah Nabelang-Kabelang,  dan juga suku-suku lain di tanah Papua.
           Pada saat adakan penyiaran Injil di daerah orang Damal ada beberapa orang yang pertama menerima Injil yaitu: Soliman Komangal yang perna menjadi Ketua Klasis Beoga pertama, Yayamarakus Ongomang, Boas kiwak, Jakius Newegalen, Yakub Kiwak, dan di antaranya Elimelek Komangal. Don Gibbons November (1993.1-10).
           Pdt. Elimelek Komangal adalah: Anak pertama dari delapan saudara, anak dari Bapak Woloh, Komangal, mereka biasa tinggal di Distrik Beoga Desa Tinggilber kampung Tupia, Kabupaten Puncak Papua semasa kecilnya mereka biasa hidup berhadaptasi dengan lingkungannya, dan hidup dalam tradisi Damal di daerah pedalaman. Namun dalam  kehidupan sosialnya, Pdt. Elimelek  dibesarkan  di lingkunan  sosial  yang  cukup ganas dalam  arti bahwa dilingkungan sosial  yang sering terjadi perang antara, suku lawan suku, marga lawan marga adik lawan kakak, sehingga ia bertumbuh seperti kehidupan sosial yang ada dan Elimelek memiliki pengaruh yang cukup besar  untuk  menghadapi  musuh maupun tingkat berhadaptasi  dengan lingkungan yang ada. Namun Elimelek menjadi  seorang  Pdt. yang  andal  seperti Rasul Paulus karena Misionaris Don Gibbons adakan Koseling  dan menegukan imannya, bahwa  kalau kamu menerima Injil ini, ada jaminan keselamatan, sehingga Pdt. Elimelek menerima Injil dan dipegang teguh dalam kehidupannya.
           Pdt. Elimelek Komangal merupakan seorang  panglima perang ditengah-tengah sukunya, namun kuasa Injilah yang mengubah hidupnya, seperti Rasul Paulus yang pertama diubahkan oleh kuasa Injil itu sendiri dan Injil itu adalah: Tuhan Yesus sendiri, tapi apa yang perna di katakan oleh Rasul Paulus dalam.
 Roma 1:16a                                                                                                                               sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh  dalam Injil,                                                              karena Injil adalah kekuata Allah yang menelamatkan setiap orang yang percaya,
           Sama hal juga dapat dialami oleh Pdt. Elimelek Komangal sehingga, ia juga mengikuti jejak teladan dan iman Rasul Paulus, maka Elimelek telah menjadi Penginjil yang sukses di antara suku Damal dan Pdt. Elimelek memulai pelayanan dari daerah suku Damal Dani, Dem/Delem suku Moni sampai di daerah Amungsa pada umumnya di Pengungan Tengah Papua Barat.
 Atas panggilan Tuhan keluar dari kebiasaan hidup yang lama, kemudian Sekolah di Sekolah, Persedian Beoga pada bulan juli 1960, tetapi disaat mereka Sekolah langsung teori dan praktek, sehingga atas permintaan dari Gurunya langsung mereka pergi menginjili di daerah-daerah lain, yaitu pada bulan Oktober 1960, menginjili ke daerah suku Delem  Moni dan suku Amungme yaitu Delemai, Dumada dan sampai ke daerah Amungsa  dan saat itu banyak orang menerima pemberitaan Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus. Pdt. Elimelek dan Teman-teman pelayanannya, tamat pada tahun 1969, dan Ia menjadi Penginjil yang terkenal di daerahnya, dan daerah yang lain dan dalam pelayanan Penyiaran Injil  tapi suku Damal langsung terimah Injil tanpa bertanya-tanya karena sebelum datangnya Injil ke daerah suku Damal mereka memiliki konsep tentang Injil yaitu Hai, jadi mengenai Hai perna  mencetek buku oleh Pdt. Melkias kiwak S.Th MA. 2008. Dengan judul bukunya. Upaya Orang Damal Mewujudkan Hai di Tanah papua” upaya orang Damal mempunyai keyakinan bahwa suatu saat akan datang kehidupan yang sangat baik yaitu kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera, dan sukacita tidak ada perang tidak ada permusuhan tapi yang ada kehidupan damai sejahtera dan hidup dalam keharmonisan, tetapi mengenai  “Hai” upaya ini dapat dilakukan oleh tokoh dan warga masyarakat dari masa-kemasa.
           Namun dalam kehidupan Pdt. Elemelek Komangal kehidupan sosialnya adalah: Berburuh dan berkebun, apabila kalau ada perang suku ia yang sering menjadi pemimpin perang, tetapi Tuhan mengubahnya seperti Rasul Paulus yang perna diubahkan oleh Tuhan Yesus Kisah Para Rasul 9:1-19; dan kehidupan lamanya diubahkan maka Rasul Paulus menjadi seorang Penginjil yang sangat terkenal, demikian juga Tuhan Yesus mengubah Pdt. Elimelek  sehingga, ia menjadi terang dan garam di tengah-tengah sukunya dan suku-suku yang lain di Pengunungan Tengah. Untuk itu sangatlah penting untuk kami sebagi generasi penerus untuk ikut semua keteladanan itu, sebab teladan itu menjadi pembelajaran untuk kami kedepan sehingga, kami juga bisa dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan konteks yang ada di setiap daerah. Penulis mengangkat judul: Kisah Hidup Dan Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal; karena pentingnya kisah tokoh pelayanan Penyiaran Injil sebagai bagian dari penghargaan atas karya dan pelayanan yang turut mendukung perkembangan sejarah Gereja di tanah Papua.

B.     POKOK MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka menjadi pokok masalah dalam  penulisan Skripsi ini dapat dirangkum sebagai berikut:
1.  Masalah sosial, agama, politik, ekonomi, cultural, yang mempengaruhi kisah hidup dan pelayanan  Pdt. Elimelek Komangal.
2.  Masalah-masalah yang digumuli oleh Pdt. Elimelek dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang  Penyiar Injil.
3.  Tugas dan pelayanan yang dipercayakan oleh Allah kepada Pdt. Elimelek serta sifat dan karakter dalam pelayanan untuk memudahkan dalam implementasikannya di lapangan pelayanan.
4.  Sumbangan Pdt. Elimelek Komangal bagi perkembanga jemaat dan para hamba Tuhan di masa kini dan masa depan.

C.  PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan Judul Proposal Skripsi yang kami angkat yaitu: “KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL” di rumuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:
1.  Bagaimana keadaan  suku Damal dan beberapa suku kerabat lainnya di Kabupaten Puncak Papua Distrik Beoga, dari dulu dan di masa kini dalam pelayanannya.
2.      Bagaimana keadaan umum suku Amungme dan beberapa suku kerabat lainya, di Kabupaten Mimika dan wilayah pelayanan lainnya.
3.    Bagaimana strategi pelayanan Pdt. Elimelek Komangal di masa lampau untuk dapat mengaplikasikannya metode iman, dan teladan hidup Pdt. Elimelek di masa kini.
4.    Apa saja yang ditempuh oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam kisah Hidup Pelayanan dari daerah Damal dan daerah lain di Pengunungan Tengah Papua.
D.  PEMBATASAN MASALAH/LINGKUP MASALAH
           Untuk menghindari, mencegah perluasan masalah yang tidak diperlukan maka perlu ada suatu pembatasan yang jelas: dalam Penulisan Skripsi ini, pembatasan itu meliputi:
1.    Pembatasan bidang ilmu.
Masalah kepemimpinan dalam organisasi gereja serta sarana dan para pembina Rohani dalam pelayanan untuk melaksanakan Misi Allah mulai dari Sinode, Kordinator, Klasis, Rayon-Rayon, dan Gembala-Gembala untuk dapat memupuk pelayanan penyiaran Injil guna untuk meningkatkan mutu dan kualitas Penginjilan.
2.    Pembatasan konteks permasalahan. Misi pelayanan Penyiaran Injil merupakan suatu Misi Tuhan Yesus, yang harus dijalankan di dunia ini, namun kalau untuk setiap orang yang mempunyai karunia Penginjilan harus  dapat dibina dengan baik, untuk dapat menginjili dan dapat menjangkau ke seluruh pelosok di daerah Kabupaten Puncak maupun Kabupaten Mimika, dan pada umumnya di seluruh tanah Papua sehingga, semua umat bisa menerima Injil dan dapat melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya.

E.   TUJUAN PENULISAN
Ada beberapa tujuan antara lain adalah:
          1.   Untuk dapat mengetahui siapakah Pdt. Elimelek Komangal itu, dan juga untuk mengetahui ketika Pdt. Elimelek dipanggil menjadi hamba Tuhan, bagaimana kondisi masyarakat Damal disaat itu, serta semua yang menjadi nilai-nilai positif dan nilai-nilai negatif dari sisi budaya, sosial agama, adat yang dijumpai oleh Pdt. Elimelek di ruanglingkup pelayanan.
2.  Untuk mengetahui persoalan atau tantangan yang dihadapi oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam Penyiaran Injil di antara keluarga, masyarakat dan gereja demi pelayanan Penyiaran Injil.
3.  Untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam menghadapi berbagaimacam tantangan, dan hambatan dalam pelayanannya.
4.  Untuk mengatahui Faktor-faktor apa saja yang mendorang Pdt. Elimelek Komangal sehingga, menerima Injil dan menjadi penyiar Injil. Kemudian bagaimana campur tangan Tuhan dalam pelayanan Pdt. Elimelek dari awal sampai sekarang.
5.  Untuk menyumbangkan semua potensi pelayanan yang digumuli oleh Pdt. Elimelek Komangal pada umumnya bagi gereja di masa kini dan pada khususnya generasi muda kedepan.

F.    MANFAAT PENELITIAN
1.    Manfaat teoritis
Ø  Sebagai bahan referensi yang turut memperkaya kajian sejarah gereja di Papua dan di perpustakaan STT Walter Post Jayapura.
Ø  Diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan bagi penulis, dalam mendalami persoalan pelayanan gereja melalui karya pelayanan Pemberitaan Injil oleh Pdt. Elimelek Komangal dengan pendekatan study tokoh-tokoh gereja.
2.    Manfaat praktis
Ø  Diharapkan masyarakat Damal secara umum di Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika dapat mengetahui semua talenta yang ada pada Pdt. Elemelek Komangal dan komitmennya yang behubungan dengan strategi Penyiaran Injil Rasul Paulus dan Jenis-jenis Pelayanan lainnya.
Ø  Diharapkan untuk para pelayan/kader-kader muda dari suku Damal, agar dapat memantapkan dan memahami Misi holistik masa kini di berbagai bidang pendidikan, kesehatan, sosial, politik, dan dalam tugas pelayanan.
Ø  Diharapkan gereja di Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika, dapat lebih mendalami dan mengatur strategi pelayanan yang kontekstual di Tengah-tengah suku Damal/Amungme, suku Dani dan beberapa suku lainnya, dengan melihat jejak pelayanan dan iman Pdt. Elimelek Komangal dan Para tokoh sejarah gereja lain.


G.  HIPOTESIS
           Hipotesis merupakan sesuatu yang diangkap benar untuk alasan atau pengutaran pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Ari Prahasta (2003: 153), hipotesis adalah aggapan dasar; sesuatu yang dianggap benar untuk alasan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti sampai dibuktikan melalui data yang terkumpul maka penulis mengemukakan beberapa hipotesis atau jawaban sementara ialah:
Ø Jika kesetiaan dan pengorbanan dalam Penyiaran Injil yang dapat dilakukan oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam tugas pelayanan Pemberitaan Injil sehingga suku Damal/Amungme, dan beberapa suku di Pengunungan Tengah boleh dapat menerima Injil dan menjadi orang-orang yang bertanggung jawab dan mandiri.
Ø  Ada pengaruh luar yang bergejolak sosial  maka hasil pelayanan pada masyarakat Damal/Amungme dan beberapa suku lainnya mengalami kemunduran iman.
Ø Dalam merealisasikan pelayanan holistik masa lalu dan masa kini Rohani-Rohani PI, Pendidikan, kesehatan dan ekonomi maka tanggung jawab sebagai orang Kristen yang dipanggil dan diutus dapat dipelihara dan dipertahankan.

H.    PENJELASAN ISTILAH
Untuk memberikan pengertian tentang Judul Penulisan Skripsi ini, maka perlu diberikan pengertian terhadap beberapa istilah dibawa ini yaitu:
1.      Kisah: Menurut kamus umum bahasa indonesia. Ari Prahsata 2013 Hlm 155. Cerita tentang kejadian dalam kehidupan, riwayat  dongeng, mengisahkan menuturkan cerita, menceritakan suatu peristiwa atau kejadian: kisah maka penulis berpendapat bahwa, semua kisah maupun semua peristiwa yang dialami oleh Pdt. Elimelek Komangal Merupakan sumbangan bagi jemaat masa kini dan masa depan
2.      Hidup: menurut kamus umum bahasa indonesia. Ari Prahsata 2013 Hlm 155. masih bernapas dan bergerak; masih ada sebagaimana mestinya. Menghidupi membiarkan hidup, tidak membunuh memberi nafka, memelihara.
3.      Pelayanan: teladan pelayanan Kristen disajikan dalam pelayanan Kristus, yang datang bukan untuk dilayani melainkan melayani (Matius 20:28). (Markus 10:45), kata kerja yang dipakai dalam ayat-ayat ini adalah: DIAKONIA yang melukiskan pelayanan di meja makan, dan mengingatkan kembali peristiwa tatkala Yesus membasuh kaki murib-murib-Nya (Injil Yohanes 13:14). Ensiklopedia  Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995.
4.      Pedeta: kamus Umum bahasa Indonesia. Ricky Mudjiono. FX. Dicky Prihermono W. Scientific Press, 2008. Pertapa, pemuka agama Hindu atau Protestan. Menurut pendapat penulis bahwa, kalau seorang Pedeta berhak untuk melakukan pelayanan Sakramen di gereja, kalau Gembala atau Pendeta setempat ada halangan. 
5.      Komangal: Komangal merupakan salah satu marga yang terdapat dalam Suku Damal, dan marga Komangal menetap di daerah Puncak Papua dan daerah Kabupaten Mimika.




I.     SISTEMATIKA PENULISAN
           Skripsi ini akan dibahas dalam beberapa bagian atau Bab yaitu, Bab Pertama pendahuluan, Latar belakang masalah, Pokok Masalah, Perumusan masalah, Pembatasan masalah/Lingkup masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penelitian, Hipotesis, Penjelasan istilah dan Sistematika penulisan. Bab Dua Telaah kepustakaan terdiri Tokoh-tokoh Alkitab, dan Tokoh Sejarah Gereja. Bab tiga terdiri dari Jenis Penelitian, Waktu dan lokasi penelitian, Sumber data (data Primer dan data skunder) Variabel penelitian, Populasi dan sampel, Teknik pengumpulan data (Observasi, Wawancara, angket dan study pustaka), Teknik analisis data, Kerangka berpikir. Bab empat terdiri dari Hasil penelitian dan pembahasan, Keadaan umum orang Damal, Letak geografi, Keadaan iklim, keadaan Gereja, Keadaan Pemerintahan, Lembaga pendidikan, Pos pelayanan kesehatan, Keadaan kebudayaan. Pekabaran Injil diantara orang Damal dan Dani, Kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, Biografi Pdt. Elimelek komangal, Elimelek Komangal dipanggil menjadi hamba Tuhan, Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek Komangal, Pelayanan Elimelek Komangal di daerah orang Damal, Pelayanan di daerah orang Dani dan orang Dem/Delem, Pelayanan di daerah Amungsa. Strategi pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, Tantangan dalam pelayanan, Jenis-jenis pelayanan, Hasil pelayanan. Bab lima Penutup terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran, Daftar kepustakaan, dan Lampiran-lampiran.






BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A.  TOKOH-TOKOH ALKITAB
1.    Kisah Hidup Dan Pelayanan Nabi-nabi
           Nabi adalah seorang hamba Tuhan yang dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah kepada manusia (Kamus LAI, 2002). Nabi adalah pembawa nubuat, utusan Tuhan, untuk membawa berita dari Allah (Pius A. Partanto dan dalla Allo Barry, 1996). Kamus modern bahasa indonesia, kamus lengkap bahasa Indonesia Drs. Rizky maulana. Dra Putri Amelia; Penerbit lama bintang surabaya (Nabi adalah utusan Allah orang terpilih karena keimanan dan akhlaknya yang baik, sehingga diangkat Allah menjadi utusan-Nya untuk menyebarkan agama Allah di muka bumi. Nabi dan gelarnya ada empat macam, yaitu pelihat Abdi Allah, hamba Tuhan, dan utusan Tuhan fungsi gelar dari keempat gelar kenabian berbedah-bedah karena, ada yang juru bicara, pelihat bernubuat, secara langsung, meramalkan dan memberikan bimbingan, mengumumkan penghukuman, menjelaskan hukum taurat, memperingatkan dan menegur dan memanggil bangsa-bangsa untuk bertobat (Yes 58:1; 40:1-28; Mat 4:4). Jenis-jenis kenabian yaitu: Nabi membimbing seperti Musa dan Samuel, nabi yang punya visi Daniel sampai Zakaria, nabi dengan perkataan Kitab Suci adalah Yesaya. Tipe-tipe kenabian, pastoral, nabi Penginjilan, Rasuli, dan nabi untuk bansa-bangsa (Steven Agustinus 2000; 19-20).




2.    Kisah Hidup Dan Pelayanan Imam-Imam
           Jabatan imam sangat penting dalam kehidupan orang Israel, karena mereka punya tugas seperti: mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat, dan memberi berkat kepada umat (Kamus LAI, 2002). imam yang berbicara kepada Allah berhubungan dengan Allah untuk umat. Dalam agama Yahudi imam berperan sebagai pemimpin ibadah umum, menyiapkan korban dan membimbing doa khusus (Ensiklopedi Alkitab Praktis 1992:55). Jenis-jenis imam adalah: imam besar, imam kepala, imamat (orang Lewi). Imam besar adalah dapat diwariskan oleh ayahnya kepada anaknya dan jabatannya lebih besar dan bertugas untuk mengatur pekrjaan imam kepala dan imamat orang Lewi (Ensiklopedi Alkitab Praktis 1992:55). Sedangkan pekerjaan imam kepala adalah mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat, dan memberi berkat kepada umat jadi berhubungan dengan Allah (Kamus LAI, 2002). Dan pekerjaan imamat orang Lewi adalah seperti; mengurus an menyelengkarakan upacara dan korban-korban hari raya orang Yahudi dan mengurus Alat-alat musik dalam kemah suci (Denis Gren; 2001:15), melakukan peradiln dan mengajar rakyat, menyanyi, dan lain-lain (Dr. F. L. Baker,2000: 360).

3.    Kisah Hidup Dan Palayanan Raja-Raja
           Raja pemimpin Rakyat pada kerajaan. Saul adalah Israel yang pertama dan sebelum memilih raja-raja manusia maka Allah, sendiri memerintah dan menjadi raja dari zaman adam sampai saul. Memerintah menurut kehendak Allah dan mengajar agar bangasa pilihan Allah, untuk tidak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa kafir. Tugas raja adalah memerintah/memimpin umat berdasarkan kehendak Allah (kekudusan/kebenaran). Dalam perjanjian Lama nabi-nabi, imam-imam, dan raja-raja, yang dipilih adalah orang-orang yang telah dilegistimasi  oleh Tuhan (dan oleh manusia). Agar mereka melayani manusia dengan tujuan supaya menjaga keharmonisan antara manusia dengan Allah. Orang-orang yang dipilih tidak dilihat dari apa yang ada di depan mata manusia tapi Tuhan yang melihat hati. (I Samuel 16:7) .

4.    Kisah Hidup Dan Palayanan Tuhan Yesus
            Menjejaki Bapak pelayanan Tuhan Yesus, di bumi  (Lukas 4:18-19), pelayanan Tuhan Yesus adalah realisasi Misi holistik, karena berkhotbah, mengajar, memberi makan dan memberi kesembuhan. Ia melayani manusia sesuai kebutuhan, yang ada seperti orang sakit, orang berdosa, orang kafir, orang lapar dan orang yang mengalami tindakan kekerasan. Dasar pelayanan Tuhan Yesus adalah Kasih (Matius 9:36). Sasaran pelayanan Tuhan Yesus adalah orang yang ada di desa dan kota. Tujuan pelayanan Tuhan Yesus adalah (Matius 6:10) “datanglah kerajaan-Mu,  jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga”.

5.    Kisah Hidup Dan Palayanan Para Rasul.
           Wujub/Realisasi amanat agung Yesus Kristus kepada Murib-murib-Nya (Matius 28:19-20; Kis 1:8), yang diteruskan oleh Para Rasul, seperti: Petrus, Paulus, Yohanes, Yakobus, dan lain-lain. Panggilan dan pengutusan Para Rasul adalah: Untuk meyebarkan pemerintahan Allah di bumi. Dasar pemberitahan mereka adalah tentang Yesus berhungan dengan kelahiran, kehidupan, pekerjaan kematian, kebangkitan, kenaikan, dan keturunan (Rohol Kudus) serta kedatangan Yesus Kristus jenis dan kegiatan yang dilakukan oleh Para Rasul adalah berkhotbah (Rasul Petrus Kis 2), mengajar, menyembuhkan sakit dan penyakit dan usaha-usaha sosial (Rasul Paulus Tukang Kemah Kis 18:1-4), dan mencari nafka dengan cara ini ketika ia berada di suatu tempat  (Baca Kis 20:34; 1Tes 2:9; II Tes 3:8), selain itu mengadakan pendekatan dengan budaya orang Yahudi dan agama Romawi.

B.   TOKOH SEJARAH GEREJA
             1.    Kisah Hidup Dan Palayanan Robet Alexander Jaffray
 Berikut ini adalah Kehidupan Robet Alexander Jaffray dapat dirumuskan oleh penulis dari dua buku: Karya Kristus di Indonesia (oleh Redger Levis:2007:23-76) dan tokoh-tokoh Kristen Yang Mewarnai Dunia; (Rudi. N Assa.2002:63-70).
 Ia dilhirkan tanggal 16 Desember  1873, di Scotlandia. Ia dilahirkan dari keluarga yang tidak memiliki keseimbangan Rohani. Karena ayahnya (Roberth Jaffrai) seorang yang dingin terhadap kekristenan tetapi mamanya adalah (Sarah Bugg) sangat aktif ke Gereja.
           Pada masa kecil ia menjadi seorang anggota atheis sejati. Sayang ia kena penyakit jantung dan gula. Syukur pada usia 16 tahun ia bertobat melalui berkat ketekunan dan usaha guru Sekolah Minggu Annie Gowan di gereja Presbiterian. Beberapa tahun kemudian ia mendengar khotbah Pendeta AB. Simpson dan mengugah hatinya untuk memberitakan Injil ke daerah lain.
           Ia mengalami kesulitan menjadi hamba Tuhan, karena ayahnya tidak setuju. Oleh karena kerelaan dan kesedian untuk mengadakan pelayanan maka ia diangkat menjadi ketua PI di Tionkok. Disana ia mengadakan beberapa jenis pelayanan: membuka dan pimpin Sekolah Alkitab, buat tulisan/majalah-majalah dan selanjutnya mendirikan sebuah penerbitan adalah hasil bantuan dari Kanada.
Dalam tahun 1920-an di Tionkok selama 77 hari terjadi pengepungan. Kemudian kota ini menjadi bersimbah darah, beberapa orang mati menganaskan. Dalam situasi ini menuntut keberanian. Ada utusan misi yang lain terkepun dan kenah peluruh. Ia bersama timnya berdoa dan berusaha menolong teman-temanya. Ia berani berhadapan dengan perampok dan ada yang sadar bertobat ketika Rob berkhotbah.
           Kemudian Rob meninggalkan disitu dan pergi melayani di Cina/Vietnam. Berhasil mengabarkan Injil disana. Tetapi karena pecah perang dunia pertama maka ia meninggalkan dari situ.
Dalam tahun 1928 Jaffrai tiba di Indonesia tepatnya di Makasar. Memulai pelayanan dengan strategi: membuka Sekolah Alkitab, Penerbitan (Kalam Hidup) dan Gereja pusat. Aplikasi pelayanan: 1) Mendirikan Sekolah Alkitab, 2) mendirikan percetakan.

2.      Kisah hidup Dan Palayanan Pendeta Rumainum
                Pada 1959, Rumainum mengupayakan agar ditempatkan satu pendeta GKI di Wamena, yaitu Pendeta Zet Rumere. Jemaat wamena ternyata tidak berdiam diri melainkan. merasakan panggilan untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus kepada orang-orang di Balim dan sekirnya. Oleh. Ismail Roby Silak (Januari 2011).
                 Anggota-anggota jemaat di Wamena dalam tugasnya, sebagai tenaga pemerintah tiap hari berhubungan dengan orang-orang Balim mereka di undang mengikuti kebaktian dan pendidikan Kristen ada yang mengikuti katekisaksi, karena mau memberikan diri di Baptis. Begitulah terjadi hubungan ke kampung-kampung  asal orang Balim jemaat GKI di Wamena diminta mengirim  Penginjil kesitu, Khususnya ke daera Kurima  Penginjil M. Fosba (Alm) tiba di Wamena dan mulai bekerja di kurima pada 24 September 1960, Dr. Vriend dan saya sendiri  tiba di papua waktu samasekali belum jelas dinama daerah baru untuk GKI. Kepala penerbangan MAF di sentani , D.Steiger .H dan pilot B. Johanson bersama Rumainum, Dr.Vriend dan saya sendiri beberapakali mengadakan penerbangan survey diatas lembah Heluk danYahuli. Dalam  satu rapat  diantara GKI ,MAF dan CAMA baru MAF secara resmi  bersedia terbang  untuk melajani kebutuhan GKI .

3.    Kisah Hidup Dan Palayanan Santo Fransiskus
           Hidup dan karya Santo Fransiskus dapat dirumuskan dari buku: 100 Pemimpin Spritual yang Mempengaruhi sepanjang Sejarah Dunia; oleh: Samuel Willard Crompton (2008:75-76). Ia adalah seorang Kudus Kristiani yang dilahirkan di kota Asisi di Urumbia, Italia. Tahun 1206 karena mengikuti kampanye militer, maka ia menderita penyakit parah. Di tengah kemalangan itu ia bermimpi dan mendengar ada suara yang berkata mengapa engkau meninggalkan Tuhan...? dan semangat itu dikobarkan oleh sebuah perintah yang di dengarnya bahwa Fransiskus Perbaikilah rumahmu.
Lalu tahun 1209, Fransiskus mendapatkan sebuah penglihatan lagi segala kesederhanaan dan dengan segala kerendahan hati berjalan maju untuk meneruskan kabar baik dari Tuhan itu, karena melihat segala kesederhanaan dan kerendahan itu menjadi kesan baik sehingga ada beberapa orang laki-laki dan perempuan mengikutinya. Orientasi tugas Fransiskus dan pengikutnya mengutamakan pelayanan mereka adalah memperdulikan orang miskin, merawat orang-orang sakit dan mengadakan ibadah-ibadah.
Fransiskus dan pengikutnya mendapat dukungan dari Paus Innocent III, karena Paus minilai bahwa pelayanan mereka adalah semirip dengan apa yang diajarkan oieh Kristus adalah diakui sebagai salah satu ordo.
Tahun 1221 Fransiskus mendirikan Ordo ketiga untuk orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk menolong orang-orang miskin dan yang sakit. Menjelang ajal Fransiskus mengalami luka-luka yang muncul di tangan dan kaki tepat dimana Tuhan Yesus terluka lalu ia meninggal dunia tahun 1226.

            4.      Kisah Hidup Dan Palayanan Dr.H.L.Senduk
           Kesanggupan seorang pemenang jiwa itulah kuasa Allah yang di dalam dia. Kita tak dapat menangkan seorang jiwa pun tanpa kuasa Allah. Kampang saja membentuk club/perkumpulan duniawi dalam lapangan sosial, kesenian, kebudayaan, dan sebagainya tetapi sukar sekali untuk membawa orang-orang kepada Kristus. Jemaat Tuhan itulah pekerjaan Rohol Kudus, semata-mata di dalam dan oleh kita.
           Kalau kita tak sanggup menangkan jiwa, itu artinya kita tidak memiliki kuasa Allah. Sebaliknya benar, lebih besar kuasa Allah di dalam kita, lebih banyak pula jiwa-jiwa yang akan kita menangkan buat kerajaan surga. Inilah perkara yang pertama yang tiap-tiap pemenang jiwa harus mengetahui. Ia harus dipenuhi dengan kuasa Allah. Tuhan Yesus berkata: “tanpa Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa.”(Injil Yohanes 15:5), itulah sebabnya Ia memerintahkan kepada murib-murib-Nya supaya mereka jangan dulu berbuat apa-apa melainkan tunggu di Yerusalem, sehingga kamu menerima kuasa dari sorga yaitu perjanjian dari Bapa (Ki Ras 1:8). Murib-murib Kristus yang pertama telah mentaati perintah Tuhan ini. Mereka menunggu dalam doa sehingga mereka dipenuhi dengan Rohol Kudus. Inilah urapan Roh yaitu kuasa Allah, yang menyanggupkan kita untuk melepaskan orang-orang berdosa dari segala rantai dosa dan Iblis, orang-orang sakit dari segala rantai penyakit. Oleh Dr.H.L.Senduk (17).
           Dengan dipenuhi Rohol Kudus, kita akan bernyala-nyala dengan cinta Tuhan, sehingga dapat kita mengasihi jiwa-jiwa sama seperti Tuhan. Kita mau berkorban, mau melayani, mau memikul Salib, mau sengsara bahkan mau mati sekalipun untuk keselamatan jiwa sesama kita manusia (1 Yoh 3:8; Rom 5:5 Yoh 13:34-35)
           Cinta Allah yang bernyala-nyala dalam hati kita itulah kesanggupan kita, karena dengan cinta kita bisa menang dalam segala perkara. Kesanggupan ini adalah perjanjian Tuhan bagi tiap-tiap anak-Nya. Dalam Lukas 11:13 Tuhan Yesus mengajak supaya kita sekalian “berdoa minta kepenuhan Rohol Kudus”. Inilah sungguh kehendak Bapa supaya kita semua menerima kepenuhan Rohol Kudus, karena itulah kesanggupan kita untuk menangkan jiwa.
5.    Kisah Hidup Dan Palayanan Pdt. Klaus Reuter
            Pdt. Klaus Reuter berasal dari salah satu kampung kecil yang bernama Fischelbach di Jerman dengan jumlah penduduk kurang lebih 800 jiwa 1962, Klaus Reuter diterimah sebagai siswa diseminar Rheinische Mission di Wuppertal, Jerman. Seminar itu adalah lembaga pendidikan khusus untuk Missionaris yang bersedia di luar negeri siswa-siswanya sebagian besar pemuda yang bersedia didik Untuk menjadi Missionaris. Lembaga pendidikan ini didirikan pada tahun 1823; oleh Zending di Jerman, yaitu Rheinische Mission. Lembaga pendidikan ini menerima siswa yang sudah didik dalam berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan dalam pelayanan, sama seperti Ottow dan Geissler sebagai utusan sending pertama ke papua pada tahun 1855 di mansinam Manokwari mereka belajar Alkitab Teologi, Penginjilan ilmu Agama Teologi praktika dan lainnya. Oleh Ismail Roby Silak (Januari 2011). Klaus Reuter yang sebelumnya sudah didik sebagai ahli listrik masuk di seminar sekolah Missonaris itu pada tahun 1962.”

6.    Kisah Hidup Dan Palayanan Alberth Schweitzer,1875-1965
           Hidup dan karya Alberth Schweitzer, dapat dirumuskan dari buku: 100 Pemimpin Spritual yang mempengaruhi sepanjang Sejarah Dunia; oleh: Samuel Willard Crompton (2008:169-170). Dan dari buku; Tokoh-tokoh Kristen Yang Mewarnai Dunia; (Rudi. N Assa.2002:13-19).
Sebagai seorang dokter, musisi dan pengabdi masalah kemanusiaan. Meninggalkan mimbar dan memilih rimba sebagai mimbamya. Albert Schweitzer, dilahirkan di Rayserberg, Alsace (sebuah provinsi di Jerman), pada 14 Januari 1875 sebagai seorang putra Pendeta. Pada masa kecilnya sakit dan penyakit adalah bagian dari hidupnya. Dengan penuh kasih sayang kedua orang tuanya merawat anak kekasihnya.
Setelah menyelesaikan studinya ia bekerja sebagai pendeta di Strasbourg dan mengadakan konser-konser musik dan ceramah-ceramah tentang musik secara bergilir ke daerah-daerah.
  Tahun 1896, ia merasa bahwa kebahagiaan yang dirasakan adalah tampaknya sia-sia, karena ketika membaca majalah pekabaran Injil yang mengisahkan tentang keberadaan orang Afrika yang berada dalam kondisi keterpurukan tentang kesehatan dan kemiskinan. Yang mana daerah itu tidak ada tenaga dokter dan juru rawat. Di Afrika membutuhkan tenaga dokter, sedangkan Albert adalah doctor dibidang musik, filsafat dan teologia. Pada 13 Oktober 1905 Albert memberitahukan kepada teman-temanya dan keluarganya tentang komitmennya untuk masuk di Fakultas Kedokteran. Hal itu dianggap gila dan lucu karena bagaimana seorang profesor kembali menjadi mahasiswa. Ia menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran pada 17 Desember 1911.
           Suatu catatan hariannya sebelum ia berangkat ke Afrika bahwa: Aku merasa kegembiraan mengikuti panggilan sebagai seorang pendeta, aku telah banyak berkhotbah dan mengajar, aku sudah cukup banyak berkata-kata, sekarang aku ingin mempraktekan kata itu menjadi perbuatan; aku telah bertekad menjadi seorang dokter rimba.
Alberth dan istrinya tiba di Afrika 20 Mei 1913. Kehadiran Albert disana merasa bersyukur sebab selain penyakit jasmani terobati, iman mereka kepada Yesus bertumbuh. Mereka disana melayani selama berpuluh-puluh tahun sehingga tahun 1954 dianugrahi nobel perdamaian.
7.    Kisah Hidup Dan Palayanan Bunda Tresa,1910-1997
  Kehidupan dan perjuangan Bunda Tresa, dirumuskan dari buku: 100 Wanita Paling Berpengaruh Sepajang Masa; Oleh: Deborah G. Ferder (2008:139-143). Lahir diantara keluarga Albania di Skopje, Makedonia, pada tahun 1910, ayahnya adalah pedagang bahan makanan. Sejak usia 17 tahun pergi ke Irlandia untuk bergabung dengan biarawati-biarawati. Ia belajar bahasa Inggris. Ia mengajar salah satu sekolah biarawati. Namun ia menerima apa yang disebutnya sebagai panggilan sejak tahun 1946.
Adalah Biarawati yang berjasa baik, karena komitmen dan panggilan ilahi-Nya. Ketika ia meninggalkan tugas yang mulia sebagai Biarawati di Calkuta, dan ia datang ke suatu kampung yang disebut kumuh. Hidup bersama-sama dengan orang-orang di kampung yang kumuh ituhbiskan menjadi imam pada tahun 1942. Dia menjadi pendamping uskup tahun 1970 dan dalam bulan Februari 1977, ia dilantik menjadi Uskup Agung untuk seluruh El Salvador.
Sampai tahun 1970, Romero bertahan pada penafsiran doktrin Katolik yang moderat dan tradisional. Tapi ia percaya bahwa gereja harus melayani kebutuhan orang miskin dan yang terluka tetapi jangan melibatkan diri dalam kontraversi-kontraversi politik maupun sosial.
           Pada tahun 1977, El Salvador merupakan negeri yang sedang bergejolak karena orang-orang hidup dalam berbagai kemiskinan dan hanya sedikit sekali kesempatan untuk memperbaiki hidup bahwa karena orang-orang bersenjata berkeliaran di jalan-jalan.
           Tahun 1979, ia didominasikan untuk menerima nobel perdamaian karena membela kaum miskin di negerinya, tetapi hal itu telah gagal karena musuh selalu mengejar dan dibunuh. Bulan maret 1980, ketika sedang merayakan Misa (di dalam gereja). Romero adalah salah satu dari sejumlah orang yang mati karena ia berupaya membebaskan orang-orang tertindas. Romero menjadi pahlawan bagi orang-orang yang mendukung terwujudnya keadilan sosial.

           8.      Kisah Hidup Dan Palayanan Oleh Tokoh Gereja Kingmi Papua Dalam Transformasi Gereja
           Setelah pergumulan panjang untuk mentransformasi mutu struktur organisasi gereja-gereja kemah Injil sesuai dengan kebutuhan dan konteks di tanah papua dalam KONAS di Bogor dan konferensi GKII wilayah Papua yang ke VIII di Nabire baru-baru ini, maka sampailah kita pada keputusan penting sebagai garis besar pelayanan yang harus ditindak lanjuti bersama-sama gereja-gereja kemah Injil Kingmi (KINGMI), Papua sesuai dengan konferensi GKII wilayah Papua tanggal, 26-29 Juli 2006 di Nabire. GKII wilayah Papua dengan sendirinya sudah dibubarkan, dan gereja kemah Injil di Tanah Papua dan Papua Barat ini dengan sendirinya sudah resmi menjadi sinode Gereja Kemah Injil (KINMGI) Papua. Utuk menindaklanjuti keputusan-keputusan tersebut, badan pengurus Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI), Papua telah menetapkan program D-4 sebagai program resmi Sinode Kingmi Papua dalam raker Sinode perdana tahun lalu. Oleh. Panitia Pelaksana. (Sorong 15 November 2005).
Gereja Kemah Injil Kingmi Papua tentu hadir disini untuk memperbaharui dunia ini bagi kerajaan-Nya. Sebagaimana kata Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes kepada murid-muribn-Nya, bahwa kamu bukan dari dunia ini, tetapi kamu ada di dalam dunia ini” (Injil Yohanes 17). Maksud keberadaan gereja di dunia ini adalah untuk melaksanakan misi Allah (Missio Dei), itu sendiri pada dunia ini. Gereja harus memandang dunia ini sebagai milik Tuhan yang diberi pekerjaan dan diutus kedalam dunia ini untuk berkarya bagi pemilik-Nya. Tugas utama yang diberikan oleh pemilik dunia ini. Untuk menjaga dan memelihara dunia ini, sehingga Allah dihadirkan dalam dunia ini. Dunia pada saat ini menghadapi berbagai kritis multidimensi. Gereja di papua khususnya gereja kemah Injil (KINGMI), di Papua sedang berada dan mengumuli konflik yang besumber dari aspek-aspek dibawa ini. Pertama aspek peralian budaya. Kedua masalah, kependudukan dan kemajemukan, masalah politik dan pelangkaran hak-hak dasar umat Tuhan di tanah Papua, yang masih belum ditangani baik.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.  Jenis Penelitian
           Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan Skripsi ini, ialah deskriptip. Menurut Koenjaraningrat, (1986:63). Penelitian  deskritif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu proyek, suatu sel kondisi suatu sistem penulisan atau kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Kamus kamus umum bahasa indonesia. Ricky Mudjiono FX. Dicky Prihermono W. (2008:99). Bersifat mengambarkan apa adanya, bersifat deskripsi. 
           Metode deskriptif di atas selain dipakai dalam pengumpulan data yang meliputi analisa dan interprestasi mengenai makna data tersebut. Ubahan Deskritif yang layak dapat menyelidiki dan memecahkan masalah yang berlangsung masa sekarang serta tertuju pada masalah aktual (Sudarso Bahar 1986: 33). Penulis memusatkan perhatian dalam memberi penilaian atas misi pelayanan Penyiaran Injil dan dampaknya terhadap Jemaat-jemaat di gereja Distrik Beoga Kabupaten Puncak maupun Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika, pendekatan study yang digunakan adalah study tentang tokoh dalam menghadapi persoalan Teologi, Sosial Ekonomi, Pendidikan, Keagamaan, Budaya, dan Politik. Di lapangan dalam membawa Amanat Agung berdasarkan Matius 28:19-20; dan Kisah Para Rasul 1:8. Sehingga dalam pemberitaan Injil dapat memenuhi kebutuhan jemaat.


B.   Waktu Dan Lokasi Penelitian
a.    Tempat penelitian
Tempat penelitian ada dua tempat Kabupaten Mimika Distrik Kwamki Narama, dan Kabupaten Puncak Papua Distrik Beoga Provinsi Papua.
b.    Waktu penelitian.  
 Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dimulai dari seminar usulan                                                penelitian sampai penyelesaian laporan penelitian                                                                                  
            C.    Sumber Data Mengacu Pada  Dua Sumber  Yakni:
a.     Data primer
Adalah data yang dapat diamankan melalui pengamatan secara langsung di lapangan penelitian berhadapan dengan objek penelitian.
b.    Data sekunder
Data sekunder adalah: data yang diperoleh melalui catatan tertulis surat majalah buku-buku dan arsip.

D.  Variabel Penelitian
           Variabel adalah suatu yang akan menjadi objek penelitian. Variabel adalah sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Untuk itu, menurut “Husein Usman dan Purnomo, Variabel bebas adalah: “Ubahan yang menjadi sebab perubahannya atau tubuhnya variabel independent. Sedangkan variabel terikat yang dipengaruhi dari adanya pengaruh indenpendent” (Husein Usman dan Purnomo, 1996: 9-10). Penulis sebagai Peneliti dengan melihat masalah yang ada pada objek peneltian serta upaya untuk mendapatkan gambaran tentang Kisah Hidup Dan Pelayana Pdt. Elimelek Komangal maka Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
a.    Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah: kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal dalam pelayanan penyiaran Injil.
Ø  Pelayana Penyiaran Injil
Ø  Mengenal kebutuhan jemaat
Ø  Mengarahkan
Ø  Menjadi teladan
Ø  Menegur
Ø  Memberi pujian dan
Ø  Mendoakan
b.         Variabel terikat adalah: Pertumbuhan Rohani jemaat
Ø  Sikap
Ø  Moral  dan
Ø  Perilaku

E.   Populasi Dan Sampel
a.     Populasi
           Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada di wilayah penelitian, maka penelitian itu merupakan penelitian populasi (Suarsimi Arikunto). Populasi adalah keseluruhan yang terdiri dari manusia hewan tumbu-tumbuhan gejala setiap tes atau peristiwa sebagai sumber yang dimiliki data karateristik dalam suatu penelitian (Sutrino hadi), dengan demikian populasi merupakan keseluruhan dari suatu objek penelitian yang menjadi sasaran penelitian. (Ari Prahasta 2003: 342). Populasi adalah Penghuni suatu tempat, jumlah orang yang mempunyai kesamaan ciri, sekelompok orang, benda atau binatang yang menjadi pengambilan sampel.

b.    Sampel
           Menurut Subarsini Arikunto (1989: 106) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Selanjutnya Handri Nawai (1990:144), menjelsakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data, satu penelitian. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel tidak terhadap populasi, tetapi kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan generalisasikan terhadap populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul reprensetatif (Mewakili), adalah sebagian invidu yang dapat diteliti (Sutrino Hadi), atau wakil populasi yang diambil,  jadi dalam penelitian ini sampel adalah sebagian kecil dari Pdt. Elimelek Komangal.

F.     Teknik Pengumpulan Data
a)    Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejalah-gejalah subjek yang diteli, pengamatan dilakukan dalam keadaan yang sebenarnya (Moh.Nasir, 1998).
b)    Wawancara
Wawancara merupakan teknis pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan pada umumnya daya/lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu. (Sutrisno Hadi 1996)

c)    Angket (Kuisioner)
Angket yaitu daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk memilih jawaban atau mengisi jawaban setiap pertanyaan. Ari Prahasta. (2003: 22). Dan angket adalah usaha pengumpulan informasi dengan menyampaikan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Handri Nawawi, 2001: 117).

d)   Study pustaka
Study pustaka adalah mempelajari buku-buku atau literatur yang relevan dengan masalah atau topik penelitian. Sebagaimana dikatakan Kartini Kartono (1986:67). Bahwa study kepustakaan adalahsuatu kegiatan yang dilakukan dengan membaca serta mendalami beberapa referensi: buku-buku, ensikopedia, majalah-majalah, dukumen-dukumen, jurnal dan sejenisnya.

G.  Teknik Analisis Data
           Penulis menggunakan pendekatan tokoh-tokoh gereja, dalam study penulis menganalisis semua dasar-dasar dan hukum-hukum, yang telah diterimah kebenaran dan memberi bobot penilaian tokoh. Mengklatifikasikan data-data, sesuai dengan priodesasi mengenai dampak positif dan visi pelayanan Penyiaran Injil dalam konteks politik, culturan, social ekonomi, dan pendidikan yang dapat mempengaruhi proses jalannya pelayanan Penyiaran Injil.



H.  Kerangka Berpikir
      I.   Gambaran umum Kisah hidup dan pelayanan Penyiaran Injil

       Dunia
1.         Tempat Nabi2, Imam2 dan Raja2:
dilahirkan,hidup dan melayani
2.         Tempat Tuhan Yesus, lahir,
hidup dan Melayani,
3.         Tempat Para Rasul;
dilahirkan, dipanggil dan melayani
4.         Tempat pekerja sosial, dan kemanusiaan
dilahirkan, hidup dan melayani
5.         Tempat dimana Pdt Elemelek Komangal dilahirkan hidup dan melayani
Situasi kebudayaan   
I.   Situasi keagamaan
II. Situasi sosial
III. Situasi pemerintahan

II. Gambaran Pelayanan Pdt Elimelek  
      Pdt. Elimelek Komanga. utusan Mat 28:19-20; Kis 1:8; Mat 24:14
Strategi Misi
Pelayanan Penyiaran Injil
Jenis-Jenis Pelayanan:
1.    Penginjilan
2.    PA
3.    Pendidikan
4.    dll

Sikon suku Damal/Amungme dan beberapa suku pada masa  pelayanan Pdt. Komangal
Hasil  Pelayanan Penyiaran Inji Pdt. Elimelek Komangal dulu hingga sekarang



 


BAB  IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  KEADAAN UMUM ORANG DAMAL
1.      Keadaan Umum Orang  Damal
          Masyarakat suku Damal, memiliki kepercayaan bahwa Hai, akan terjadi pada suatu saat nanti, tetapi masyarakat Damal menemukan suatu hal yang baru mereka sering berkata bahwa Hai-akhiwitu-mo, artinya kami mengalami kehidupan yang baru. Dalam kehidupan masyarakat Damal turun temurun sering berkata bahwa Hai-o ena-wolek-e artinya sesudah generasi ke generasi suatu saat akan terjadi Hai, atu kehidupan yang baru yaitu kehidupan yang tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan mereka pada saat itu sehingga, pada umumnya untuk suku Damal ketika Missionaris membawa Injil ke daerah Ilaga dan Beoga (Puncak Papua), mereka tidak tanya-tanya mengenai Injil yang diberitakan itu,  tetapi suku Damal langsung bangkit dari kehidupan yang lama dan terima, karena mereka memiliki konsep mengenai mitos Hai.
          Menurut sejarah suku Damal, mereka menyebar dari lemba Baliem/Seima, sampai di Ilaga Beoga dan sampai ke Amungsa kini di sebut dengan Tembagapura. Mereka  telah mencapai pada generasi ke Sembilan (9), karena: a) menurut Pendeta  Gibbons (Misi C&MA),  bahwa orang Damal terbagi dalam 80 Zaman dari Adam hingga sekarang, b) menurut eksperedisi Inggris (Dr.A.F.R.Wolason, dkk) pada tahun 1912,  mendaki sampai di Puncak Gunung Nemang Kawi, (Karteng) mereka telah menemukan bekas arang dan abu dari leluhur orang Damal di salah satu Goa dan membawa ke Amerika untuk memeriksa di laboratorium dan arang itu adalah ada dari 50 zaman yang lampau.

2.      Letak Geografis
          Suku Damal. Kawasan Damal/Amungme terletak pada garis bujur 36’0. Bujur Timur. Garis lintang adalah 4’0 lintang. Selatan di bagian Utara dan 4’0 16, lintang selatan di sebela selatan.
    Di daerah Beoga perbatasan dengan sebelah Timur dengan Kabupaten Puncak Papua atau yang sekarang disebut dengan Distrik Ilaga, Ilaga adalah daerah Suku Damal dan Suku Dani. Sebelah barat perbatasan dengan Distrik Sugapa yang sekarang kabupaten Intanjaya yang penduduknya adalah suku Moni. Sebelah selatan perbatasan dengan Distrik Tembagapura Kabupaten Timika, yang pribumi suku Damal/Amungme dan Kamoro ditambah dengan lima suku kerabatnya yaitu, Suku Moni, suku Me, Suku, Dani, Suku Nduga, dan Damal. Sebelah utara perbatasan dengan Distrik Pinna, dimana penduduknya suku Dem/Delem, Wono, Nduga dan Damal.

3.    Keadaan Topografi
          Keadaan topografi adalah menyangkut gunung, telaga sungai dan keadaan tanah. Daerah Damal dikelilingi oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi, dan terdapat banyak aliran sungai.
     Keadaan topografi di daerah Beoga tidak bedah jauh dengan daerah lain di Pengunungan Tengah pedalaman Papua. Namun di daerah Beoga ada tiga hal yang menjadi menonjol yaitu: pertama di Beoga dikelilinggi oleh beberapa gunung yang ternama bagi masyarakat suku Damal yaitu seperti; Gunung Enong Hau, Girunuru, Bongom, Kogop, Wina Kangi, Munangtai, Nelokor, Hiwombuk dan Wondalo.
Kedua sungai yaitu, Beok-gong (sungai besar) harus menyeberang dengan jembatan, dibawahnya seperti, Ampono-gong, Milno-gong O,Dugno-gong, Jalapnogong, Wangno-gong, Jenalno-gong, Bano-gong, dan Tanggino-gong.
           Ketiga keadaan Tanah yaitu di daerah Beoga memiliki tanah yang subur, karena, dilihat dari salah satu contohnya adalah: masyarakat membuka perkebunan kopi dan buah-buahan dan jenis tanaman yang lainnya, ternyata tanah di Beoga sangat cocok dengan tanah industri pertanian yang baik, karena mengenai hasil bumi dari Beoga sudah terbukti pada tahun 1980-sampai tahun 1995 PT. Freeport Indonesia mengambil hasil bumi dari Beoga dalam satu minggu satu kali melalui Helicopter datang dari Tembagapura untuk mengangkut hasil bumi dari masyarakat.

4.    Keadaan Iklim
          Keadaan berhawa dingin, dalam aktivitas sehari-hari manusia bergantung pada kondisi alam (iklim). Kondisi iklim yang terdapat di daerah Puncak Papua pada umumnya adalah tropik basah dengan suhu udara maksimun 270°c sedangkan pertukaran musim hujan dan kemarau terjadi secara bergantian.
5.    Keadaan Gereja
          Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), wilayah Papua sudah menjadi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI), Papua sesuai dengan hasil konferensi GKII wilayah Papua pada tanggal 26-29 Juli 2006 di Nabire. GKII wilayah Papua dengan sendirinya sudah dibubarkan, dan Gereja Kemah Injil di Provinsi Papua dan Papua Barat ini dengan sendirinya sudah resmi menjadi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) Papua.
          Di Beoga ada beberapa  dedominasi Agama yaitu: Gereja Kemah Injil Kingmi (GKIP), Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Gereja Khatolik dan agama Islam. Ketika terjadi reformasi Gereja dari GKII ke Gereja Kemah Injil Kingmi Papua (GKIP), maka terjadi pecah belah namun jemaat GKII hanya ada di daerah Beoga dua Gereja sedangkan semua jemaat di daerah Beoga  mayoritas jemaat (KINGMI). Perkembangan sejarah Gereja pada tahun 1985-1990 banyak guru di datangkan dari pulau jawa untuk pedalaman supaya mereka mengajar sekolah di Beoga mulai dari SD sampai SMP, guru-guru yang di datangkan tersebut ada yang beragama Khatolik, Islam sehingga yang datang dari Jakarta atau umat yang beragama Islam mendirikan sebuah Mesjib di Beoga, kemudian pada tahun 1995 masyarakat tidak setuju, karena setiap hari masyarakat Beoga terkanggu dengan aktivitas ibadah dari umat muslim, dan pada tahun 1996 masyarakat melarang memasang toa di Mesjid. Lalu mereka sepakat tanah yang dibangun mesjid itu ditarik kembali oleh pemilik tanah akhirnya umat muslim saat ibadah tidak datang di Mesjid tetapi mereka beribadah masing-masing di rumah.
          Perkembangan gereja Khatolik, orang–orang yang beragama khatolik datang di daerah Beoga melalui guru-guru yang beragama khatolik dari Nabire dan daerah-daerah lain dari Papua yaitu orang Me, dan orang Timur-Timur dan suku-suku yang lain, Gereja Khatolik tidak bertahan lama di Beoga, karena guru-guru tersebut dapat di pindahkan lagi ke daerah lain, kemudian Gereja Khatolik tidak dapat berkembang di daerah Beoga karena semua umat yang menganut agama Khatolik selalu pindah-pindah daerah,  karena mereka bukan masyarakat asli dari Beoga kemudian Gereja ini bertahan paling lama dua tahun dan sekarang tidak ada lagi. Kedua agama tersebut tidak dapat berkembang oleh kerena masyarakat Damal tidak mendukung dan tidak dapat memberikan tempat untuk mereka. Wawancara Penulis Dengan Pdt. Alfon Newegalen. Ketua Klasis Distrik Wangbe.
           Pada tahun 1958 Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), di daerah Beoga di buka oleh para utusan Injil, dan beberapa penduduk asli memulai dari tahun itu, sampai dengan hari ini, aktivitas ibadah berjalan dengan baik sampai dengan hari ini, sesuai dengan harapan pemimpin gereja Pemerintah dan masyarakat setempat, di Kabupaten Puncak Papau. Distrik Beoga berkedudukan di Milawak menurut data yang diperoleh dari Klasis Beoga dan Sekretaris Distrik Beoga pada tahun 2011 bahwa ada 18.000 umat dari 19 Gereja/Jemaat.

6.    Keadaan Pemerintahan
          Kecamatan atau Distrik Beoga ada sejak Pemerintahan Kabupaten Paniai Ibukota Nabire. Sampai hari ini dan sejak ada pemekaran Kabupaten Puncak Jaya ada pemekaran beberapa Distrik dari satu Distrik yaitu Distrik Beoga di mekarkan Distrik Wangbe dan Distrik Gome. Dan sejak tahun 2008 ada pemekaran Kabupaten Puncak Papua beribukota di Ilaga. Dalam kabupaten ini terdapat (8) Distrik, yaitu: Distrik Ilaga, Distrik Beoga, Distrik Wangbe, Distrik Gome, Distrik Pogoma, Distrik Sinak, Distrik Agandugume dan Distrik Dofo.
Tabel 1: Ada Beberapa Kampung Dari Distrik Beoga yaitu sebagai berikut:
No
Nama Kampung
Kedudukan alamat
Ket
1
Puluk
Puluk

2
Puber
Puber

3
Kelandirukma
Kelandirukma

4
Daungber
Daungber

5
Tingilber
Tupia

6
Dingkibuma
Dingkibuma

7
Milawak
Distrik  Beoga

8
Julogoma
Julogoma

9
Ogamki
Ogamki

10
Jampul
Jampul

11
Mugulip
Mugulip

12
Nungai
Nungai









                  Sumber Sekretaris Distrik Beoga 2011



            Menurut Endemkion Newegalen, bahwa dulu tidak banyak orang yang berpendidikan di SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. Karena jangkaun medan yang sulit dijangkau termasuk gejolak social antar warga masyarakat. Tahun 1990, baru ada putra daerah bisa berpendidikan baik, karena ada Pemekaran Kabupaten Puncak, Distrik dan Pampung-kampung. Pemekaran menjadi pintu masuk karena, bisa membuka SD/SMP/SMA, dampak dari pemakaran tersebut, banyak generasi Damal mengerti bahwa sangatlah penting pendidikan di masa kini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

7.    Lembaga Pendidikan
            Suku Mee dari Paniai selatan yang pertama datang di daerah Beoga adalah Pdt. Moses Pakage (Amhr), pada tahun 1954 Bapak Moses menyelesaikan Sekolah Rakyat di Bomou. Kemudian pada tahun 1957 Bapak Moses menyelesaikan Sekolah (KPG), kesatuan Pendidikan Guru di Gakokebo, dan melanjutkan Sekolah Alkitab di Enarotali, selama dua tahun (2), dari tahun 1958-1959 selama Bapak Moses menjadi Siswa ia juga dipercayakan untuk mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, dari pengalaman mengajar itu menjadi penilaian khusus dari Misionaris tuan Sulz dengan teman-teman mempunyai perhatian khusus pada Bapak Moses, saat yang sama juga Misionaris tuan Gibbons dari Beoga juga membutuhkan tenaga guru mengajar, pada tahun 1960 pada tahun 1960 Bapak Moses dengan istrinya Anike kotoki datang ke Beoga, kehadiran keluarga hamba Tuhan ini warga masyarakat Damal di Beoga menyambut dengan baik kedatangan mereka di Beoga, pada tahun yang sama Bapak Moses membuka Sekolah Persiapan dan dibantu oleh istrinya Anike Kotoki, saat itu siswa-siswanya adalah Bapak-Bapak yang sudah berkeluarga, Sekolah Persiapan ini berjalan selama dua tahun, dan mejelang tiga tahun pada tanggal 19 September 1963 mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili di Irian Jaya  disingkat menjadi YPPGI, Yayasan ini dibentuk di Jayapura (Holandia) pada tahun yang sama.
          Pada tanggal 1 Oktober 1967 Bapak Moses di tugaskan di SD YPPGI Wangbe, dan menjabat sebagai kepala Sekolah pada tahun 1967 sampai 1977 Pakage bertahan mengajar di Wangbe karena, saat itu belum ada pemakaran Distrik Wangbe jadi untuk guru susa bertahan di Distrik Wangbe tetapi Bapak Moses selalu bertahan untuk mengajar, walaupun dalam kebutuhan hidupnya mengalami kendala, dan murib-murib pertama yang berhasil adalah:

1.    Bpk. Pdt Alpius Kiwak
2.    Bpk. Pdt Lukas Agabal
3.    Bpk. Ben Newegalen
4.    Bpk. Pdt Alfon Newegalen yang kini menjadi Klasis Wangbe
5.    Bpk. Nukh Pekey
Pada tahun 1978 Moses Pakage pindah dari Desa Wangbe ke Milawak Ibu kota Kecamatan Beoga, akibat dari perpindahan Bapak Moses Sekolah YPPGI Wangbe tutup selama lima tahun (5), dan murib-murib dari Wangbe pindah ke Milawak. Kemudian pada 1982 SD YPPGI berubah menjadi SD Inpres ada guru-guru kontrakan dari Jawa yaitu:
1.    Bapak. Samuji
2.    Bapak. Sowoto
3.    Bapak. Gangi
4.    Dan Bapak Sumadi menjadi kepala Sekolah di Wangbe
Bapak Sumadi merupakan kepala Sekolah kedua, sesudah Bapak Moses Pakage, sesudah Bapak. Sumadi pulang ke kampung halama nya, Bapak Alpius Kiwak menjadi kepala Sekolah sampai  saat ini.
           Adakan pemakaran Distrik Wangbe pada tahun 2008, tetapi dalam lingkungan Distrik Wangbe hanya ada dua Sekolah yaitu: SD Inpres Pilogoma dan Wangbe, tetapi SD, Pilogoma tidak berjalan dengan baik karena, kurang tenaga guru dan tempat jangkauannya sulit karena, ada banyak gunung-gunung dan sungai-sungai. Wawancara penulis dengan Alpius Kiwak.
           Namun di Distrik Beoga ada beberapa sekolah yaitu: SD Inpres Wandiber, SD Inpres Julogoma, SD Inpres Kelmabet, SD Inpres Nungai. Tetapi SD Inpres Wandiber tidak dapat berjalan dengan baik, karena kekurangan tenaga guru, dan jangkauan lokasi pendidikannya sulit dijangkau, kemudian SD Inpres Daungber berjalan dengan baik, tetapi kadang ada halangan karena kekurangan tenaga guru, dan SD Inpres Julogoma proses belajar mengajarnya sering menghambat sebab,  kekurangan tenaga guru sehingga kadang tidak berjalan dengan baik. Kemudian SD Inpres Kelmabet berjalan dengan baik sampai saat ini, tetapi kadang ada hambatan yaitu kekurangan tenaga guru. SD Inpres Nungai sudah tutup akibat dari konflik antar warga namun, sebelumnya sekolah ini sering mengalami hambatan. Sebab kekurangan tenaga guru.
           Di Distrik Beoga juga terdapat satu Sekolah Alkitab dalam bahasa daerah yang dibuka oleh Misionaris Don Gibbons, dengan tujuan untuk mengkaderkan hamba-hamba Tuhan, untuk menjadi Penyiar Injil maupun untuk menjadi gembala tetap, dan di Distrik Beoga juga terdapat satu SMP sekolah Menengah Pertama, Sekolah ini berjalan dengan baik sampai hari ini karena Sekolah ini di jaga ketat oleh masyarakat setempat maupun guru-guru pengajar.

8.    Pos Pelayanan Kesehatan
         Ada beberapa Pos pelayanan yaitu Puskesmas di Distrik Beoga, dan Puskesmas di Desa Daungber. Dan Puskesmas Desa Nungai berjalan aktif sampai dengan sekarang, tetapi kedua Puskemas tersebut didirikan oleh Pemerintah daerah diperkirakan pada Tahun 1988.

9.    Keadaan Kebudayaan
Ø  Bahasa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Damal seperti : Amole dan Amolonggo adalah salam atau selamat untuk  jamak Amolonggo dan tunggal Amole. Dari 26 abjad, huruf vocal dan huruf  konsonan hanya beberapa huruf  seperti: r, f, s, v,x, yang tidak ada dalam ungkapan kata dalam bahasa Damal maupun dalam penulisan buku.
Ø  Religi/kepercayaan. Kepercayaan yang telah mengakar pada suku Damal dari masa ke masa adalah kepercayaan tentang mitos Hai. Hai adalah zaman bahagia yang belum pernah terjadi. Masyarakat Damal percaya bahwa, generasi ke generasi kemudian, pada suatu saat akan terjadi  Hai, atau menikmati kehidupan yang sangat bahagia yang belum perna terjadi pada masa mereka.
Ø Sistem Pengetahuan. Pengetahuan dasar orang Damal tentang: bagaimana membangun rumah, bagaimana buat pagar, bagaimana melayani orang sakit, bagaimana gizi Ibu dan anak, bagaimana penyembuhan luka, bagaimana buat kebun, bagaimana berternak, bagaimana berburu dan sebagainya. Pengetahuan dimaksud belajar dalam tahapan, anak perempuan dengan Mamanya di Honai Perempuan dan anak laki-laki dengan Bapanya di Honai Laki-laki, dan bersama anak perempuan dengan Mama di kebun/dikandang dan juga anak laki-laki dengan Bapa di kebun, hutan dan sebagainya.
Sistem pengetahun untuk penyembuhan: Pel adalah garam batu yang dicampur  dengan sedikit air dan minyak babi untuk penyembuhan luka. Potong babi dan minyaknya digosokan pada ibu dan anak yang baru melahirkan agar ibu dan anak tetap sehat. Bulum adalah daun gatal sebagai obat gosok. Menteioret adalah makanan untuk ibu dan anak yang baru dilahirkan, dan sebagainya. (Melkias Kiwak, 2008:53).
Ø  Kesenian. Punya tiga bagian,  yaitu: seni pahat, seni ukir dan seni tari. Seni pahat bagi orang Damal adalah bagaimana tebang pohon untuk membuat rumah, pemagaran dan sebagainya dengan mengunakan kapak batu. Seni ukir adalah buat panah dan sejenisnya seni tari merupakan dansa dan lagu tradisional yang dilakukan ketika pesta babi atau boli-moli artinya pesta babi dalam bahasa Damal membuka kebun baru bersama-sama dan saat pesta hasil kebun secara kelompok yaitu contohnya memasak keladi, Jagung, ubi-ubian dan hasil kebun lainnya.
Ø  Mata Pencarian. Mata pencarian yang dikenal bagi orang Damal adalah Pertanian, Peternakan, dan berburu, dengan usaha dan pekerjaan ini dapat membantu kebutuhan hidup mereka sehari-hari, namun masyarakat Damal pada umumnya terkantung pada kehidupan akraria/pertanian dan peternakan karena melakukan berburu biasanya, hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang tertentu pada suatu kampung, yaitu dengan cara memasang jerat dan berburu, dan anjing berburu biasa disebut dengan Mitim Tamum berarti anjing berburu anjing-anjing tersebut biasanya dikasilatihan secara adat supaya anjing itu menjadi pintar untuk berburu.
Ø  Peralatan. Yang dimaksud dengan peralatan adalah alat perang, alat kerja, alat transportasi, alat komunikasi, dan alat-alat sejenis lainnya, alat kerja adalah kampak batu untuk tebang pohon, alat kerja untuk memotong rumput biasanya gunakan kaju jambu dan sejenis kaju lainnya, alat busur dan anak panah adalah sebagai alat  perlindungan terhadap musu dan untuk mempertahankan identitas marga dan suku.
Ø Kekerabatan. Orang Damal mengikuti garis keturunan Ayah paternalis.




B. PEKABARAN INJIL DI ANTARA ORANG DAMAL DAN DANI
Pada tahun 1954, ekspedisi dari Missionaries,  The christian and Missionary Alliance (CMA) yakni Pdt. Don Gibbons dan Pdt. Gordon Larson datang dari Enarotali ke Ilaga didampingi oleh beberapa orang Paniai dan Moni, rombongan ekspedisi ini tiba di Ilaga pada tanggal 26 Juni 1954. dengan melihat kedatangan orang Barat masyarakat suku Damalme, yang mendiami kawasan lembah Ilaga menerima mereka dengan hati yang terbuka, masyarakat memberikan makanan terbaik tempat terbaik, dan membunuh seekor babi untuk mereka sebagai tanda penghormatan dalam tradisi suku Damal, masyarakat senang mendengar kabar keselamatan yang disampaikan oleh kedua hamba Tuhan itu. Don Gibbons (November 1993.1-10)
           Di kesempatan itu Don Gibbons memberitakan Injil kepada masyarakat yang berada di Kelebet, dan diterjemahkan oleh Larson dalam bahasa Moni sehingga, muda diterjemahkan kedalam bahasa Damal dan Dani, pada tanggal 29 Juni 1954, rombongan eksperedisi ini bermalam di Tobinggi, pada saat itu terjadi pencurian barang-barang milik Misionaris yang dilakukan oleh Pilakome dan Jampu Murib. Pada hari berikutnya, rombongan Misionaris melanjutkan perjalanan melalui kali Ilogong. Sebelum melewati, jembatan sungai Ilogong ada tanda-tanda masyarakat mau mencuri barang lagi milik Misionaris, namun seorang putri Damal bernama Jatawat kelek (Erodia Hagabal), mengatakan kepada masyarakat bahwa, “me hau heno henong-a wom me-o kaile, tewon me won hin mongame-a hie, Me hau hena noragot eong dengkailingam-o”, artinya dua orang ini adalah orang baru yang kami tidak kenal, tapi jangan membuat kekerasan terhadap orang yang kami tidak kenal ini biarkanlah mereka pergi”. Tanggal 30 Juni 1954 perjalanan kedua Misionaris dari Tobengi menuju Toegi, kemudian tiba di Olelki, dan disinilah terjadi pencurian barang milik Misionaris.
           Inilah tantangan dalam perjalanan, barang-barang dicuri jalan menuju naik Gunung dan turun Gunung, lelah secara fisik dan pikiran namun mereka bersandar pada Firman Tuhan dalam Yohanes 15:18; dengan perjalanan yang susah payah itu, mengantar tim ke Bubet dan bermalam di Kalem Ogom. Setelah bermalam, keesokan harinya Don Gibbons memanggil tokoh masyarakat yang bernama Kalbai Dewelek lalu meminta busur panah lalu memanah ke arah mata hari terbit (Arah timur) sebagai tanda mengutuk si pelaku yang mencuri barang-barang milik Misionaris. Mulai dari Ilaga sampai batas kali Mawungi, karena kehadiran mereka kurang dihormati dengan sikap dan tindakan mencuri barang-barang mereka. Setelah melewati mawungi masyarakat yang mendiami kawasan Pologowak, Aganamabet, Ogongki, Bubet, Kalem Ogom, Ogamanin dan Beoga Larson dan Don Gibbons mereka nyaman karena masyarakat setempat menerima kehadiran mereka dengan penuh sukacita, dan bersikap sopan tidak mencuri barang-barang mereka dan disaat orang Damal menunjukan hal kasih kepada Missionaris Don Gibbons, maka Ia berpikir bahwa saya akan menetap di antara suku Damal. Kemudian mereka kembali lagi ke Enarotali dengan beban berat karena, barang-barang bawaan mereka dicuri.



C.  KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL
a.    Biografi Pdt. Elimelek komangal
           Pdt. Elimelek Komangal adalah: keturunan dari orang kaya dan panglima perang suku, Ia adalah anak yang ke pertama dari delapan saudara. Nama ayahnya ialah: Woloh Komangal berpoligami dua Istri nama Istri yang satu adalah Meang Umawak memiliki empat orang anak nama anak-anaknya masing-masing: Elimelek Komangal, Barnabas dan Obet Komangal, dan satu orang perempuan Daiamo Komangal, kemudian nama Istri yang kedua ialah: Noweret-unga  ia memiliki empat orang anak nama anak-anaknya ialah Etrom Komangal, Markus, dan Han Komangal dengan satu orang perempuan Haikalin Komangal.         
          
Elimelek Komangal dilahirkan di kampung Tupia Distrik Beoga pada tanggal 10 Maret 1940, menghabiskan masa kecilnya sampai dengan masa remajanya di Desa Tingilber kampung Tupia. Elimelek dibaptis oleh Misionaris Don Gibbons di kampungnya di Desa Tingilber kampung Tupia, pada tahun 1969. Saat itu Pdt. Elimelek, dan Naumi Yolemal istrinya dan Woloh Komangal ayahnya dan kedua Istrinya Woloh dibaptis pada saat yang sama bersama banyak orang tua dan pemuda, pemudi. Kemudian Pada tahun 1962, ayahnya Elimelek Komangal meninggal dunia. Hasil perkawinan dari Pdt. Elimelek Komangal dan Naumi Yolemal, dikaruniakan delapan orang anak yaitu, dua orang laki-laki dan enam orang anak perempuan ialah: Nimur, komangal, Obaya Komangal, Nomin, Hanga-In, Kitungma-Onaming, Temanus Komangal, Jerita dan Jerina Komangal. Diantara delapan saudara ini seorang putri yang bernama Kitungma-Onaming Komangal, meninggal karena akibat dari sakit malaria saat Pdt. Elimelek melayani di Pos PI, di Kwamki Baru, kalau sekarang Pos PI, itu sudah jadi Jemaat yang kini disebut dengan Jemaat Bahtera.

b. Elimelek Komangal Di Panggil Menjadi Hamba Tuhan
    Saat pertama Missionaris membawa Injil di Ilaga (Puncak Jaya), sekarang Kabupaten Puncak Papua, semua orang di daerah orang Damal mendengar tentang kabar datangnya Injil di Ilaga sehingga, semua orang berkata bahwa kami akan mengalami hidup baru, dan mengalami Hai itu hanya di Ilaga jadi semua orang harus ke Ilaga tetapi, salah satu orang di antara mereka berkata bahwa, tidak hanya Hai itu  datang di Ilaga tetapi pastilah Hai itu akan datang lagi di Beoga.
           Saat datangnya Injil di Ilaga semua pemuda ke Ilaga karena, semua orang tua berkata bahwa Hai yang selalu kami nanti-nantikan itu, sudah datang di Ilaga jadi, kami harap kepada semua pemuda pergi ke sana dan menyaksikannya apa  yang akan terjadi di sana dan bawahlah berita mengenai semua peristiwa yang terjadi di sana dan ceritakanlah kepada kami, mengenai Hai itu, sehingga Pdt. Elimelek dengan teman-tamannya, ke Ilaga, sejak ia muda tetapi Pdt. Elimelek  kesana dengan tujuan lain yaitu: Ikut keramaian dan memikirkan hal-hal duniawi.
            Namun, pada saat pertama Missionaris menyampaikan Firman Tuhan bahwa, pembunuh, penjahat, seorang pencuri, penipu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Sorga sehingga, mulai saat itulah Bapak Elimelek menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru-selamatnya.     ketika ia mendengarkan Firman Tuhan, yang disampaikan oleh Pdt. Larson dalam bulan Maret dan April tahun 1957, saat itulah Ia mengambil sikap untuk  keluar dari dunianya atau kebiasaan hidupnya yang lama.
           Kemudian dalam semangat itu, Ia masuk sekolah saksi di Beoga pada bulan Juli 1960  dan menjadi Penginjil seperti Rasul Paulus yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sendiri sehingga, Ia meninggalkan kebiasaan hidupnya dan menjadi Penginjil sesuai dengan Kisah Para Rasul 9:1-19 Saulus Bertobat. Dengan demikian Elimelek juga keluar dari duniannya dan menjadi Penginjil yang sukses di kalangan suku Damal, Dani dan Amungme pada khususnya dan pada umumnya di Pengunugan Tengah di Papua.

c. Kebiasaan Hidup Pdt Elimelek Komangal
            Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek Komangal adalah: Berburu dan bercocok tanam di Desa Tiggilber Kampung Tupia,  dan juga hidup dalam berbagai  peperangan dalam masyarakat Damal, yaitu perang Suku dari Marga dengan Marga maupun suku dengan Suku, untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya mereka selalu bersifat agresif terhadap musuhnya dalam berbagai konflik seperti  perang Suku yang perna terjadi. Pada tahun 1954 sampai 1955; nama perang itu ialah Taganik Woem. kelompok orang dari Ilaga yang bergabung dengan Taganik dan mereka menyerang beberapa daerah mulai dari Ilaga sampai di Beoga kemudian kembali lagi ke Ilaga dan masuk di daerah Sinak sampai di Mulia sekarang Kabupaten Puncak Jaya.
Taganik  merupakan Panglima Pimpinan perang Suku  sejak saat itu, perang ini bersifat perang kerajaan, karena kelompok orang dari Taganik mereka menemukan setiap manusia di jalan maupun di kampung-kampung langsung di bunuh tanpa alasan  dan  merampas hasil kekajaannya yaitu: Ternak peliharaan, gadis-gadis cantik,  maupun semua hasil kekajaannya terhadap orang-orang yang diangkap musuh mereka,  dalam perang ini ratusan orang yang berjatuhan. Perang ini  merupakan perang besar yang perna terjadi di Pengunungan Tengah di  Papua. Wawancara Penulis dengan Elimelek Komangal.
Namun  sebelumnya Suku Damal memiliki pengetahuan bahwa suatu saat Hai itu akan datang, yaitu suatu kehidupan yang sangat aman dan sentram atau kehidupan yang sangat bahagia, sehingga di saat pertama Injil datang di Ilaga dan Beoga semua orang Damal langsung terima Injil sebagai suatu Hai yang selalu mereka nanti-nantikan.  
Sehingga di saat pertama Injil ini  datang di daerah orang Damal mereka menerimah Injil/pemberitaan Firman Tuhan, tanpa bertanya-tanya sebab, suku Damal mempunya keyakinan bahwa, suatu saat Hai, itu akan datang. Disaat pertama Injil datang di Ilaga dan Beoga Pada Tahun 1954, Pdt. Elemelek merupakan seorang yang mahir dalam perang suku maupun dalam kebiasaan hidup lainya, yaitu seperti bertani dan berburu. Namun Tuhan memanggil hamba-Nya untuk menjadi Penyiar Injil, mulai dari daerah Damal, Dani, Suku Moni,  sampai di daerah Amungsa. Seperti Tuhan Yesus memanggil Petrus dengan teman-temanya, dalam kesibukan mereka, sehingga Petrus dengan teman-temannya menjadi Penginjil yang andal untuk memberitakan Firman Allah kepada setiap suku dan bangsa yang berbeda-bedah. Lukas 5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” demikan juga Tuhan Yesus memanggil Pdt. Elemelek dan teman-temanya dalam kesibukan mereka dalam hal-hal duniawi, sehingga mereka menjadi Penginjil yang andal dalam suku Damal maupun suku-suku yang lain di Pengungnan Tengah Papua.

1. Keadaan orang Damal sebelum Injil datang di daerah orang Damal    
           sebelum Injil datang di daerah orang Damal sungguh saat itu kehidupan orang Damal sangat memprihatinkan, karena mereka belum mengenal dunia lain dan suku Damal selalu berpikir bahwa inilah kehidupan kami pada hal ada dunia lain yang lebih baik dan saat itu kehidupan orang Damal dibelenggu oleh kuasa Iblis. Sehingga apa yang Tuhan Yesus katakan dalam firman Tuhan dibawa ini.

Injil Yohanes 10:10                                                                                                                     Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segalah kelimpahan.
           Sebelum datangnya Injil di daerah orang Damal mereka hidup dalam gegelapan, tapi Tuhan membuka pikiran orang Damal dengan kosep Hai, sebagai jalan masuk Injil dalam suku Damal. Sehingga orang Damal bisa bebas dari belenggu setan berdasarkan firman Tuhan di bawa ini bahwa:
Galatia 5:1
Supaya kita sunggu-sunggu merdeka Kristus telah memerdekakankita.                                       Karena itu berdirilah tegu dan jangan mau lagi dikenakan  kuk perhambaan.
           Menurut Yakub Kiwak seorang Penginjil pertama. Kehidupan orang Damal sebelum datangnya Injil di daerah orang Damal, banyak orang yang kena luka besar yang biasa disebut dalam bahasa Damal ialah kewa-o,nigip-kel. Saat itu kalau anak muda yang meninggal berarti    mereka membunuh mamanya karena dengan alasan bahwa anak ini meninggal, karena suangki atau yang biasa disebut dengan Jong, dari mamanya. Dan pada saat itu banyak orang yang biasa meninggal akibat dari Iwor, berarti salah satu obat racun yang biasa digunakan oleh perempuan Damal untuk membunuh musuhnya, tapi sebelum membunuh orang dengan Iwor sebelumnya mereka sepakat dan melakukan pebunuhan orang dengan mengunakan obat racun Iwor, dan sering ada permusuhan antar marga  dengan marga dan antara suku dengan suku sehingga, akibatnya sering terjadi perang suku yang berkepanjangan dan disaat itu kehidupan mereka sangat memprihatikan, sebab mereka belum mengenal terang atau Injil keselamatan itu.

2.      Keadaan orang Damal sesudah terimah Injil
           Sesudah orang Damal menerima Injil kemudian mereka mengenal keadaan dunia luar dan bagaimana keadaan dunia ini sebagai ciptaan Allah. Dan kini orang Damal berpikir bahwa Injil inilah yang membawa keselamatan bagi kami, sebab datangnya Injil ini sehingga semua orang Damal mengalami perubahan yang luar biasa. Yaitu tidak ada luka besar lagi, Kewao nigip-kel, tidak melakukan pembunuhan lagi terhadap ibu-ibu karena dengan alasan Jong suangki dan iwor, tidak ada permusuhan lagi antara marga dengan marga dan suku dengan suku.
            Tetapi yang sering terjadi perang suku, tapi perang ini biasa terjadi karena akibat dari pemerkosaan, perzinahan, dan mengangkat dendaman-dendaman yang lampau, sehingga akibatnya sering terjadi perang suku yang berkepanjangan dalam suku Damal.

3.      Reaksi orang Damal terhadap Injil
           Manurut Obinus Komangal: Pada saat pertama Injil  masuk di daerah Ilaga pada tahun 1954, yang pertama menemukan Misionaris dengan rombonganya adalah Bapak Den Begal dengan Kama-Kama Begal. Saat itu mereka berburu di hutan dan merekalah yang pertama menemukan Misionaris dalam perjalanan menuju ke Ilaga.               
          Saat menemukan Misionaris mereka kaget, karena  menemukan orang barat yang badanya putih dan langsung mereka ungkapkan bahwa Amolonggo, yang artinya selamat dan juga dua orang ini berkata bahwa Haio oleagatak-o, yang artinya Hai itu sudah datang.
           Kemudian dua orang tadi jalan bersama dengan Misionaris itu dan sesudah sampai di rumah mereka, mereka memberikan makanan terbaik dan membunuh babi untuk masak dan makan bersama, sebagai suatu penghormatan dalam tradisi suku Damal untuk terimah tamu yang baru datang di daerah mereka. 
          Pada saat yang sama banyak orang Damal kumpul dan menyatakan bahwa Hai-o Oleagatak-o, sehingga Bapak Soliman Komangal, Bapak Yakub Kiwak dan Boas Komangal dan Bapak Soliman Komangal merupakan seorang yang perna menjadi ketua Klasis pertama di Beoga. Mereka telah mengikuti semua peristiwa yang terjadi disana, karena kebetulan ia dengan kedua temanya berada disana dengan tujuan untuk mengunjunggi keluarganya.
           Sesudah mengikuti semua peristiwa itu mereka kembali ke Beoga tempatnya di Nagal-Jagama merupakan, dimana tempat orang-orang yang berkumpul dan mempersembahkan korban kepada arwa leluhur mereka dan tempat penyembahan berhala, namun tempat ini dipakai oleh Bapak Soliman Komangal dengan teman-temannya untuk menyaksikan semua kisah yang terjadi di Ilga kepada semua warga yang ada di Distrik Wangbe. Arti nama Nagal Jagama. Nagal berarti rahang, jagama berarti menujukan tempat dimana tempat mengumpulkan rahang. Yang berarti tempat pengumpulan rahang babi ketika mereka mempersembahkan untuk arwa leluhur mereka dan penyembahan berhala.
           Ketika mereka tiba di Distrik Wangbe tempatnya di Nagal Jagama, mereka sangat bersukacita dan gembira, kemudian Soliman dan teman-temanya menyampaikan semua peristiwa yang terjadi di Ilaga itu kepada semua orang Damal yang tinggal di Distrik Wangbe dengan penuh sukacita, kemudian saat itu semua orang Damal berpikir bahwa Hai, yang kami selalu nanti-nantikan itu sudah terjadi sekarang jadi, kami harus adakan waitak, mereka adakan waitak selama tiga hari sambil bersaksi bahwa kami sudah menemukan Hai di Ilaga jadi kami harus bergembira dan menyanyi. Dalam kegiatan waitak ini yang memimpin adalah: Bapak Soliman komangal, Bapak Yakub Kiwak, dan Bapak Boas Komangal dan juga beberapa orang yang ada di Distrik Wangbe adalah Domao komangal, Yayamarakus Ongomang Wailu Kiwak dan Mailu kiwak.
            Sebagai tanda sukacita dalam penjemputan Misionaris Don Gibbons ketika Don Gibbons tiba di Nagal Jagama, pada bulan Oktober tahun 1957, dengan Kama-Kama Begal sambil menyiarkan Injil, mereka melihat daerah ini tempatnya di pingkiran dari Distrik Wangbe,  sehingga rombongan Misionaris  pindah ke Ailpalin salah satu Desa dari Wangbe, setelah itu Misionaris dengan rombonganya melanjutkan perjalanan  ke Beoga, sambil menyiarkan Injil sesudah sampai di Beoga rombongan Misionaris kembali lagi ke Ilaga. 
d. Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal Di Daerah Orang Damal
            Sesudah Pdt. Elimelek bertobat Ia Sekolah di Sekolah Saksi di Beoga pada bulan Juli 1960, Sekolah ini merupakan Sekolah yang pertama dibuka oleh Misionaris Don Gibbons, dan suku Damal  berinama dalam bahasa Damal adalah: Damalneme artinya: Teman Suku damal, dan nama Istrinya ialah Damal-in artinya Teman perempuan Damal, kemudian Damalneme dan Damal-in jadi guru pertama di Sekolah Saksi Beoga.
Tuan Gibbons/Damalneme dan Damal-in, dalam Pendidikan yang mereka lakukan adalah teori selama enam sampai sepuluh bulan setelah itu langsung praktek, sesuai dengan petunjuk dari gurunya, ia pergi menginjili di Hingkinar, Ogamanin, Wangbe tiga daerah ini merupakan di mana tempat yang pertama ia melayani dan membuka Pos PI.
 Pada tahun 1961, ia kembali lagi ke Misionaris kemudian Misionaris tempatkan Pdt. Elimelek di Ogamanin lagi selama ia melayani di sana, datanglah musim sakit sehingga Pdt. Elemelek pergi lagi ke Beoga untuk  mengambil Obat sesudah Tuan Don Gibbons memberikan Obat, Ia kembali lagi ke Ogamanin, dalam perjalanannya Ia singkah lagi di kampung halamnya Tinggilber kampung Tupia, lalu ia melihat keadaan orang tuanya sakit para, sehingga ia berpikir bahwa aku harus tinggal dengan ayahku sampai ayah saya meninggal baru aku akan melanjutkan perjalananku ke Ogamanin untuk menginjili jemaat di sana dan memberikan Obat untuk orang yang sakit, tapi ayahnya berkata bahwa pergilah beritakanlah firman Tuhan kepada jemaat Ogamanin di sana dan rawatlah orang yang sakit, sebab aku hanya satu orang jadi pergilah selamatkan banyak jiwa di sana, Sehingga Pdt. Elimelek meninggalkan ayahnya dan melanjutkan perjalanan lagi ke Ogamanin.
Disaat ia dalam perjalanan mendengar kabar, bahwa ayahmu meninggal, tapi dalam perjalanannya ia mengalami kesedihan karena mendengar kabar tentang kematian ayahnya. Kemudian Pdt. Elimelek  sampai di Ogamanin dan melajani semua orang yang sakit dan memberitakan Injil selama dua tahun yaitu 1961-1962, dan saat itu banyak orang yang ia didik, sehingga mereka menjadi hamba Tuhan, sesudah mereka menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan  Juru-selamatnya. Saat ia kembali lagi ke Beoga untuk melanjutkan pendidikannya lagi ia membawa tiga orang didikannya untuk masukan Sekolah Saksi di Beoga yaitu: Meagawel Agawal, Epanas Agawal, dan Kalep Kiwak masukan Sekolah di Beoga. Sesudah ia belajar lagi selama Enam bulan, Pdt. Elimelek ditempatkan lagi ke salah satu daerah lagi yaitu Wangbe ia melayani di Wangbe selama dua tahun. Dari tahun 1965 sampai 1967, kemudian dalam pertengahan tahun yang sama ia pergi melanjutkan Sekolah lagi, namun saat ia Sekolah menjadi Penginjil bebas ia pergi kemana saja sesuai dengan petunjuk Tuan Don Gibbons. Pada tahun 1969 Pdt. Elimelek tamat dan menjadi gembala di Wangbe.

e. Pelayanan Di Daerah Orang  Dani Dan  Orang Dem/Delem
           Dalam perjalanan Penyiaran Injil ke E,Nora artinya tempat Pembuatan kapak Batu, disana terjadi perang tapi dengan kuasa Tuhan mereka mengamankan perang itu, dengan cara mengumpulkan kedua kelompok yang pertikaian dan menyampaikan bagimana kalau seorang yang sudah menerimah Tuhan sebagai Juru-selamat itu, jangan adakan pembunuhan, jangan mencuri ataupun jangan melakukan hal-hal yang jahat sehingga warga dari E,Nora mendengar apa yang disampaikan oleh hamba Tuhan itu sehingga, kedua kelompok yang bersiap untuk perang berhenti sesudah mendegankan semua nasehat dari hamba Tuhan, dan dalam perang ini tidak ada korban dan E,Nora adalah tempat baru yang ia telah sukses menyiarkan Injil, sehingga orang-orang yang ada di tempat ini menerimah Injil dan bertobat kemudian Elimelek dengan adiknya Barnabas Komangal melanjutkan perjalanan ke Dumo dan sampai di Mulia. Kemudian mereka mengabarkan Injil di Mulia tapi, orang-orang disana punya niat jahat untuk membunuh mereka, karena mengankat masalah kedua suku ialah suku Damal dan Dani sehingga, seorang Misionaris yang bernama Toangkawu dari Mulia, Ia membelah Pdt. Elimelek dan teman-temannya, sehingga mereka tidak dapat di bunuh oleh orang-orang itu.                                               
           Pdt. Elimelek dengan rombongannya meninggalkan Mulia dan pergi ke tempat lain, dalam perjalanan itu mereka ketemu dengan Wajuakom, dan ia menyelidi semua orang itu dan ia menemukan salah satu orang yang ia harus membunuh, sehingga rencananya ke Mulia dibatalkan dan ia berkata bahwa, saya akan  melanjutkan perjalananku kesana, sementara Bapa-Bapa membawa Injil. saya harus ikut Bapak-Bapak kembali lagi, tapi ia berkata bahwa Bapak-Bapak sudah bermalam disini nanti singkalah di rumahku sebab saya dengan Teman-temanku akan mempersiapkan makanan dan tempat untuk Bapak-Bapak menyampaikan Firman Tuhan, sehingga mereka percaya hal itu, dan besok paginya mereka ke sana dalam perjalanan mereka, orang yang hendak mereka bunuh itu ada di tengah-tengah mereka, tapi sebelum kelompok Penyiar Injil dalam perjalanan kelompok Wajuagakom sudah mengambil tempat dan di tengah jalan itu mereka mengkagetkan kelompok Penyiar Injil dan langsung angkat tombak dan panah dan membunuh orang yang ada di tengah-tengah Penyiar Injil.
           kemudian Wajuakom berkata bahwa, aku tidak akan membunuh kalian semua tetapi orang inilah yang hendak kami bunuh. Saat itu Pdt. Elimelek dan teman-temannya berantakan ditengah perjalanan, dan teman-temanya langsung pulang ke kampung tapi, di tengah perjalan Elimelek dan Apolos harus kembali lagi ke tempat yang tadi yaitu:  Mulia karena anak dan istrinya Pdt. Elimelek ada disana sesudah, mereka kembali dan berkata kepada warga di Mulia  bahwa teman-teman kami ada yang dapat bunuh dan sebagian melarikan diri dalam perjalanan, karena itu kami kembali.
           Selama duka  Ayah dari anak yang di bunuh itu, sedih dan menangis dan dalam tangisannya, ayahnya berkata bahwa kalau Elimelek dengan teman-temanya tidak datang disini pastilah, anakku tidak dapat dibunuh, tetapi atas kedatangan Elimelek dengan Teman-temannya anakku dapat dibunuh. Sehingga takutlah Pdt. Elimelek dan Apolos tinggal di tempat ini kemudian Elimelek dan temanya berjanji bahwa, kami harus cari alasan lalu mereka mengambil kapak dan pergi cari kaju bakar setelah itu, Elimelek dengan istrinya dan Apolos meninggalkan tempat itu kemudian mereka pulang dan mereka putuskan jembatan yang bernama jembatan Sungai Mulino-gong, sesudah itu mereka ketemu dengan temanya-temanya yang sudah berantakankan disana dan singkah di Pinah tempat daerah suku Dem/Delem.
           Sampai di daerah Delem sakitlah Istrinya Pdt, Elimelek, yaitu Naomi Yolemal selama satu minggu sehingga Apolos dan Elimelek harus tinggal di daerah Pihna tapi teman-tamanya tinggalkan mereka dan pulang ke Ogamanin, sesudah dua minggu kemudian mereka pulang ke Ogamanin Elimelek Komangal, Apolos Murib dan Ibu Naomi, karena daerah Ogamanin merupakan tempat Penyiaran Inji Pertama oleh Pdt, Elimelek Komangal sementara ia Sekolah, di Sekolah Saksi Beoga Pada tahun 1961 sampai 1962, dan Sekolah ini merupakan Sekolah yang dibuka oleh Misionaris Don Gibbons dan istrinya dan yang jadi guru pertama di Sekolah ini adalah: Bapak Don Gibbons dan Istrinya dalam Sekolah ini banyaklah orang Damal yang Sekolah dan menjadi Penyiar Injil  mulai dari daerah Damal, Dani, Delem/Dem, Moni, paniai sampai di daerah Suku Amungme pada umumnya di Pengunungan Tengah Papua.

 f. Pelayanan Di Daerah Amungsa
1.  Pelayanan di Agimuga dan Belakmakama
           Pada tahun 1960 Dalam palayanan Penyiaran Injil ia  ke Delemai daerah suku Dem/Delem Dumada daerah suku moni dan Jila Hoeya daerah suku Amungme, sesudah itu ia kembali lagi ke Beoga. 
           Selama Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal di Beoga ia mendengar kabar, bahwa di daerah Amungsa ada serangan salah satu penyakit yang sangat bahaya yang dapat mengakibatkan banyak orang mati, ketika tuan Don Gibbons mendengar tentang kabar ini, ia telah memberikan Obat, Jarum Suntik dan peralatan lainnya untuk mereka pergi menyiarkan Injil sambil merawat orang-orang yang sakit di Agimuga/Belakmakama. saat itu ada dua orang yang jalan bersama dengan Pdt. Elimelek ialah: Jennin Murib dan Apolos Murib, ketika mereka sampai di Beanek-ogom, mereka merawat orang-orang yang sakit dan memberitakan Firman Tuhan selama beberapa bulan.
         Saat mereka melayani di Beanek-ogom, ada salah satu orang datang menangis sambil mengendong anaknya, lalu Pdt. Elimelek bertanya kepada orang itu, mengapa engkau menangis? Lalu jawab orang itu bahwa, karena istriku meninggal jadi aku membawa anak putriku dari Belakmakama, aku datang disini karena aku takut sebab banyak orang yang mati akibat dari serangan salah satu penyakit yang sangat membahayakan dan akibat dari penyakit itu istriku juga meninggal. Selesai pelayanan di Beanek-Ogom mereka bertanya kepada orang itu bahwa di mana jalan menuju ke Belakmakama?  Tapi orang itu menjawab bahwa jagan engkau dengan teman-temanmu ke daerah itu,  pasti engkau dan teman-temanmu akan mati di sana.
Namun Elimelek dengan kedua temannya mengambil tekad,  untuk pergi ke Belakmakama sementara mereka sedang bersiap-siap untuk ke sana, ada salah satu orang yang tahu tempat itu ialah: Bera-Berame Magal, berkata bahwa biarlah aku akan menunjukan jalannya, ketika mereka tiba di Belakmakama tidak ada orang yang mereka temukan, kerena semua orang pindah dari daerah itu ke Agimuga  karena di daerah itu ada serang penyakit yang mematikan tadi. Elimelek  mengejar orang-orang yang sebagian yang turun ke bagian selatan mereka melewati beberapa tempat yaitu: Keleroni, Bawung-Maoni, Kitungma-o-ni kemudian mereka sampai di Belakmakama dan sebagian orang ada di situ, mereka yang tinggal di situ adalah Nigakderi Alomang, Enato-Nagalhangame, Pailagame, Beweingok, Nigiwalinme Matias, Markus, Ninagarem, Ming-Mingagol, Umugin, dengan Imanuel Kemong, dan banyak keluarga yang ada di daerah Belakmakama  tapi Orang-orang yang ada disitu kena penyakit luka-luka,  Malaria dan sebagian orang mati karena akibat dari penyakit itu.
Elimelek dengan kedua temanya melayani mereka dengan memberikan Obat sambil memberitakan Injil, namun semua orang ini adalah Agama Khatolik tetapi atas pelayanan Elimelek sebagian orang menjadi Agama Kristen Protestan di daerah itu mereka membuka Pos PI. Pelayanan Elimelek dan kedua temannya di daerah ini awal tahun 1970 sampai pertengahan tahun 1971.
Ketika mereka melayani  Obat bawaan mereka habis Elimelek Komangal dan kedua temannya pergi meminta Obat ke Agimuga setelah mereka tiba di Agimuga mereka menemuka Pdt. Larson di Agimuga dan sampaikan semua peristiwa yang terjadi di Belakmakama kepada tuan Larson. Mereka melayani banyak orang di daerah Agimuga sesudah satu minggu tuan Larson ke Ilaga, tetapi pelayanan di lanjutkan oleh Elimelek dan teman-temanya, mereka Membaptis banyak orang tapi umat yang mereka Baptis itu adalah: Agama Khatolik sehingga, sebagian umat memihak ke Agama Khatolik dan sebagian memihak ke agama Kristen Protestan akibat dari itu menyimbukan konfik, tapi ada seorang Pastor dari daerah itu menyampaikan penjelasan bahwa dulu Agama kami adalah Khatolik tapi Kristen keluar dari Agama kami jadi jangan kami permusuhan dan membuat masalah mengenai orang-orang yang Dibaptis kalau Agama Kristen yang Dibaptis berarti ia boleh ikut Sakramen/Perjamuan Kudus dengan demikian juga Agama Khatolik, sebab pada dasarnaya kedua Agama ini ialah: Satu mulai dari saat itu sampai dengan hari ini umat  Khatolik dan Kristen sudah berhenti adakan permusuhan.
Ketika Pdt. Elimelek di Agimuga ia meminta Obat ke Pastor, tapi ia berkata bahwa, jangan tinggal di daerah Belakmakama dan jangan melajani orang-orang di sana dan engkau harus tinggalkan daerah itu kemudian pulanglah ke kampungmu. Sesudah Elimelek kembali ke Belakmakama ia menyampaikan kepada mereka bahwa Pastor suru kami pulang ke kapung, jadi kami mau pulang, tapi orang-orang Belakmakama memohon dan menangis sesudah itu, orang Belakmakama menyampaiakan bahwa tolonglah kami, karena tidak ada orang yang mau menolong kami, ketika Elimelek dan teman-temannya mendengar hal itu ia berkata bahwa tolong jaga barang-barangku ini, aku akan pergi ambi Obat di Beoga dan kembali lagi.      
Pdt. Elimelek melanjutkan perjalanan dari Belakmakama singah di Singah, kemudian melewati Bungkiber dan sampai di Beoga. Dan Elimelek menyampaikan kepada Don Gibbon sesuai dengan semua peristiwa yang terjadi di daerah Belakmakama, lalu Don Gibbons menyuruh Negeloka Wandik  jalan dengan Elimelek ke Belakmakama, tetapi semua orang Damal tidak setuju dengan hal itu, karena menurut orang Damal bahwa Negeloka Wandik adalah: Seorang manteri yang harus melayani mereka. Atas tidak setujunya Elimelek melanjutkan perjalanan lagi  ke Ilaga (Puncak Papua), untuk meminta seorang manteri didikan Missionaris, ketika ia tiba di Ilaga ia menyampaikan mengenai semua peristiwa yang terjadi di Belakmakama sesudah tuan Larson mendengar hal itu ia sedih dan mengis, dan hal itu disampaikan kepada salah satu kepala suku besar di Ilaga Den Begal.
Keesokan harinya, sesudah hari minggu Den menyampaikan bahwa, orang yang sudah pergi melajani di daerah yang jauh dalam Agama Khatolik di Agimuga dan Belakmakama, sudah ada di  sini  ia kesini dengan tujuan untuk meminta tenaga Manteri. jadi saudara kami  Hemaninme Begal boleh ikut Elimelek pergi melayani ke Belakmakama.
Kemudian Elimelek dengan keluarganya dan Hemaninme dan keluarganya ke Belakmakama. Elimelek dan Hemaninme melayani jemaat di Belakmakama memberikan Obat dan memberitakan Firman Tuhan, setelah itu mereka mendirikan gereja, selama melayani di sana selama Tujuh Tahun yaitu pada tahun 1970 sampai 1976, ia melayani dan mengkaderkan beberapa hamba Tuhan yaitu: Umugin Kwalik, Otarok Kelanangame, dan Hongkoninme Kelanangame. membawa salah satu hamba Tuhan dan melantik ia menjadi Gembala di Jemaat  Belakmakama. Wawancara penulis dengan Temanus Komangal.

2. Pelayanan di Kwamki Baru
Kemudian Pdt. Elimelek melanjutkan perjalanannya dan membuka Pos PI di Bawaung-Mao-ni, kemudian ia buka Pos PI lagi di Tirung Ma,o ni, dan Toen Nampugum-oni, dan ia mendirikan pos PI lagi yaitu di Gereja Bahtera sekarang di kwamki Baru merupakan Pos PI pertama yang di buka oleh Pdt. Elimelek Komangal di kota Timika ketika pelayanan di Kwamki Baru ia tinggal di Pingkir lapangan Korner  dulu, sekarang bandara udara Moses Kilangin. Saat ia melayani anak perempuannya meninggal yang bernama Kitungma-Onaming, karena akibat dari sakit malaria.
Selama melayani di Gereja Kwamki Baru sekarang gereja Bahtera terjadilah perang antara OPM dan TNI sehingga, terpaksa ia harus tinggalkan tempat pelayananya dan ke Beoga lagi pada tahun 1977, melalui pesawat MAF sesudah perang itu selesai, pada tahun 1980, Pdt. Elimelek kembali lagi dan melayani.
3.    Pelayanan di Kwamki Narama
           Selama ia membuka lapangan bandara Moses Kilangan bersama dengan teman-temanya, untuk bekerja bagi perusahan PT. Freeport  ia sudah membuka lahan baru di Kwamki Narama Pada tahun 1970, saat itu tidak ada seorang pun di Kwamki Narama, sehingga untuk menanam ubi, keladi, singkong pisang buah merah, dan bahan makanan yang lainnya ia harus membawa bibit dari Belakmakama untuk menanam di Kwamki Narama dan Pdt. Elimelek Komangal merupakan seorang Pdt. Yang pertama merintis dan membuka Pos PI di Kwamki Narama tempatnya dekat Kios Panjang. 
            Kemudian pada tahun 1971, ia pinda lagi dari jemaat pertama yang dibukanya yaitu di Kios panjang karena saat itu ada banyak jemaat dari suku Damal dan Dani, sehingga dalam Pos PI ini harus digunakan dua bahasa yang menyebabkan jemaat bersungut-sungut karena mengolor-olor waktu atau terlalu lama waktu ibadah, akibatnya suku Damal dan Dani bertengar  dan suku Damal pindah dan mendirikan gerejanya sendiri yaitu Jemaat Bethel pada tahun 1993, selama pelayanan di jemaat Bethel pada tahun 2006, terjadi pecah belah antara Gereja KINGMI dan GKII sehingga, Gereja Bethel dimiliki oleh GKII dan jemaat yang memihak Gereja KINGMI pindah lagi dan mendirikan Gereja KINGMI yaitu Jemaat Yerusalem dan Gereja ini belum diresmikan  Di kwamki-Narama karena, akibat dari perang saudara yang terjadi  pada tanggal 2 Juni 2012, padahal rencana peresmian Gereja Yerusalem sudah di rencanakan akan berlangsung pada bulan Juli 2012, penulis juga merupakan panitia pelaksana peresmian Gereja pada saat itu. Dalam Pengkhotbah 3:1-15. Bersabda Bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya sehingga, dalam waktu yang dekat untuk adakan peresmian Gereja tarjadi konflik yang berkepanjangan, namun dalam hal itu kami juga menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya yaitu ada waktu untuk perang dan ada waktu juga untuk Damai, dan untuk segalah sesuatu ada waktunya.
4.    Tantangan dalam pelayanan selama Pdt. Elimelek Komangal                         melayani di Kwamki Narama
           Dalam pelayanan di Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika Pdt. Elimelek Komangal mengadapi berbagai tantangan yaitu tantangan dari keluarga maupun jemaat setempat dan warga masyarakat. Namun dalam suasana seperti itu Pdt. Elimelek Komangal tetap setia untuk melayani jemaatnya, sesuai dengan firman Tuhan dibawa ini, walaupun dalam keadaan  yang baik maupun tidak baik waktunya.
2 Timotius 4:2                                                                                                                       Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah                        apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
 Berbagai tantangan yang di hadapinya di Distrik Kwamki Narama adalah sebagai berikut:   
1.    Konflik  antar warga pertama  terjadi pada tahun 1996-2012
          Pada tahun 1996, pertengahan bulan Maret ada seorang pemuda yang bernama Jone Tabu mambuk di pingkir jalan dan sedang tagi-tagi uang kalau ada ojek atau mobil yang lewat.
          Saat itu kebetulan ada mobil di stir oleh Benny Stenawatme saat itu ia menjabat sebagai Direktur lemasa yang lewat membawa bahan makanan untuk orang-orang lemasa (Lembaga Masyarakat Adat Amungme), yang ada di Kwamki Narama ditahan dan ditagih uangnya oleh pemuda yang mambuk tadi. Akhirnya Beny bertengar dengan anak muda ini, setelah diamankan Beny tiba di tempat tujuan dan menceritakan kejadian yang baru terjadi, setelah itu orang-orang lemasa datang ke tempat anak muda yang sedang mambuk tadi dan meminta maaf, tetapi ada beberapa orang memihak kepada orang mambuk tadi akhirnya jadi masalah besar, dan seorang angkat panah dan langsung lempar panah ke arah orang-orang Lemasa tadi. Dari sinilah timbul konflik dan langsung angkat perang, akibatnya masalah itu jadi besar  apa lagi dicampur baur dengan perebutan dana 1% dari PT. Freeport oleh beberapa suku di antaranya, Suku Damal Suku  Dani dan Amungme, yang korban dalam perang ini ialah: Nelez Amisim, Nahum Agabal, Beny Waker, Yonas Murib, pada saat itu keamanan dari Brimob dan Polisi takut amankan perang ini karena di antara mereka juga ada yang kena panah akhirnya Pdt. Ishak Onawame, Bapak matias Gobay dan beberapa tokoh lainya berusaha mengamankan perang ini sampai berakhir.
2.    Konflik antar warga kedua terjadi pada tahun 1998
                  Pada tahun 1998, perang suku kembali pecah lagi dan perang di tahun ini masalahnya, tidak sama dengan konflik/perang suku tahun lalu tapi perang ini akibat dari dendaman, seorang laki-laki tua yang di bunuh oleh TNI. Karena masalah pengibaran bintang kejora di Gereja Kategral Tiga Raja Mimika, laki-laki tua ini dibunuh di pelabuhan Pomako, dendaman itu yang diangkat oleh anaknya  sehingga TNI lemparkan masalah itu kepada masyarakat akhirnya, terjadi perang akibatnya yang jadi korban saat itu ialah: Ottoh Komangal, Haikal Alom, Jumad Dang, masalah ini terjadi di SP tiga belas (SP 13), tetapi di bawa ke kwamki Narama akhirnya  perang ini diamankan oleh Pdt. Lukas Agabal dan beberapa tokoh pemerintah, tokoh Gereja dan tokoh adat  sehingga Pdt. Lukas Agabal mendapat penghargaan dari Polda Papua.
3.    Konflik antar warga ketiga terjadi pada tahun 2000-2004
           Perang ini terjadi karena, akibat tindakan dari seorang om yang kebetulan keponakannya, Nimutme Murib yan meninggal dan saat itu sedang duka dan om dari anak yang meninggal bernama Negro Wandikbo, tidak terima anak keponakannya meninggal begitu saja.
           Akhirnya omnya bawa panah, dan lempar ke tempat duka satu orang terkena panah. Dengan kejadian yang terjadi di Yayanti itu akhirnya dibahwa ke kwamki Narama gara-gara Lukas Murib lalu angkat perang yang menjadi korban dalam perang ini ialah: Lukas Wandikbo yang di Bunuh, dan hamba Tuhan dua orang yang di bunuh di dalam Gereja Efata Kwamki Narama, perang saat itu Suku Dani lawan Suku Damal sehingga yang dapat mengamankan perang ini adalah Pdt. Lukas Agabal dan atas pengorbanan dan doa dari hamba-hamba Tuhan dari Kwamki Narama dan hamba-hamba Tuhan, dari dedominasi Gereja yang lain di Kabupaten Mimika. Sesudah perang itu aman ada beberapa tokoh adat perang itu ialah: Elminus Mom, Yakobus Kogoya, David Wandikbo, Negro Wandikbo, Aser Murib mereka pergi ke pemerintah Provinsi Jayapura, untuk minta bantuan guna untuk penyelesaian pembayaran kepala korban tetapi sampai di Provinsi mereka ditangkap dan di masukan di tahanan Polda Papua.
           Kebetulan saat itu Pdt. Lukas Agabal ada di Jayapura dalam urusan lain, ia dapat kabar bahwa ada beberapa orang di tahan di rutan Polda, akhirnya Pdt. Lukas pergi langsung menghadap Kapolda lalu ia menghadap dan minta supaya bebaskan dan dipulangkan ke Timika, akhirnya mereka di pulangkan ke Timika tetapi mereka bukan bebas tetapi, mereka ditahan di Rutan Kapolres Mimika di Mile 32, akirnya Pdt. Lukas pergi tawarkan lagi kepada Kapolres supaya mereka dibebaskan, dengan tujuan untuk mereka menyelesaikan masalah secara adat, kemudian mereka dibebaskan tetapi Kapolres mengatakan kalau terjadi perang lagi dari Wemum/kepala perang, Pdt. Lukas Agabal dan Pdt Melkianus Kum, harus bertanggung jawab dan sekarang sebagai jaminan kedua Bapak harus tanda tangani sebagai jaminan para tahanan itu di bebaskan.
          Namun di kwamki Narama ada beberapa dedominasi gereja yang ada, yaitu gereja Kingmi, gereja GKI, gereja Khatolik, gereja Baptis, gereja GIDI, dan Pdt-Pdt dari gereja-gereja ini juga banyak tetapi akibat dari perang itu semua lari. Karena takut tetapi ada tiga Pdt. dan bebarapa Pdt yang bertahan ialah: Pdt Lukas Agabal Pdt. Melkianus kum, Pdt Nataniel Magai Pdt. Elimelek Komangal Pdt. Yohanes Wamang dan bebera tokoh adat dan pemerintah lainya yang selalu bertahan menghadapi konflik di Kwamki Narama.


4.    Konflik antar warga keempat terjadi pada tahun 2008
           Konflik antar warga terjadi lagi akibat dari anaknya Nataniel Murib tengelam, anak itu tengelam karena sering kena penyakit Epilepsi, omnya datang dan lempar panah di duka peristiwa ini terjadi di Sp tiga belas (Sp 13), tapi masalah itu bawa ke Kwamki Narama, akibatnya terjadi konflik antar warga yaitu suku Dem marga Kinal lawan marga Murib Kulla, kebiasaan dari suku-suku dari pengunungan tengah kalau ada orang yang dalam keluarga itu meninggal tanpa sebab, pasti ada kemarahan dari pihak keluarga dari korban tersebut.
           Pihak dari keluarga suami atau istri karena, mungkin dia meninggal akibat dari ulah keluarga yang tidak jaga korban dengan baik atau tidak perna ada perhatian sama korban sebab-sebab itu yang sering memancing emosi untuk marah akhirnya sering menyerang di tempat duka dengan lempar batu, panah ataupun dengan tinju ataupun dengan tendangan ke orang-orang yang mengerumuni dan menangisi mayat korban. Yang amankan konflik ini adalah: Pdt. Elimelek Komangal Pdt. Melkianus Kum, Pdt. Lukas Agabal dan beberapa tokoh dari pemerintah dan masyarakat yang mengamankan. Biasanya perang yang sering terjadi di Kwamki Narama diamankan, karena atas pengorbanan dari semua pihak dan pelaku perang/Wemum sehingga biasanya perang itu berakhir.
5.    Konflik antar warga ke lima terjadi pada tahun 2010.
           Konflik ini terjadi karena akibat dari pemerkosaan oleh anak-anak muda terhadap istri orang (Alom kanggu keluarga Murib), di Kwamki Narama korbanya adalah: Albert Kinal perang antara suku Dem marga Kinal, dengan dengan suku Damal antara marga Murib Kulla. Dan banyak orang yang  luka-luka akibat dari kena panah sehingga, dilarikan ke rumah sakit Charitas perang ini diamankan karena hasil doa dari semua hamba Tuhan dari Kwamki Narama dan kerja keras dari pihak kepolisian dan tokoh-tokoh masyarakat di Kwamki Narama sehingga perang ini berakhir.                                                                                    
           Perang ini merupakan tantangan bagi semua hamba Tuhan yang melayani di Kwamki Narama pada khusunya Pdt. Elimelek Komangal, namun dalam tantangan seperti ini, Pdt. Elimelek dengan tema-temanya tetap setia untuk melayani Tuhan di Kwamki Narama ialah: Pdt. Adam Kum, Pdt. Nataniel Magai, Pdt. Lukas Agabal, Pdt. Melkianus Kum Pdt. Yohanes Wamang, Pdt. Barnabas Komangal, Pdt. Matius Somau, dan beberapa hamba Tuhan yang lain.
6.    Konflik antar warga keenam   terjadi pada tahun 2011
           Perang antar Mekopme Murib dengan Yakobus Kogoya Adiknya Negro Kogoya di bunuh akibatnya perang tambah besar dan aman dengan sendirinya. karena kuasa Tuhan lewat hamba-hamba Tuhan tim Doa gabungan dari dedominasi Gereja yang ada di kabupaten Mimika,   sehingga perang ini tidak menyebar sampai kepada semua warga yang ada di Kwamki Narama, tetapi aman dengan sendirinya.
7.    Konflik antar warga  yang ke tujuh terjadi Pada tahun 2012
            Pada tanggal 5 April 2012 adakan pemilihan panitia peresmian gereja Yerusalem dan yang dipilih menjadi ketua panitia saat itu adalah Pdt. Barnabas Komangal sesuia dengan kesepatakatan jemaat bahwa, kami harus percayakan kepada Bapak Gembala sendiri, karena untuk mendirikan gereja Yerusalem yang baru ini, Bapak gembala dengan Bapak Anton Dang yang menemui Bapak Gubernur sehingga gereja Yerusalem bisa dapat dibangun oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Pemda Mimika.
           Sesudah Bapak Barnabas Komangal menjadi panitia mereka adakan pertemuan bersama semua seksi dan anggota, pada tanggal 15 April 2012, dalam pertemuan tersebut mereka mengambil keputusan, bahwa, kami akan adakan Peresmian gereja Yerusalem akan berlangsung pada tanggal 3-7 Juli 2012. Bertempat di Lapangan Gereja Yerusalem.
           Kemudian dari jemaat maupun dari panitia sudah siap untuk adakan peresmian gereja tapi, sebagai manusia tidak dapat melihat semua strategi yang dibangun oleh Iblis untuk menjatuhkan iman anak-anak Tuhan. Dalam pembatalan peresmian gereja, Bapak Barnabas Komangal sebagai gembala dan sekaligus sebagai ketua panitia peresmian gereja Yerusalem sangat kecewa atas perang saudara yang terjadadi saat itu.
           Kronologis Perang Saudara. Perang ini terjadi karena masalah kecelakaan  saudara Ronny Ongomang bermula dari kesalah pahaman yang terjadi sejak 20 Mei 2012 di Timika, Papua Barat. Awal permulaan kejadian, terjadi antara Ronny Ongomang dengan Aroki Komangal. Ronny Ongomang adalah anak dari Hosea Ongomang, dan Aroki Komangal adalah anak dari Atimus Komangal. Jam 04.00 sore, Aroki dan Ronny jalan-jalan sore. Mereka dua menggunakan sepeda motornya sendiri-sendiri menuju ke Area Jalan Freeport Lama, disebelah Bandara Airport Timika. Mereka  duduk dan meminum minuman keras.
          Tidak lama kemudian ada seorang bernama Oni Bagau yang baru selesai mandi dipinggir jalan Freeport lama, yang hendak menghidupkan mesin motornya tiba-tiba ditabrak oleh Ronny Ongomang yang sedang melintas bersama temannya Maik yang diboncengi dengan kecepatan tinggi karena dipengaruhi minuman keras.
           Setelah bertabrakan dengan Oni Bagau, Ronny masih bisa berdiri lalu mengendarai motornya dan lari kira-kira jarak 1 Km lebih, dan berhenti di pingir selokan jalan. Menurut keterangan Polisi, Ronny terjatuh disana dan meninggal. Sedangkan Oni Bagau mengalami Patah tulang sehingga, dilarikan ke Rumah sakit Mitara Masyarakat RSMM Karitas untuk Pengobatan.
           Keesokan harinya, pada Tanggal 21 Mei 2012, sekitar jam 8.00 pagi, ada warga yang menemukan mayat Ronny Ongomang, di selokan di pinggir jalan dimana tempat dia merebahkan diri. Warga langsung menghubunggi pihak Kepolisian bagian Polantas, lalau mayatnya di evakuasi ke Rumah Sakit ( RSUD Mimika ), di SP IV. Orang tuanya mendengar berita dan terima mayat, Ronny Ongomang di RSUD.
           Pada Tanggal 22 Mei 2012, mayatnya di bawa dan di makamkan dekat halaman  orang tuanya Hosea Ongomang di Kwamki Narama.
           Pada Tanggal 24-26 Mei 2012, Keluarga korban bersama pihak Kepolisian dari Polantas melakukan penyelidikan kasus kematian Ronny. Kepolisian dari Polantas mengatakan bahwa kecelakaan murni, tetapi keluarga korban tidak terima karena tidak ada tanda-tanda lecet atau sobek bagian tubuh korban.
           Pada tanggal 29 Mey 2012, keluarga korban menuduh kesana-kesini dan mengundang semua tokoh dan orang tua Aroki Komangal untuk pergi langsung menghadap Pihak Kepolisian bagian Polantas dan minta keterangan sejelas-jelasnya. Maka dari Pihak Polantas mengatakan bahwa kecelakaan murni tidak ada pelaku, namun pihak keluarga korban tidak puas dengan keterangan Polisi.
            Sehingga Atimus Komangal dan Benyamin Kiwak Kepala suku besar Damal, meminta maaf kepada keluarga korban, namun keluarga korban menolak kata maaf dari pihak yang dituduh, dan keluarga korban menyatakan mau cari bukti di lapangan dengan adu fisik  atau perang suku.
           Dalam suasana yang marah Pdt. Elimelek Komangal adakan pertemuan dengan  pihak korban untuk mencari solusi dengan tujuan untuk bagaimana kedua bela pihak tersebut bisa mencari jalan, untuk adakan perdamaian dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, namun pembicaraan Pdt. Elimelek mereka tidak terimah, mala mereka marah dan mau memukul Pdt. Elimelek Komangal, sehingga Pdt. Elimelek pulang dengan kecewa, karena keadaan mereka sudah  dikuasai dengan emosi dan roh jahat. 
           Dalam perkara kecil ini, pihak Kepolisian membiarkan, dan tidak langsung ditangani sampai tuntas agar tidak terjadi perang saudara. Tetapi pihak kepolisian sepertinya memberikan kesempatan untuk perang itu terjadi di Timika.
           Pada Tanggal 2 Juni 2012 di Timika Papua, perang saudara pecah, Kelompok marga Ongomang melawan Marga komangal. Akhirnya banyak korban yang berjatuhan.
           Pada Tanggal 5 Oktober 2012, sekitar jam 08.24 pagi, tokoh Masyarakat, tokoh-tokoh Gereja, dan tokoh-tokoh Perempuan mengusir secara paksa pihak Kepolisian karena pihak Polisi hanya menonton dan sengaja memelihara konflik di Kwamki Narama, padahal korban sedang berjatuhan. Kata seorang tokoh masyarakat Amungme, Pemerintah Indonesia, dan TNI/POLRI hanya datang jual muka di tempat konflik seperti ini dengan tujuan karena kepentingan Jabatan, Politik dan Ekonomi. Tidak pernah amankan masalah dengan sungguh-sungguh di Papua Khususnya didaerah Tambang Emas Timika.
           Pada jam 09.00 WPB, semua Polisi yang ditugaskan di lokasi perang, meninggalkan lokasi perang dengan malu. Semua unsur organisasi masyarakat, Gereja, LSM dan Seluruh tokoh-tokoh menganggap TNI/POLRI sudah tidak sanggup dan gagal mengamankan Konflik perang saudara yang terjadi di  Timika Kwamki Narama.    
         Pada tanggal 28 Agustus tahun 2012 Pdt. Barnabas Komangal meninggal karena, ia kecewa melihat keadaan Jemaatnya yang pecah dan adakan perang saudara karena menjadi Gembala di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama adalah Pdt. Barnabas Komangal sementara kakaknya Pdt. Elimelek Komangal Menjadi gembala di Jemaat Rehobot Mile 32 Kabupaten Mimika.                                                                                  
           Semua konflik tersebut di atas terjadi karena faktor dari masyarakat setempata maupun dari masyarakat luar jadi faktor utama penyebab konflik adalah minuman keras (Miras), pemerkosaan dan mengangkat masalah-masalah orang tua di masa lampau, akibatnya sering dapat menyimpulkan masalah demi masalah. Namun semua masalah yang perna terjadi di Kwamki Narama Kabupaten Mimika merupakan, selama Pdt. Elimelek komangal masih dalam pelayanan di     Kwamki Narama di gereja Bethel, selama pelayanan di Jemaat Bethel konflik antar warga terjadi selama enam kali yaitu pada tahun 1996 sampai tahun 2011; dan selama pelayanan di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama terjadi satu kali yaitu pada tahun 2012 Bulan Mei hingga berakhir pada bulan September 2012, perang ini terjadi dan akibat dari perang ini banyak orang yang menjadi korban, namun sampai dengan saat ini Pdt. Elimelek masih melayani, di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama Kabupaten Mimika.
           Pdt. Elimelek Komangal merupakan seorang yang mengambil tekad untuk pergi menyiarkan Injil di daerah Amungsa mulai dari Singa, Hoeya, Agimuga/ Belakmakama, dan Kwamki Baru dan sampai di Kwamki Narama di daerah Amungsa. Selama Pdt. Elimelek melayani di Pos PI Kwamki Baru, (sekarang Gereja Bahtera Kwamki Baru), ia dan teman-temanya membuka lapangan korner, dan nama lapangan kornet ini diberinama oleh Pdt. Elimelek dengan teman-temanya, karena pada saat mereka kerja sama dengan PT. Freeport sehingga dari perusahan ini memberikan bahan makanan berupa Kornet, Roti dan bahan makanan lainnya, merupakan upah kerja mereka saat itu. kalau saat ini lapangan kornet disebut dengan Bandara udara Moses Kilangan.
           Selama Pdt. Elimelek Komangal dengan teman-temanya, membuka lapangan kornet mereka menetap di pingkir lapangan, kalau sekarang di tempat itu sudah di bangun Laboratorium oleh Perusahan PT. Freeport, dan saat itu tempat tinggal mereka tempat bikin kebun mereka tanah mereka diambil oleh perusahan PT. Freeport sehingga Pdt. Elimelek dan teman-temannya harus meninggalkan tempat ini dan  pindah ke Kwamki Narama.
           Nama kwamki Narama diberinama oleh Pdt. Elimelek komangal sesuai dengan keadaan pada saat itu, sebab saat itu ada salah satu pohon bering yang besar di Kwamki Narama dan di atas pohon itu dihingap oleh berbagai jenis burung di antaranya burung Cenderahwasih, sehingga ia memberikan nama bahwa Kwamki Narama yang berarti Kwamki artinya Burung Cenderawasih Narama menunjukan tempat atau lapangan, sehingga disebut dengan lapanan Burung Cenderawasih atau dalam bahasa Damal/Amungme adalah: Kwamki Narama.  

D. STRATEGI PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL                       
a. Rangkuman Tantangan Dalam Pelayanan
           Pdt. Elimelek Komangal memiliki kemampuan ditingkat berhadaptasi, dengan lingkungan sosial yang ada, sebab strategi yang ia gunakan dalam penyiaran Injil ialah: Strategi yang perna digunakan oleh Rasul Paulus, namun dalam pelayanannya ia selalu berhadapan dengan berbagai tantangan yaitu mulai dari daerah orang Damal, Dani Dem/Delem dan daerah Amungsa, yaitu sebagai berikut:
   Ø  Dari daerah Damal terjadi perang antara marga dengan marga pada Tahun 1969, nama perang itu ialah Bualok Wem. Perang ini terjadi dan memakan banyak korban perang ini terjadi karena akibat dari perzinahan dengan istri orang lain.
   Ø  Dari E,Nora terjadi perang suku tapi dengan kuasa Tuhan Pdt Elimelek dan teman-temannya mendamaikan.
   Ø  Ketika Elimelek di Mulia salah satu temanya dapat bunuh tapi, mereka selamat dari tantangan ini.
   Ø  Ketika ia melayani di Agimuga terjadi konflik antara Agama Kristen Protestan dan Khatolik.
   Ø  Sementara ia melayani di Timika Pos PI. Sekarang Gereja Bahtera Kwamki Baru pada tahun 1970 terjadi perang antara TNI AD dan OPM sehingga, ia harus kembali ke Beoga melalua pesawat MAF.                   Ø  Dalam pelayanan di Kwamki Narama Pdt. Elimelek Komangal menghadapi berbagai tantangan yaitu: dari keluarga maupun dari masyarakat / jemaat setempat seperti perang suku yang sering  terjadi di Kwamki Narama. Pada tahun 1994 perang ini terjadi karena akibat dari minuman keras. Dan jumlah perang suku yang sering terjadi di kwamki Narama sudah terjadi ke tujuh kali sampai dengan tahun 2012 dan perang suku yang terjadi pada tahun 2012 merupakan akibat dari minuman keras. Namun Pdt. Elimelek tetap melayani sampai sekarang walaupun ia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu contohnya ialah: ia melayani pada tanggal 25 November 2012 Pada hari minggu pagi di halam rumahnya karena gereja Yerusalem sementara ditutup akibat dari perang saudara tersebut. Sebab di tempat pelayanan ini hamba-hamba Tuhan yang lain, tidak mau melayani karena, mereka angkap bahwa tempat ini merupakan suatu tempat yang sering berhubungan dengan roh-roh leluhur mereka sebelum melakukan perang suku. Perang suku yang sering terjadi di Kwamki Narama merupakan akibat dari minuman keras, perzinahan, dan pemerkosaan merupakan sumber konflik sosial yang ada di Distrik Kwamki Narama.

b. Jenis-Jenis Pelayanan
Dalam pelayananya Pdt. Elimelek  Komangal ia telah gunakan berbagai metode pelayanan yaitu:
a). Pelayanan Pastoral Konseling
Pdt. Elimelek Komangal Melayani sebagai pelayan Jemaat telah bertugas di beberapa tempat pelayanan, seperti di Beoga, Gereja Pologowak Distrik Wangbe,  Gereja Ailpalin Distrik Wangbe, di Jemaat Hoeya daerah Amungsa,  di Jemaat Belakmakama di Distik Agimuga Jemaat Bahtera di Distik Mimika Baru, Jemaat Bethel di Distrik Kwamki Narama dan Jemaat Yerusalem Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika.
 Semasa pelayananya di tempat-tempat ini Pdt. Elimelek ialah: Seorang gembala sidang yang rendah hati, tekun dan sabar, berani, terbuka, kompromi, tegas dan adaptasi dengan keadaan jemaat dan warga masyarakat setempat. Bentuk pelayanan Pastoral Konseling dapat direalisasi melalui: kunjungan Pastoral untuk mendoakan, menasehati, dan menghibur. Karena situasi dimana ia melayani warga jemaat punya pergumulan yang beragam jenis pergulan seperti: kelaparan, kesakitan, perang suku dan kebutuhan akan kasih sayang dan perlindungan.
Pelayanan Pastoral ini bertujuan untuk memberikan iman, pengharapan dan kasih; Berdasarkan. (Roma 12:12). Supaya kesetiaan jemaat dalam segala aktivitas pelayanan Jemaat bisa berjalan dengan efektif sesuai dengan harapan bersama. Karena segala bentuk tugas dan pelayanan dapat dilakukan oleh jemaat. Apabila warga jemaat mengalami beban-beban yang dimaksud tadi berarti menghambat kemajuan dalam pelayanan jemaat.

b).  Pelayanan Penyiaran Injil
           Dalam tahun 1960-1969, sementara Pdt. Elimelek masih dalam bangku Sekolah di Beoga, ia mengadakan kunjungan pelayanan ke luar  daerah pelayanannya. Ketika ia melayani di Distrik  Wangbe Jemaat Pologowak. Dari hasil pelayanan Penyiaran Injil, ia telah memenangkan jiwa bagi Tuhan.
(Luk 19:10). Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Tuhan Yesus mati di Kayu salib karena, dosa-dosa umat manusia di seluruh muka bumi. Tuhan Yesus mengutus Para Rasul untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia  karena, dunia ini tidak ada seorangpun yang benar, semua orang berdosa (Roma 3:23). Mengapa Pdt. Elimelek berbeban kalau ia tidak memberitakan Injil? Karena ada perintah dan ajakan Tuhan. Bahwa memberitakan Injil merupakan keharusan bagi orang yang dipanggil (I Kor 9:16). Panggilan untuk memberitakan Injil mempunyai resiko yang besar, yaitu pengorbanan segala waktu untuk Tuhan.
Penyerahan diri oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam pelayanan Penyiaran Injil tidak sia-sia karena, ada Mahkota kehidupan yang disediakan oleh Tuhan,  dan ia disebut sebagai hamba yang setia dalam perkara yang kecil berarti akan diberikan juga pekerjaan yang besar serta ia disebut sebagai sahabat (Mat 26:14-30). jiwa yang dimenangkan bagi Kristus di Kabupaten Puncak Papua daerah orang Damal, orang Dem, orang Dani dan daerah orang Amungme di kabupaten Mimika.
c). Pelayanan Diakonia,
           Dalam pelayanan Pdt. Elimelek di daerah Belakmakama daerah Amugsa selama 7 tahun ia melayani dengan sungguh-sungguh. Ia merasa terbeban melihat keadaan ibu-ibu janda dan anak-anak piatu yang mana suami/bapa dan Istri/mama mereka meninggal akibat sakit penyakit maupun dalam perang antara TNI AD dan OPM yang terjadi di Timika dan juga dalam perang suku. Karena rasa belas kasihanya maka Pdt. Elimelek menolong banyak ibu-ibu janda dengan memberikan bantuan makanan atau daging sesuai dengan kemampuan dan berkat yang ada. Pdt. Elimelek. Tergerak hatinya untuk memberi bantuan diakonia  karena perempuan tidak bisa mengembangkan diri dengan baik. Karena perempuan adalah bangsa yang lemah. Angka kematian Orang Papua semakin bertambah sehingga, ibu-ibu janda bertambah banyak dan anak-anak jatim piatu. Hal ini menambah beban pelayanan para pelayan Jemaat.
           Pdt. Komangal memiliki barang yang berharga selain hasil bumi dan hasil ternak babi. Ia merasa tergerak hati dan bagaimana menolong dan melayani orang lemah dan dapat diberi teladan : a) Tuhan Yesus dalam Pelayanan di bumi, b) Para Rasul yang merasa penting pelayanan meja untuk melayani orang-orang lemah dan miskin (Kisah Para Rasul 6:17).
                  d). Pelayanan Pendidikan.
   Pdt. Elimelek merupakan Pdt. Yang peduli untuk masa depan Gereja yaitu regenerasi. Karena ia menkaderkan orang yang akan meneruskan pelayanan dalam gereja pada masa yang akan datang. Ketika ia melayani di Jemaat Ogamanin di Distrik  Wangbe. Dari Jemaat tersebut ia berhasil memenangkan atau membawah tiga orang jiwa yang sudah menerima Tuhan Yesus Kristus sabagi Juru-sematnya yaitu: Meagawel Agabal, Epanas Agabal dan Kaled Kiwak, Pdt. Komangal membawa tiga orang ini dan masukan mereka di Sekolah Alkitab di daerah Beoga pada saat itu Sekolah saksi, kemudian menjadi hambah Tuhan  di daerah mereka sendiri.
Dalam pelayanan Pdt. Elimelek di daerah Jemaat Ogamanin selama dua tahun ia melayani dengan sungguh-sungguh, hal ini didorong karena bagaimana Tuhan Yesus memilih (12) murib untuk melanjutkan Pelayanan Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus memilih dua belas (12) Murib dan dua belas (12), murib inilah yang sudah menyiarkan Injil dari Yerusalem sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Perlunya mempertahankan dan meningkatkan sumberdaya manusia maka, setelah Yudas Iskariot bunuh diri digantikan dengan Matias  (Kis 1:15-26).

e). Pembangunan
          Pdt. Elimelek merupakan hamba Tuhan, yang berhasil dalam mengadakan pembagunan gereja dimana ia melayani  yaitu mulai dari daerah Damal sampai di daerah Amungsa yaitu sebagai berikut:
1)   Membangun gereja selama ia melayani di Ogamanin
2)   Membangun gereja selama ia melayan di Ailpailin Disrik Wanbe
3)   Membangun gereja selama ia melayani Di Hoeya
4)   Membangun gereja selama ia melayani di Belakmakama
5)   Membangun gereja selama ia melayani Di Timika gereja Bahtera
6)   Membungun gereja selama ia melayani di Kwanki Narama gereja Bethel
7)   Membangun gereja sesudah pindah dari GKII ke KINGMI, Jemaat Yerusalem Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika
8)   Membangun gereja  Rehobot di Mile 32, selama melayani di Jemaat Rehobot Mimika

c. Hasil Pelayanan
1.  hasil pelayanan                                                                                         
           Pdt. Elimelek Komangal memiliki hasil pelayanan yang sangat memuaskan dalam pelayanannya di Pengunungn Tengah Papua mulai dari daerah orang Damal, orang Dem, orang  Dani, daerah orang Moni dan daerah orang Amungme, dalam berbagai aspek pelayanan, namun kami bahas disini mengenai jiwa-jiwa yang dapat dimenangkan untuk Tuhan yaitu mulai dari daerah Damal sampai daerah Amungsa adalah sebagai berikut:
Ø  Selama Pdt. Elimelek melayani di Ogamanin ia telah memenangkan tiga orang yaitu: Epanas Agabal, Meagawel Agawal, dan Kaleb kiwak, sementara Yesaya tenbak Jadi Pdt. di ogamanin Pdt. Elimelek membawa tiga orang yang sudah dimenangkan tadi ke Beoga untuk masukkan mereka di Sekolah Saksi pada waktu itu kalau sekarang Sekolah Alkitab dalam bahasa Damal.
Ø  Selama melayani di Ailpalin Distrik Wangbe, ia telah memenangkan dua orang yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru-selamatnya ialah: Nekodimus Ongomang dan Pilipus Komangal
Ø  Dalam pelayanan di daerah Amungsa yaitu Aniok Desa Hoeya ia telah memenangkan, jiwa ialah: Natenal Beanal, dan Niokal Beanal mereka ini menjadi hamba Tuhan di daerahnya.
Ø  Dalam pelayanan di Belakmakama Distrik Agimuga ia telah memenangkan beberapa jiwa yaitu: Umugin Kwalik, Otarok Kelanangame, Hongkanin kelanangame, mereka semua menjadi hamba Tuhan di daerah mereka dan Nagaremingkopme tenbak di menangkan dan di tempatkan di Toenambugum,o-ni,  pada saat itu Pdt. Elimelek membuka Pos PI di Toenambugum,o-ni.
Ø  Dan selama pelayanan di  gereja Bahtera, Bethel, dan Yerusalem sekarang ia telah mengkaderkan beberapa orang yaitu: Naftali Stenawatme, Billu Agabal, Ben Agabal dan Emelianus Stenawatme. Dan beberapa hamba Tuhan lainnya.

2. Peranan Gereja terhadap umat Di Kwamki Narama
           Peranan gereja sebagai salah satu lembaga besar yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus, untuk membawa Misi keselamatan kepada umat-Nya. Berdasarkan
KisahPara Rasul 1:8                                                                                   
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh kudus turun ke atas                                              kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh                                               Yudea  dan samaria dan sampai ke ujung bumi.”
           Dari semua dedominasi gereja pada khususnya gereja Kingmi, yang ada di Kwamki Narama sudah dapat merealitasikan misi itu dengan baik. Namun yang sering terjadi konflik antar warga yang berkepanjangan, karena yang faktor utamanya ada pada setiap manusia yang sifatnya tidak mau mengalah, dan dikuasai dengan budaya perang yang sangat kuat. untuk itu bagaimana firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa:
Galatia 5:19-20  2, 3)                                                                                                                        Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemesah,  kedengkian,  kemabukan pesta pora dan sebagainnya.         
           Namun untuk setiap jemaat yang ada di seluruh dunia yang Tuhan Yesus kehendaki adalah harus saling mengasihi dan menjadi satu pada khusunya di lapangan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, jadi bagaimana doa Tuhan Yesus untuk murib-murib-Nya maupun untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus karena kesaksian dari hamba-hamba Tuhan di masa lampau maupun di masa kini.

 Injil Yohanes 17:20-21
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-                                    orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya, Bapa , di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

3.                Peranan Keamanan dan Pemerintah terhadap Warga di Kwamki Narama
           Dalam hal menyelesaikan konflik sosial yang sering terjadi di Kwamki Narama, dari pihak keamanan yaitu, POLRI dan TNI, kurang memberikan perhatian yang serius terhadap warga yang ada di Kwamki Narama.
           Salah satu contoh adalah: Perang saudara yang terjadi pada tanggal 2 Mei Tahun 2012, pada hal dari awalnya tangani masalah kecelakaan yang terjadi di Jalan PT. Freeport Lama adalah, pihak kepolisian, namun dari pihak keamanan tidak dapat menyelesaikan masalah ini sampai tuntas, mereka hanya membiarkan ketika perang antara keluarga ini terjadi baru keamanan datang dengan tujuan untuk mendamaikan antara kedua belah pihak, namun pihak keamanan gagal total dalam mendamaikan perang keluarga tersebut. Sebab dalam perang ini banyak korban yang berjatuhan. Akhirnya warga  sendiri yang minta keamanan untuk mendaikan perang tersebut.
           Dalam hal pembangunan untuk di Kwamki Narama, belum begitu menentu rakyat kecil, dalam hal pemerintahan maupun dalam keamanan, karena menjadi Bupati Kabupaten Mimika adalah Putra daerah sendiri tapi, realita yang ada di lapangan adalah pembangunan belum begitu menentu rakyat, yaitu pembangunan jalan, memberikan air bersih yang layak, memberikan pemerintahan yang layak. Namun atas penilaian rakyat di Kwamki Narama, pemerintahan Kabupaten mimika hanya membisu dan berdiam diri selama konflik demi konflik yang terjadi selama tuju kali, sebab tidak ada kebijakan pemerintah yang memihak kepada rakyat untuk membelah hak-hak dasar kemanusiaan.
          Muda-mudahan Bupati baru yang akan memimpin tahun 2013 ini, akan memberikan perhatian yang serius kepada rakyat kecil di Kwamki Narama, guna untuk menciptakan budaya rekonsiliasi di Kabupaten Mimika pada khususnya di Kwamki Narama. Menciptakan kwamki Narama yang aman dan sejahtera merupakan harapan dari rakyat, gereja dan pemerinta namun, sayangnya dari dua lembaga yang besar ini, tidak dapat menjalankan fungsi kerjanya dengan semaksimal yaitu pemerintahan, dan bidang keamanan. Untuk itu harapan rakyat di Kwamki Narama selama ini ialah bidang keagamaan, bidang pemerintahan, dan bidang keamanan, harus bergandengan tangan untuk mewujubkan Kabupaten Mimika yang aman dan sejahtera pada khususnya Kwamki Narama, yang selama ini selalu identik dengan konflik horizontal.

4.                    Hasil pelayanan terhadap generasi muda dan kondisi daerah  pelayanan Pdt. Elimelek.
           Dalam pelayanan Pdt. Elimelek Komangal menghadapi berbagai tantangan yang bersumber dari warga masyarakat setempat, sehingga akibat dari masalah sosial yang sering terjadi di kabupaten Puncak  Papua,  maupun Kabupaten Mimika akibatnya dapat mempengaruhi kehidupan  generasi muda sehingga banyak generasi muda yang tidak dapat Sekolah dengan baik. Dan banyak anak muda  yang putus     Sekolah  mulai dari remaja sampai dengan pemuda. Wawancara dengan Bapak Lukius Newegalen Kepala Desa Wandiber  Distrik Beoga: Pada tahun 1970 terjadi perang antara marga Yolemal dan Marga Kinal karena akibar dari perzinahan istri orang lain. Sehingga Bapak Lukius putus Sekolah saat ia tamat SD, sehingga ia tidak dapat melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau SMP, dan saat itu banyak anak muda yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena akibat dari perang yang terjadi di nama perang itu ialah kelanungki Wem. Akibat dari perang ini banyak korban yang berjatuhan.
          Selama pelayanan Pdt. Elimelek Komangal menghadapi berbagai suka dan duku, namun ia tetap melayani sampai dengan saat ini. Dalam pelayanan pada hari minggu ia menyampaikan firman Tuhan dalam Yakobus 4:13-17, dengan Tema jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan. Jangan kami terlalu banyak perencanaan yang sia-sia, sementara kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok untuk itu katakanlah demikian, bahwa kalau Tuhan kehendaki saya bisa dapat melakukan apa yang saya rencanaan hari esok  denga baik. Khotbah ini di sampaikan pada tanggal 25 Maret 2012, di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama.
           Dalam pembinaan jemaat Pdt. Elimelek selalu mengarahkan jemaatnya  maupun generasi muda sebagai pemimpin gereja dan pemerintah ke depan, namun membuat jemaat tidak berdaya untuk mempergunakan talenta-talenta, karunia-karunia, yang ada pada mereka adalah pengaruh dari jemaat setempat maupun jemaat dari luar yang sering membawa konflik sosial yang berkepanjangan sehingga dapat mengakibatkan masa depan generasi muda hancur, dan jemaat pecah belah.
           Akibat dari perang suku yang terjadi pada tahun 1996, sampai dengan perang saudara yang terjadi  pada tanggal 2 Juni 2012, juga dapat mengakibatkan kebanyak anak muda yang putus sekolah, dalam pengaruh seperti ini mereka tidak bisa bersaing dengan teman-teman yang lain sebab mereka sudah terlambat dalam mengikuti semua perkembangan yang ada di Kabupaten kota Timika. Karena pengaruh adat perang yang ada di Kwamki Narama sangat besar, dampak dari perang suku, dapat mempengaruhi generasi penerus.



BAB  V
PENUTUP
A.       KESIMPULAN
           Tuhan telah mimilih Elimelek Komangal sebelum dunia dijadikan berdasarkan Firman Tuhan (Yeremia 1:4-8) Yeremia dipanggil dan di utus, demikian juga Elimelek dipanggil dan diutus dari dunianya yang penuh dengan dosa sehingga, ia menjadi seorang yang patut diteladai metode iman dan stategi pelayananya di daerah suku Damal, suku Dem/Delem, suku Dani dan suku Amungme dan beberapa kerabat suku lainnya, di wilayah pelayanan Elimelek Komangal.
           Elimelek Komangal merupakan seorang yang berani dalam berhadaptasi dengan keadaan masyarakat setempat salah Satu contohnya ialah: Ia sering berdiri dengan tegak dan berani dalam menangani berbagai konflik di daerah Damal Beoga maupun daerah Amungsa Kwamki Narama, dalam hal menyampaikan pendapatnya untuk menyelesaikan konflik antar warga, dan ia sering melayani jemaat yang menjadi korban dalam konflik. Kisah kehidupan dan pelayanan dari tokoh-tokoh dari Alkitab, tokoh sejarah gereja,  serta kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek komangal memberi motivasi baru, memberi semangat baru, dalam bergantengan tangan untuk merealisasikan Misi Allah di dunia milik Tuhan ini, sesuai dengan harapan Tuhan, Pemerintah warga/Jemaat dan secara individu untuk dapat mewujubkan Misi Allah di dunia ini.   


B.   SARAN-SARAN
        Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka penulis sarankan beberapa saran sebagai berikut:
1.    Pelayanan penyiaran Injil terhadap masyarakat suku Damal, suku Dani, Suku Dem/Delem, suku    Moni dan Mee, secara menyeluruh di Pengunungan Tengah Papua, dan Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika yang perlu diperhatikan adalah: faktor konteks kehidupan masyarakat setempat pada khususnya wilayah pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, supaya dapat memahami  Injil yang memberi hidup kekal jika kalau pelayanan itu menentu akar masalah mereka.
2.    Budaya-budaya yang tidak mendukung Firman Tuhan perlu ditinggalkan dan budaya-budaya yang mendukung firman Tuhan perlu diangkat, contoh budaya yang tidak mendukung pelayanan Penyiaran Injil ialah perang suku, budaya dari luar minuman keras yang dapat mempengaruhi orang Papua perlu di tinggalkan karena,  tidak ada keuntungan dan kedua budaya merupakan budaya yang sering menghambat proses jalanya pelayanan.
3.    Sebagai regenerasi perlu melihat orang-orang yang memiliki iman dalam tokoh Alkitab dan tokoh sejah gereja dan mengikuti  jejak iman dan teladan dalam menjalankan Misi Allah di dunia ini jika demikian masa depan gereja akan dipegang teguh oleh generasi.
4.    Dunia pada saat ini menghadapi berbagai multidimensi gereja, di Papua pada khususnya Gereja (KINGMI), sedang berada dan mengumuli konflik yang bersumber dari aspek-aspek ini yaitu: Aspek peralian budaya, aspek masalah kependudukkan dan kemajemukan, kemudian politik dan pelangkaran hak-hak dasar umat Tuhan di Tanah Papua, yang masih belum ditangani denganbaik. Jika demikian hamba Tuhan harus bersuara di lapangan pelayanan dan menjadi gembala yang baik seperti apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus berdasarkan Injil (Yohanes 10:10-11), pelayanan Tuhan Yesus merupakan salah satu contoh yang baik yang harus diteladani oleh hamba-hamba Tuhan di masa kini
5.    Semua komponen dari kedua Kabupaten yaitu: Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika, mulai dari keluarga, gereja, dan pemerintah perlu diperhatikan adalah: Generasi muda dalam pembinaan iman maupun dalam Pendidikan sebab kedua faktor ini memegang peranan penting dalam membawa perubahan yang tepat hal ini penting supaya, jemaat tidak menjadi korban pembangunan dan perubahan justru sebaliknya menjadi agen pembangunan dan perubahan dalam iman dan pendidikan, dengan demikian yang perlu diperhatikan dari semua komponen ialah pembinaan iman dan pendidikan yang layak bagi generasi muda itulah pembangunan yang paling utama bagi masyarakat Papua pada khususnya kedua Kabupaten tadi dalam Wilayah pelayanan Pdt. Elimelek Komangal.



DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alkitab
Tahun 2007. Lembaga Alkitab Indonesia: Jakarta 10430. Cetakan Ke 61.

Yayasan komunikasi Bina kasih/OFM (Oktober 1995)  Ensiklopedi  Alkitab Masa kini  Jilib 1 A-L.  cetakan ke tiga

Kamus
Desy Anwar  (February 2003)
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru: Surabaya: Penerbit Amelia


Buku Cetak
Dr. Benny Giay (2012) Sejarah Gereja Nduga Ringkasan Masuknya Injil di Kabupaten Nduga, papua: Jayapura. Deyai

Ismail Robi Silak (Januari 2006) Hidup dan kerja Para Penyiar Injil Di Balim Yalimo: Jayapura: Tabura

Pdt. Thomas J. Sappington. (17 Juni 1996) Hancurkan kuasa Iblis Dalam Diri Anda menyikap tipu muslihat Iblis disertai panduan untuk pelayanan pemulihan: Buku dan majalah Rohani Andi (Anggota IKAPI)

Pdt Benny Giay (2010) Dari Gerakan Mencari Wajah TUHAN Menuju Gerakan Menemukan Diri Dan Kembali Lagi. Memaknai kembali kegiatan ibadah dilingkungan Gereja menghadapi perubahan jaman: Jayapura. Deiyai  
                                         
Ian Coffey Ely Jumiati (1995) Kepedulian kerajaan Allah Teologi Misi Gnanakan salah satu ahli Teologi di asia yang diakui

Dumma Socratez Sofyan Yoman (2010) Kita meminum air dari sumur kita sendiri 
Jayapura: Cendrawasih Press.

Suradi Ben Abraham (1998) Penginjilan Pribadi: PT. BPK. Gunung Mulia  2001
Dr. H Berknof Dr I H Enklaar  (2001)  Sejarah Gereja: PT. BPK. Gunung Mulia

Jakub Taniwijaja Be. (1991) Ilustrasi Kehidupan: Yogjakarta: Cetakan keempat Jayasan Andi 

Virgil Gerber (1982)  Pedoman pertumbuhan Gereja Penginjilan: Kalam Hidup Cetakan kedua

J. Wesley Brill (2004) Dasar yang teguh: Yayasan Kalam Hidup: Cetakan ke 17 

Melkias Kiwak MA (2000) Upaya Orang Damal Mewujubkan Hai Di Tanah Papua: Jayapura Kamkei, Abepura. Deiyai

Paul Borthwick. Pemberitaan INJIL Tugas siapa? 10 Cara untuk mengembangkan Visi Penginjilan: JAYASAN KALAM HIDUP. Jalan Naripan 67. Bandung 40112

Sklastikat MSC. (2012) BACAAN LITURGI JANUARI 2012: Pinleng II, Dusun VI Manado: Dikeluarkan  Alamat Biara Hati Kudus.

Koentjaraningrat (2000) “Kebudayaan mentalitas dan pembangunan” penerbit PT. Garamedia Jakarta.

Ralph M. Riggs. GEMBALA SIDANG YANG BERHASIL: PENERBI GANDUM MAS.                    Kotak Pos 46-Malang 65101

M. Mimery. Rahasia tentang pengembalaan Jemaat
                                
Rich Wilkerson. (1986) Orang Kristen Duniawi: Bandung. Yayasan kalam hidup  

Robert J. Schreiter. C.PP.S. (1996) Rancangan Bangun Teologi Lokal: Cetakan Keenam Jakarta. Gunung Mulia

Werner Pfendsack – H J. Visch. (2008) JALAN KESELAMATAN: Cetakan ke 26 Jakarta: PT. BPK GUNUG MULIA. Htt//www.bpkgm.com

Dr. H. L. Senduk. Pedoman pelayanan Pendeta  
Pdt. H. Soekahar, B. Th. (1986) Setanisme dalam pelayanan Pastoral: Malang. Gandum Mas. Cetakan Pertama 

Daniel Damaledo, Martin Muslie Yulius Tonga. (1987) Gereja dalam pendakian puncak sejarah dunia: Yogjakarta.  Jayasan Andi Kasih. Cetakan pertama

Murray W. Downey  (1986) Surat-surat kepada orang percaya Yahudi: Ujung  Pandang                          

J.W.Brill (1998). DOA-DOA DALAM PERJANJIAN LAMA: Bandung 40112: JAYASAN KALAM HIDUP. Jalan Naripan 67. Cetakan ke-5.

Dr. R.A. Jaffaray. (2000)  PERUMPAMAAN TUHAN YESUS: Bandung 40112: JAYASAN KALAM HIDUP Jalan Naripan67. Cetakan ke-8.

Dr. H.L. Senduk. PENGINJIL YANG SUKSES.                                            Diterbitkan Oleh: Seksi Penerbitan Yayasan Bethel

Nawawi Handri. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial                    

Waren Rick. (2005). Kehidupan yang digerakkan oleh Tujuan: Malang.
Gandum Mas.      
                 

Buku Diktat
Pdt. Markus Iyai  Strategi Gereja dalam melaksanakan mandat kerja/mandat pembangunan kerajaan Allah di bumi.


Makalah/Skripsi
Maksimus Agabal Tahun 2010. DAMPAK PERANG SUKU DAMAL DAN DANI TERHADAP SEKOLAH DASAR INPRES KELMABET DISTRIK BEOGA KABUPATEN PUNCAK PAPUA. Skripsi Pada Sekolah Tinggi Teologi Walter Post          

Dukumen/Catatan                     
Panitia Pelaksana (15 November 2008) Rapat Kerja Sinode Gereja Kemah Injil kingmi di Tana Papua: Sorong 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar