KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL
SKRIPSI
Diajukan
Guna Untuk Dapat Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik, Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teologi Tinggi Teologi Walter Post Jayapura
OLEH:
ADI
KOMANGAL
NIM:
27801
SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI WALTER POST JAYAPURA PAPUA
2012
LEMBARAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahakan di hadapan tim
penguji Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura pada:
Hari / Tanggal : 09/01/2013
Jam :
10.00 Wit
Tempat : STT Walter
Post Jayapura
Untuk Dapat Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (Teologi) Pada Sekolah Tinggi Teologi Walter
Post Jayapura.
Puket 1 Bidang Akademik
STT. Walter Post Jayapura
|
Dosen Pembimbing
|
|||
|
Pdt. Dr. Benny Giay
|
|||
1.
Pdt.
Markus Iyai, M.Th
2.
Dominggus
Pigai S.IP M.Th
|
||||
3. Pdt. Andris Monim, M.Pdk
|
||||
LEMBARAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1.
Berserulah
kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan
kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak
terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau
ketahui Yeremia 33:3
2.
Pujilah TUHAN,
hai jiwaku, dan jangalah lupakan segala kebaikan-Nya! Mazmur 103:2
3.
Segala perkara
dapat kutanggung di dalam Dia, yang memberi kekuatan
kepadaku (Filipi 4:13)
4.
Pada hari aku
berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan
dalam jiwaku (Mazmur 138:3)
Skripsi
ini dipersembahkan kepada:
1.
Kedua orang
tua: Pdt. Barnabas Komangal (Almarhum) dan Ibunda Yuliana Magai.
2.
Istriku
tercinta Aprelina Mayau dan anaku Arson Komangal.
3.
Keluarga besar
Pdt. Elimelek Komangal.
4. Kakak-kakak
tercinta Atimus Komangal, Arakel Aratana, Adinus Komangal dan Adik-adikku
tersayang Adina, dan Yancen komangal.
5.
Seluruh
hamba-hamba Tuhan Se-Klasis Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika.
6.
Almamaterku
STT Walter Post Jayapura.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patutlah kami
panjatkan kepada Tuhan karena atas memberikan kasih karunia dan rahmat-Nya,
serta kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi karya
Ilmiah ini dengan Judul: Kisah Hidup dan Pelayan Pdt. Elimelek Komangal. Maksud
dan tujuan dari pada penulis Skripsi ini adalah: sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaian study strata satu (S 1) Teologi. Pada sekolah Tinggi Teologi
Walter Post Jayapura. Pada
kesempatan ini juga penulis menyampaikan terimah kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik doa, dana dan motivasi,
selama penulis di bangku study, maupun selama penulisan Skripsi ini. Secara
khusus penulis sampaikan kepada:
1. Bapak
Pdt. Markus Iyai, M.Th selaku ketua STT. Walter Post yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.
2. Bapak
Pdt. Dr. Benny Giay, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang bertujuan untuk penyempurnaan penulisan Skripsi ini.
3. Bapak.
Dominggus Pigai, S.IP M.Th Selaku Puket I Bidang Akademik yang telah memberikan
izin kepada penulis dalam penulisan Skripsi.
4. Staf
Dosen dan tata usaha STT. Walter Post yang telah memberikan pengajaran dan
pelayanan Administrasi dengan penuh kesabaran.
5. Orang
tuaku Pdt. Barnabas Komangal (Alm), yang telah membantu dan memberikan
pelajaran-pelajaran penting tentang bagaimana menjadi orang yang berguna dalam
keluarga, Gereja di kalangan orang Damal di kalangan umum dalam pelayanan.
6. Ibundaku
tercinta Yuliana Iminggawak yang selalu berdoa dan memohon kepada Tuhan agar
penulis menjadi seorang yang dapat memberikan teladan lebih khusus di kalangan
orang Damal.
7. Kakak-kakakku
tercinta Atimus Komangal, Orora Murib, Arakel, Aratana, Ida Komangal, Naftali
Stenawatme dan Hengki Natkime yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam
doa dan dana.
8. Ibu
Nomin Komangal dan Bapak Silas Natkime, yang selalu mendukung penulis dengan
Doa dan dana.
9. Keluarga
Bapak Melkias Kiwak S.Th MA. (Alm), yang telah mendukung penulis dengan doa dan
dana.
10. Keluarga
Bapak Willem Wandik SE.M.Si. yang telah mendukung penulis dengan dana.
11. Keluarga
Bapak Bernard Tinal S.Sos. Yang telah mendukung dalam memberikan motivasi doa
dan dana.
12. Keluarga
Bapak Yunus Kelabetme S.IP. Yang telah
mendukung penulis dengan dana.
13. Keluarga
Bapak Pdt. Ruben Uamang yang telah mendukung penulis dengan doa dan dana.
14. Keluarga
Bapak Obet Komangal, yang telah memberikan dukungan dana dan doa.
15. Adik-adikku
tercinta Yancen Komangal, Adina Komangal, Elim Murib Nelson Tenbak dan Yonis
Agabal yang selalu memberikan sukacita selama penulisan Skripsi ini.
16. Badan
pengurus (GKIP), Gereja Kemah Injil Kingmi Papua. Anggota jemaat Bethel Prumnas
III Waena yang telah mendukung penulis dalam doa.
17. Badan
pengurus (GKIP), Gereja Kemah Injil Kingmi Papua. Jemaat Yerusalem Kwamki
Narama Timika yang telah mendukung dalam doa dan dana.
18. Seluruh
hamba-hamba Tuhan se-Klasis Kabupaten Puncak Papua, dan Mimika yang selalu
mendukung penulis dengan doa dan dana.
19. Pemerintah
Kabupaten Puncak Papua yang telah membantu penulis dengan biaya study atau
beasiswa.
20. Bapak
Pdt. Alpius Kiwak. Yang memberikan banyak pelajaran dan saran guna untuk
suksesnya penulisan Skripsi ini.
21. Keluarga
Bapak Anton Wamang S.Sos Ag. Dan keluarga Bapak. Lukius Newegalen yang selalu
memberikan motivasi doa dan dana.
22. Rekan-rekan
Mahasiswa STT. Walter Post. Pelajar dan Mahasiswa asal Kabupaten Puncak Papua
dan Mimika yang telah mendukung dalam doa dan memberikan motivasi, untuk
menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Biarlah hanya nama Tuhan yang dapat
dipermuliakan atas dukungan dari semua pihak yang sudah disebutkan di atas
maupun yang namanya belum tercantum dalam lembaran ini. Tuhan memberkati.
Jayapura 20 Desember 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i PERSETUJUAN................................................................................................ii
PENGESAHAN..................................................................................................iii
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v DAFTAR
ISI........................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A.
Latar Belakang
Masalah...................................................................1
B.
Pokok Masalah
................................................................................5
C.
Perumusan Masalah
........................................................................6
D.
Pembatasan Masalah/ Lingkup
Masalah..........................................6
E.
Tujuan
Penulisan..............................................................................7
F.
Manfaat Penelitian ...........................................................................8
G.
Hipotesis...........................................................................................9
H.
Definisi Operasional.........................................................................10
I.
Sistematika Penulisan ......................................................................10
BAB II. TELAAH
KEPUSTAKAAN.....................................................................12
A. Tokoh-tokoh
Alkitab..........................................................................12
1. Nabi-Nabi........................................................................................12
2. Imam-imam.....................................................................................13
3. Raja-raja..........................................................................................13
4.
Tuhan Yesus..............................................................................14
5. Para
Rasul..................................................................................15
B. Tokoh
Sejarah Gereja......................................................................15
1.
Robet Alexander Jaffray..............................................................15
2.
Awal Pekabaran
Injil GKI di Jayawijaya......................................17
3.
Santo Fransiskus.........................................................................18
4.
Kesanggupan seorang pemenang Jiwa Dr.
H.L. Senduk...........19
5.
Klaus Reuter.................................................................................20
6.
Alberth
Schweitzer,1875-1965......................................................21
7.
Bunda
Tresa,1910-1997................................................................23
8.
Transformasi Gereja Oleh Tokoh Gereja
Kingmi Papua...............24
BAB III. METODOLOGI
PENELITIAN.................................................................26
A. Jenis
penelitian...............................................................................26
B. Waktu
dan lokasi penelitian............................................................27
C. Sumber
data mengacu pada dua sumber yakni.............................27
1. Data
Primer.................................................................................27
2. Data
Sekunder..............................................................................27
D. Variabel
penelitian..........................................................................27
E. Populasi
dan sampel .....................................................................28
F. Teknik
pengumpulan data .............................................................30
1. Observasi...................................................................................29
2. Wawancara.................................................................................30
3. Angket
(Kuisioner) .....................................................................30
4. Study
Pustaka.............................................................................30
G. Teknik
analisis data.........................................................................31
H. Kerangka
Berpikir..........................................................................32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................33
A. KEADAAN UMUM ORANG DAMAL............................................33
1.
Keadaan Umum Orang Damal
....................................................39
2.
Letak Geografis ............................................................................34
3.
Keadaan Topografi .......................................................................34
4.
Keadaan Iklim................................................................................35
5.
Keadaan Gereja.............................................................................36
6.
Keadaan Pemerintahan..................................................................37
7.
Lembaga Pendidikan......................................................................39
8.
Pos Pelayanan Kesehatan..............................................................42
9.
Keadaan Kebudayaan.....................................................................42
B. PEKABARAN INJIL DIANTARA ORANG DAMAL DAN DANI.........44
C. KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK
KOMANGAL...47
a.
Biografi Elimelek Komangal............................................................47
b. Elimelek
Komangal dipanggil menjadi hamba Tuhan.....................48
c. Kebiasaan
hidup Pdt. Elimelek Komangal......................................49
1. Keadaan
orang Damal sebelum Injil datang di daerah orang
Damal..........................................................................................51
2. Keadaan
orang Damal sesudah terimah Injil...............................52
3. Reaksi
orang Damal terhadap Injil...............................................53
d.
Pelayanan Elimelek komangal di daerah
orang Damal.....................55
e. Pelayanan
di daerah orang Dani dan orang Delem/Dem..................57
f.
Pelayanan di daerah Amungsa..........................................................60
1.
Pelayanan di daerah Agimuga dan
Belakmakama......................60
2.
Pelayanan di Kwamki Baru..........................................................64
3.
Pelayanan di Kwamki
Narama.....................................................65
4.
Tantangan dalam pelayanan selama Pdt.
Elimelek Komangal melayani di Kwamki
Narama........................................................66
D.
STRATEGI PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL........................79
a. Tantangan
dalam pelayanan...........................................................79
b. Jenis-jenis
pelayanan.......................................................................80
c. Hasil
pelayanan................................................................................85
1. Hasil
pelayanan...........................................................................85
2. Peranan
Gereja dan pemerintah terhadap warga di Kwamki
Narama.......86
3. Hasil
pelayanan terhadap generasi muda dan kondisi daerah pelayanan Pdt. Elimelek ........................................................................................88
BAB. V. PENUTUP.......................................................................................90
A. Kesimpulan........................................................................................90
B. Saran-saran.......................................................................................91
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Mengenai konsep Hai, Tuhan sudah
tarukan dalam suku Damal sebagai jalan masuknya Injil, salah satu buktinya
adalah: ketika Don Gibbons dan beberapa orang yang bersama dengannya dalam
perjalanan datang di daerah Ilaga/Beoga ada tiga orang ini yang pertama
menemukan Misionaris yaitu: Den Begal Kama-Kama Elas, dan Kilunarkopme Begal
ketika, mereka menemukan langsung berkata bahwa Hai Oletak-o artinya: Hai sudah datang, kalau hai berarti
suatu kehidupan baru yang dinanti-nantikan oleh suku Damal. (Dalam konsep Mitos
Hai).
Sejak bulan Maret 1956
orang Damal yang tinggal di Beoga/Ilaga Puncak Jaya Dulu sekarang (Puncak
Papua), pun mulai mendengar Injil. Kelompok suku yang pertama menerima Injil di
tempat ini ialah orang Damal. Dalam bulan Maret tahun 1957 ratusan orang Damal secara
kelompok bertobat dan menerima Injil. Dalam bulan Desember 1958 orang Dani
menyatakan tekadnya untuk menerima Injil keberhasilan ini terjadi karena
pelayanan dan pengorbanan banyak pihak Pdt. Jhon Elanberger Larson, Don
Gibbons, CAMA; dan beberapa orang Mee yang datang untuk bergandengan tangan
dalam kegiatan penyiaran Injil sambil menjalankan transaksi dagang. Salah satu
rombongan ini dipimpin oleh Widiyaibiwode Giay, yang datang kesana untuk
membantu membuka lapangan terbang dan membuat rumah bagi utusan Injil di sana,
termasuk Andreas Giay. Andreas ini berperan dalam membuka lapangan terbang MAF
di seluruh pengunungan tengah termasuk di Ilaga dan Beoga tidak kembali tinggal
menetap di Beoga di antara orang Damal. Tetapi hampir dalam setiap suku Pengunungan
Tengah Tuhan sudah tarukan konsep seperti ini, karena dari suku Lani juga punya
konsep seperti Hai adalah Nabelang-Kabelang,
dan juga suku-suku lain di tanah Papua.
Pada saat adakan
penyiaran Injil di daerah orang Damal ada beberapa orang yang pertama menerima
Injil yaitu: Soliman Komangal yang perna menjadi Ketua Klasis Beoga pertama,
Yayamarakus Ongomang, Boas kiwak, Jakius Newegalen, Yakub Kiwak, dan di
antaranya Elimelek Komangal. Don Gibbons November (1993.1-10).
Pdt. Elimelek Komangal adalah: Anak
pertama dari delapan saudara, anak dari Bapak Woloh, Komangal, mereka biasa
tinggal di Distrik Beoga Desa Tinggilber kampung Tupia, Kabupaten Puncak Papua
semasa kecilnya mereka biasa hidup berhadaptasi dengan lingkungannya, dan hidup
dalam tradisi Damal di daerah pedalaman. Namun dalam kehidupan sosialnya, Pdt. Elimelek dibesarkan
di lingkunan sosial yang
cukup ganas dalam arti bahwa
dilingkungan sosial yang sering terjadi
perang antara, suku lawan suku, marga lawan marga adik lawan kakak, sehingga ia
bertumbuh seperti kehidupan sosial yang ada dan Elimelek memiliki pengaruh yang
cukup besar untuk menghadapi
musuh maupun tingkat berhadaptasi
dengan lingkungan yang ada. Namun Elimelek menjadi seorang
Pdt. yang andal seperti Rasul Paulus karena Misionaris Don
Gibbons adakan Koseling dan menegukan
imannya, bahwa kalau kamu menerima Injil
ini, ada jaminan keselamatan, sehingga Pdt. Elimelek menerima Injil dan
dipegang teguh dalam kehidupannya.
Pdt. Elimelek Komangal merupakan
seorang panglima perang ditengah-tengah
sukunya, namun kuasa Injilah yang mengubah hidupnya, seperti Rasul Paulus yang
pertama diubahkan oleh kuasa Injil itu sendiri dan Injil itu adalah: Tuhan
Yesus sendiri, tapi apa yang perna di katakan oleh Rasul Paulus dalam.
Roma 1:16a sebab
aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam
Injil, karena Injil adalah kekuata Allah yang menelamatkan
setiap orang yang percaya,
Sama hal juga dapat dialami oleh
Pdt. Elimelek Komangal sehingga, ia juga mengikuti jejak teladan dan iman Rasul
Paulus, maka Elimelek telah menjadi Penginjil yang sukses di antara suku Damal
dan Pdt. Elimelek memulai pelayanan dari daerah suku Damal Dani, Dem/Delem suku
Moni sampai di daerah Amungsa pada umumnya di Pengungan Tengah Papua Barat.
Atas panggilan Tuhan keluar dari kebiasaan
hidup yang lama, kemudian Sekolah di Sekolah, Persedian Beoga pada bulan juli
1960, tetapi disaat mereka Sekolah langsung teori dan praktek, sehingga atas
permintaan dari Gurunya langsung mereka pergi menginjili di daerah-daerah lain,
yaitu pada bulan Oktober 1960, menginjili ke daerah suku Delem Moni dan suku Amungme yaitu Delemai, Dumada
dan sampai ke daerah Amungsa dan saat
itu banyak orang menerima pemberitaan Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus.
Pdt. Elimelek dan Teman-teman pelayanannya, tamat pada tahun 1969, dan Ia
menjadi Penginjil yang terkenal di daerahnya, dan daerah yang lain dan dalam
pelayanan Penyiaran Injil tapi suku
Damal langsung terimah Injil tanpa bertanya-tanya karena sebelum datangnya
Injil ke daerah suku Damal mereka memiliki konsep tentang Injil yaitu Hai,
jadi mengenai Hai perna mencetek buku
oleh Pdt. Melkias kiwak S.Th MA. 2008. Dengan judul bukunya. “Upaya
Orang Damal Mewujudkan Hai di Tanah papua” upaya orang Damal mempunyai
keyakinan bahwa suatu saat akan datang kehidupan yang sangat baik yaitu
kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera, dan sukacita tidak ada perang
tidak ada permusuhan tapi yang ada kehidupan damai sejahtera dan hidup dalam
keharmonisan, tetapi mengenai “Hai”
upaya ini dapat dilakukan oleh tokoh dan warga masyarakat dari masa-kemasa.
Namun dalam kehidupan Pdt. Elemelek
Komangal kehidupan sosialnya adalah: Berburuh dan berkebun, apabila kalau ada
perang suku ia yang sering menjadi pemimpin perang, tetapi Tuhan mengubahnya
seperti Rasul Paulus yang perna diubahkan oleh Tuhan Yesus Kisah Para Rasul
9:1-19; dan kehidupan lamanya diubahkan maka Rasul Paulus menjadi seorang
Penginjil yang sangat terkenal, demikian juga Tuhan Yesus mengubah Pdt.
Elimelek sehingga, ia menjadi terang dan
garam di tengah-tengah sukunya dan suku-suku yang lain di Pengunungan Tengah.
Untuk itu sangatlah penting untuk kami sebagi generasi penerus untuk ikut semua
keteladanan itu, sebab teladan itu menjadi pembelajaran untuk kami kedepan
sehingga, kami juga bisa dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan konteks
yang ada di setiap daerah. Penulis mengangkat judul: Kisah Hidup Dan Pelayanan
Pdt. Elimelek Komangal; karena pentingnya kisah tokoh pelayanan Penyiaran Injil
sebagai bagian dari penghargaan atas karya dan pelayanan yang turut mendukung
perkembangan sejarah Gereja di tanah Papua.
B.
POKOK MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka menjadi pokok masalah dalam penulisan Skripsi ini dapat dirangkum sebagai
berikut:
1. Masalah
sosial, agama, politik, ekonomi, cultural, yang mempengaruhi kisah hidup dan
pelayanan Pdt. Elimelek Komangal.
2. Masalah-masalah
yang digumuli oleh Pdt. Elimelek dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang Penyiar Injil.
3. Tugas
dan pelayanan yang dipercayakan oleh Allah kepada Pdt. Elimelek serta sifat dan
karakter dalam pelayanan untuk memudahkan dalam implementasikannya di lapangan
pelayanan.
4. Sumbangan
Pdt. Elimelek Komangal bagi perkembanga jemaat dan para hamba Tuhan di masa
kini dan masa depan.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan Judul Proposal Skripsi
yang kami angkat yaitu: “KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL”
di rumuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
keadaan suku Damal dan beberapa suku
kerabat lainnya di Kabupaten Puncak Papua Distrik Beoga, dari dulu dan di masa
kini dalam pelayanannya.
2. Bagaimana
keadaan umum suku Amungme dan beberapa suku kerabat lainya, di Kabupaten Mimika
dan wilayah pelayanan lainnya.
3. Bagaimana
strategi pelayanan Pdt. Elimelek Komangal di masa lampau untuk dapat
mengaplikasikannya metode iman, dan teladan hidup Pdt. Elimelek di masa kini.
4. Apa
saja yang ditempuh oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam kisah Hidup Pelayanan dari
daerah Damal dan daerah lain di Pengunungan Tengah Papua.
D.
PEMBATASAN MASALAH/LINGKUP MASALAH
Untuk menghindari, mencegah
perluasan masalah yang tidak diperlukan maka perlu ada suatu pembatasan yang
jelas: dalam Penulisan Skripsi ini, pembatasan itu meliputi:
1.
Pembatasan bidang ilmu.
Masalah kepemimpinan dalam organisasi
gereja serta sarana dan para pembina Rohani dalam pelayanan untuk melaksanakan
Misi Allah mulai dari Sinode, Kordinator, Klasis, Rayon-Rayon, dan
Gembala-Gembala untuk dapat memupuk pelayanan penyiaran Injil guna untuk
meningkatkan mutu dan kualitas Penginjilan.
2.
Pembatasan konteks permasalahan. Misi
pelayanan Penyiaran Injil merupakan suatu Misi Tuhan Yesus, yang harus
dijalankan di dunia ini, namun kalau untuk setiap orang yang mempunyai karunia
Penginjilan harus dapat dibina dengan
baik, untuk dapat menginjili dan dapat menjangkau ke seluruh pelosok di daerah
Kabupaten Puncak maupun Kabupaten Mimika, dan pada umumnya di seluruh tanah
Papua sehingga, semua umat bisa menerima Injil dan dapat melakukan apa yang
Tuhan kehendaki dalam kehidupannya.
E.
TUJUAN PENULISAN
Ada beberapa
tujuan antara lain adalah:
1. Untuk
dapat mengetahui siapakah Pdt. Elimelek Komangal itu, dan juga untuk mengetahui
ketika Pdt. Elimelek dipanggil menjadi hamba Tuhan, bagaimana kondisi
masyarakat Damal disaat itu, serta semua yang menjadi nilai-nilai positif dan
nilai-nilai negatif dari sisi budaya, sosial agama, adat yang dijumpai oleh
Pdt. Elimelek di ruanglingkup pelayanan.
2. Untuk
mengetahui persoalan atau tantangan yang dihadapi oleh Pdt. Elimelek Komangal
dalam Penyiaran Injil di antara keluarga, masyarakat dan gereja demi pelayanan
Penyiaran Injil.
3. Untuk
mengetahui strategi yang dapat dilakukan oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam
menghadapi berbagaimacam tantangan, dan hambatan dalam pelayanannya.
4. Untuk
mengatahui Faktor-faktor apa saja yang mendorang Pdt. Elimelek Komangal
sehingga, menerima Injil dan menjadi penyiar Injil. Kemudian bagaimana campur
tangan Tuhan dalam pelayanan Pdt. Elimelek dari awal sampai sekarang.
5. Untuk
menyumbangkan semua potensi pelayanan yang digumuli oleh Pdt. Elimelek Komangal
pada umumnya bagi gereja di masa kini dan pada khususnya generasi muda kedepan.
F.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat teoritis
Ø
Sebagai bahan referensi yang turut
memperkaya kajian sejarah gereja di Papua dan di perpustakaan STT Walter Post
Jayapura.
Ø
Diharapkan dapat menambah referensi
pengetahuan bagi penulis, dalam mendalami persoalan pelayanan gereja melalui
karya pelayanan Pemberitaan Injil oleh Pdt. Elimelek Komangal dengan pendekatan
study tokoh-tokoh gereja.
2.
Manfaat praktis
Ø
Diharapkan masyarakat Damal secara umum
di Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika dapat mengetahui semua talenta
yang ada pada Pdt. Elemelek Komangal dan komitmennya yang behubungan dengan
strategi Penyiaran Injil Rasul Paulus dan Jenis-jenis Pelayanan lainnya.
Ø
Diharapkan untuk para
pelayan/kader-kader muda dari suku Damal, agar dapat memantapkan dan memahami
Misi holistik masa kini di berbagai bidang pendidikan, kesehatan, sosial,
politik, dan dalam tugas pelayanan.
Ø Diharapkan
gereja di Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika, dapat lebih mendalami
dan mengatur strategi pelayanan yang kontekstual di Tengah-tengah suku
Damal/Amungme, suku Dani dan beberapa suku lainnya, dengan melihat jejak
pelayanan dan iman Pdt. Elimelek Komangal dan Para tokoh sejarah gereja lain.
G.
HIPOTESIS
Hipotesis merupakan sesuatu yang
diangkap benar untuk alasan atau pengutaran pendapat, meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan. Ari Prahasta (2003: 153), hipotesis adalah
aggapan dasar; sesuatu yang dianggap benar untuk alasan pendapat meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis sebagai suatu jawaban yang
sifatnya sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti sampai dibuktikan
melalui data yang terkumpul maka penulis mengemukakan beberapa hipotesis atau
jawaban sementara ialah:
Ø
Jika kesetiaan dan pengorbanan dalam
Penyiaran Injil yang dapat dilakukan oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam tugas
pelayanan Pemberitaan Injil sehingga suku Damal/Amungme, dan beberapa suku di
Pengunungan Tengah boleh dapat menerima Injil dan menjadi orang-orang yang
bertanggung jawab dan mandiri.
Ø
Ada pengaruh luar yang bergejolak
sosial maka hasil pelayanan pada
masyarakat Damal/Amungme dan beberapa suku lainnya mengalami kemunduran iman.
Ø
Dalam merealisasikan pelayanan holistik
masa lalu dan masa kini Rohani-Rohani PI, Pendidikan, kesehatan dan ekonomi
maka tanggung jawab sebagai orang Kristen yang dipanggil dan diutus dapat dipelihara
dan dipertahankan.
H.
PENJELASAN ISTILAH
Untuk
memberikan pengertian tentang Judul Penulisan Skripsi ini, maka perlu diberikan
pengertian terhadap beberapa istilah dibawa ini yaitu:
1.
Kisah: Menurut kamus umum bahasa
indonesia. Ari Prahsata 2013 Hlm 155. Cerita tentang kejadian dalam
kehidupan, riwayat dongeng, mengisahkan
menuturkan cerita, menceritakan suatu peristiwa atau kejadian: kisah maka
penulis berpendapat bahwa, semua kisah maupun semua peristiwa yang dialami oleh
Pdt. Elimelek Komangal Merupakan sumbangan bagi jemaat masa kini dan masa depan
2.
Hidup: menurut kamus umum bahasa
indonesia. Ari Prahsata 2013 Hlm 155. masih bernapas dan bergerak;
masih ada sebagaimana mestinya. Menghidupi membiarkan hidup, tidak membunuh
memberi nafka, memelihara.
3.
Pelayanan: teladan pelayanan Kristen
disajikan dalam pelayanan Kristus, yang datang bukan untuk dilayani melainkan
melayani (Matius 20:28). (Markus 10:45), kata kerja yang dipakai dalam
ayat-ayat ini adalah: DIAKONIA yang melukiskan pelayanan di meja makan, dan
mengingatkan kembali peristiwa tatkala Yesus membasuh kaki murib-murib-Nya
(Injil Yohanes 13:14). Ensiklopedia
Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995.
4.
Pedeta: kamus Umum bahasa Indonesia.
Ricky Mudjiono. FX. Dicky Prihermono W. Scientific Press, 2008. Pertapa,
pemuka agama Hindu atau Protestan. Menurut pendapat penulis bahwa, kalau
seorang Pedeta berhak untuk melakukan pelayanan Sakramen di gereja, kalau
Gembala atau Pendeta setempat ada halangan.
5.
Komangal: Komangal merupakan salah satu
marga yang terdapat dalam Suku Damal, dan marga Komangal menetap di daerah
Puncak Papua dan daerah Kabupaten Mimika.
I.
SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini akan dibahas dalam
beberapa bagian atau Bab yaitu, Bab Pertama pendahuluan, Latar belakang
masalah, Pokok Masalah, Perumusan masalah, Pembatasan masalah/Lingkup masalah,
Tujuan penulisan, Manfaat penelitian, Hipotesis, Penjelasan istilah dan
Sistematika penulisan. Bab Dua Telaah kepustakaan terdiri Tokoh-tokoh Alkitab,
dan Tokoh Sejarah Gereja. Bab tiga terdiri dari Jenis Penelitian, Waktu dan
lokasi penelitian, Sumber data (data Primer dan data skunder) Variabel
penelitian, Populasi dan sampel, Teknik pengumpulan data (Observasi, Wawancara,
angket dan study pustaka), Teknik analisis data, Kerangka berpikir. Bab empat
terdiri dari Hasil penelitian dan pembahasan, Keadaan umum orang Damal, Letak
geografi, Keadaan iklim, keadaan Gereja, Keadaan Pemerintahan, Lembaga
pendidikan, Pos pelayanan kesehatan, Keadaan kebudayaan. Pekabaran Injil
diantara orang Damal dan Dani, Kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal, Biografi Pdt. Elimelek komangal, Elimelek Komangal dipanggil menjadi
hamba Tuhan, Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek Komangal, Pelayanan Elimelek
Komangal di daerah orang Damal, Pelayanan di daerah orang Dani dan orang
Dem/Delem, Pelayanan di daerah Amungsa. Strategi pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal, Tantangan dalam pelayanan, Jenis-jenis pelayanan, Hasil pelayanan.
Bab lima Penutup terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran, Daftar kepustakaan, dan
Lampiran-lampiran.
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A.
TOKOH-TOKOH ALKITAB
1.
Kisah Hidup Dan Pelayanan Nabi-nabi
Nabi adalah seorang hamba Tuhan yang
dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah kepada manusia (Kamus LAI, 2002).
Nabi adalah pembawa nubuat, utusan Tuhan, untuk membawa berita dari Allah (Pius
A. Partanto dan dalla Allo Barry, 1996). Kamus modern bahasa indonesia,
kamus lengkap bahasa Indonesia Drs. Rizky maulana. Dra Putri Amelia; Penerbit
lama bintang surabaya (Nabi adalah utusan Allah orang terpilih karena keimanan
dan akhlaknya yang baik, sehingga diangkat Allah menjadi utusan-Nya untuk
menyebarkan agama Allah di muka bumi. Nabi dan gelarnya ada empat macam, yaitu
pelihat Abdi Allah, hamba Tuhan, dan utusan Tuhan fungsi gelar dari keempat
gelar kenabian berbedah-bedah karena, ada yang juru bicara, pelihat bernubuat,
secara langsung, meramalkan dan memberikan bimbingan, mengumumkan penghukuman,
menjelaskan hukum taurat, memperingatkan dan menegur dan memanggil bangsa-bangsa
untuk bertobat (Yes 58:1; 40:1-28; Mat 4:4). Jenis-jenis kenabian yaitu: Nabi
membimbing seperti Musa dan Samuel, nabi yang punya visi Daniel sampai Zakaria,
nabi dengan perkataan Kitab Suci adalah Yesaya. Tipe-tipe kenabian, pastoral,
nabi Penginjilan, Rasuli, dan nabi untuk bansa-bangsa (Steven Agustinus
2000; 19-20).
2. Kisah
Hidup Dan Pelayanan Imam-Imam
Jabatan imam sangat penting dalam
kehidupan orang Israel, karena mereka punya tugas seperti: mempersembahkan
korban, mengadakan doa syafaat, dan memberi berkat kepada umat (Kamus LAI,
2002). imam yang berbicara kepada Allah berhubungan dengan Allah untuk
umat. Dalam agama Yahudi imam berperan sebagai pemimpin ibadah umum, menyiapkan
korban dan membimbing doa khusus (Ensiklopedi Alkitab Praktis 1992:55).
Jenis-jenis imam adalah: imam besar, imam kepala, imamat (orang Lewi). Imam
besar adalah dapat diwariskan oleh ayahnya kepada anaknya dan jabatannya lebih
besar dan bertugas untuk mengatur pekrjaan imam kepala dan imamat orang Lewi (Ensiklopedi
Alkitab Praktis 1992:55). Sedangkan pekerjaan imam kepala adalah
mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat, dan memberi berkat kepada umat
jadi berhubungan dengan Allah (Kamus LAI, 2002). Dan pekerjaan imamat orang
Lewi adalah seperti; mengurus an menyelengkarakan upacara dan korban-korban
hari raya orang Yahudi dan mengurus Alat-alat musik dalam kemah suci (Denis
Gren; 2001:15), melakukan peradiln dan mengajar rakyat, menyanyi, dan
lain-lain (Dr. F. L. Baker,2000: 360).
3. Kisah
Hidup Dan Palayanan Raja-Raja
Raja pemimpin Rakyat pada kerajaan.
Saul adalah Israel yang pertama dan sebelum memilih raja-raja manusia maka
Allah, sendiri memerintah dan menjadi raja dari zaman adam sampai saul.
Memerintah menurut kehendak Allah dan mengajar agar bangasa pilihan Allah,
untuk tidak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa kafir. Tugas raja adalah
memerintah/memimpin umat berdasarkan kehendak Allah (kekudusan/kebenaran).
Dalam perjanjian Lama nabi-nabi, imam-imam, dan raja-raja, yang dipilih adalah
orang-orang yang telah dilegistimasi
oleh Tuhan (dan oleh manusia). Agar mereka melayani manusia dengan
tujuan supaya menjaga keharmonisan antara manusia dengan Allah. Orang-orang
yang dipilih tidak dilihat dari apa yang ada di depan mata manusia tapi Tuhan
yang melihat hati. (I Samuel 16:7) .
4. Kisah
Hidup Dan Palayanan Tuhan Yesus
Menjejaki
Bapak pelayanan Tuhan Yesus, di bumi
(Lukas 4:18-19), pelayanan Tuhan Yesus adalah realisasi Misi holistik,
karena berkhotbah, mengajar, memberi makan dan memberi kesembuhan. Ia melayani
manusia sesuai kebutuhan, yang ada seperti orang sakit, orang berdosa, orang
kafir, orang lapar dan orang yang mengalami tindakan kekerasan. Dasar pelayanan
Tuhan Yesus adalah Kasih (Matius 9:36). Sasaran pelayanan Tuhan Yesus adalah
orang yang ada di desa dan kota. Tujuan pelayanan Tuhan Yesus adalah (Matius
6:10) “datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga”.
5. Kisah
Hidup Dan Palayanan Para Rasul.
Wujub/Realisasi amanat agung Yesus
Kristus kepada Murib-murib-Nya (Matius 28:19-20; Kis 1:8), yang diteruskan oleh
Para Rasul, seperti: Petrus, Paulus, Yohanes, Yakobus, dan lain-lain. Panggilan
dan pengutusan Para Rasul adalah: Untuk meyebarkan pemerintahan Allah di bumi.
Dasar pemberitahan mereka adalah tentang Yesus berhungan dengan kelahiran,
kehidupan, pekerjaan kematian, kebangkitan, kenaikan, dan keturunan (Rohol
Kudus) serta kedatangan Yesus Kristus jenis dan kegiatan yang dilakukan oleh
Para Rasul adalah berkhotbah (Rasul Petrus Kis 2), mengajar, menyembuhkan sakit
dan penyakit dan usaha-usaha sosial (Rasul Paulus Tukang Kemah Kis 18:1-4), dan
mencari nafka dengan cara ini ketika ia berada di suatu tempat (Baca Kis 20:34; 1Tes 2:9; II Tes 3:8),
selain itu mengadakan pendekatan dengan budaya orang Yahudi dan agama Romawi.
B. TOKOH SEJARAH GEREJA
1.
Kisah Hidup Dan Palayanan
Robet Alexander Jaffray
Berikut ini adalah Kehidupan Robet Alexander Jaffray
dapat dirumuskan oleh penulis dari dua buku: Karya Kristus di Indonesia (oleh
Redger Levis:2007:23-76) dan tokoh-tokoh Kristen
Yang Mewarnai Dunia; (Rudi.
N Assa.2002:63-70).
Ia dilhirkan tanggal 16 Desember 1873, di Scotlandia. Ia dilahirkan dari
keluarga yang tidak memiliki keseimbangan Rohani. Karena ayahnya (Roberth Jaffrai) seorang yang
dingin terhadap kekristenan tetapi mamanya adalah (Sarah Bugg) sangat aktif ke
Gereja.
Pada masa kecil ia menjadi seorang anggota atheis
sejati. Sayang ia kena penyakit jantung dan gula. Syukur pada usia 16 tahun ia bertobat melalui berkat
ketekunan dan usaha guru Sekolah Minggu Annie Gowan di gereja Presbiterian.
Beberapa tahun kemudian ia mendengar khotbah Pendeta AB.
Simpson dan mengugah hatinya
untuk memberitakan Injil ke daerah lain.
Ia mengalami kesulitan menjadi hamba Tuhan, karena ayahnya tidak setuju. Oleh karena kerelaan dan
kesedian untuk mengadakan pelayanan maka ia diangkat menjadi ketua PI di
Tionkok. Disana ia mengadakan beberapa jenis pelayanan: membuka dan pimpin
Sekolah Alkitab, buat tulisan/majalah-majalah dan selanjutnya mendirikan sebuah
penerbitan adalah hasil bantuan dari Kanada.
Dalam tahun
1920-an di Tionkok selama 77 hari terjadi pengepungan. Kemudian kota ini
menjadi bersimbah darah, beberapa orang mati menganaskan. Dalam situasi ini
menuntut keberanian. Ada utusan misi yang lain terkepun dan kenah peluruh. Ia
bersama timnya berdoa dan berusaha menolong teman-temanya. Ia berani berhadapan
dengan perampok dan ada yang sadar bertobat ketika Rob berkhotbah.
Kemudian Rob meninggalkan disitu dan pergi melayani
di Cina/Vietnam. Berhasil
mengabarkan Injil disana. Tetapi karena pecah perang dunia pertama maka ia
meninggalkan dari situ.
Dalam
tahun 1928 Jaffrai tiba di Indonesia tepatnya di Makasar. Memulai pelayanan
dengan strategi: membuka Sekolah Alkitab, Penerbitan (Kalam Hidup) dan Gereja
pusat.
Aplikasi pelayanan: 1)
Mendirikan Sekolah Alkitab, 2) mendirikan percetakan.
2. Kisah
hidup Dan Palayanan
Pendeta Rumainum
Pada 1959, Rumainum
mengupayakan agar ditempatkan satu pendeta GKI di Wamena, yaitu Pendeta Zet
Rumere. Jemaat wamena ternyata tidak berdiam diri melainkan. merasakan
panggilan untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus kepada orang-orang
di Balim dan sekirnya.
Oleh. Ismail Roby Silak (Januari 2011).
Anggota-anggota jemaat di
Wamena dalam tugasnya, sebagai tenaga pemerintah tiap hari berhubungan dengan
orang-orang Balim mereka di undang mengikuti kebaktian dan pendidikan Kristen
ada yang mengikuti katekisaksi, karena mau memberikan diri di Baptis. Begitulah
terjadi hubungan ke kampung-kampung asal
orang Balim jemaat GKI di Wamena diminta mengirim Penginjil kesitu, Khususnya ke daera
Kurima Penginjil M. Fosba (Alm) tiba di
Wamena dan mulai bekerja di kurima pada 24 September 1960, Dr. Vriend dan saya
sendiri tiba di papua waktu samasekali
belum jelas dinama daerah baru untuk GKI. Kepala penerbangan MAF di sentani ,
D.Steiger .H dan pilot B. Johanson bersama Rumainum, Dr.Vriend dan saya sendiri
beberapakali mengadakan penerbangan survey diatas lembah Heluk danYahuli. Dalam satu rapat diantara GKI ,MAF dan CAMA baru MAF secara
resmi bersedia terbang untuk melajani kebutuhan GKI .
3.
Kisah Hidup Dan Palayanan Santo Fransiskus
Hidup dan karya Santo Fransiskus dapat dirumuskan dari buku:
100 Pemimpin Spritual yang Mempengaruhi sepanjang Sejarah Dunia; oleh: Samuel
Willard Crompton
(2008:75-76).
Ia adalah
seorang Kudus
Kristiani yang dilahirkan di kota Asisi di Urumbia, Italia. Tahun 1206 karena mengikuti kampanye militer, maka ia menderita penyakit parah. Di tengah kemalangan itu ia bermimpi
dan mendengar ada suara yang berkata “mengapa
engkau meninggalkan Tuhan...?”
dan semangat itu
dikobarkan oleh sebuah perintah yang di dengarnya bahwa “Fransiskus Perbaikilah rumahmu”.
Lalu tahun 1209, Fransiskus mendapatkan sebuah
penglihatan lagi segala kesederhanaan dan
dengan segala kerendahan hati berjalan maju untuk meneruskan kabar baik dari
Tuhan itu, karena melihat segala kesederhanaan dan kerendahan itu menjadi kesan baik sehingga ada beberapa
orang laki-laki dan perempuan mengikutinya. Orientasi tugas Fransiskus dan pengikutnya mengutamakan pelayanan mereka
adalah memperdulikan orang miskin, merawat
orang-orang sakit dan mengadakan ibadah-ibadah.
Fransiskus dan pengikutnya mendapat dukungan dari Paus
Innocent III, karena Paus minilai bahwa pelayanan mereka adalah semirip dengan
apa yang diajarkan oieh Kristus adalah diakui sebagai salah satu ordo.
Tahun 1221 Fransiskus mendirikan Ordo ketiga untuk
orang-orang yang mengabdikan
hidupnya untuk menolong orang-orang miskin dan yang sakit. Menjelang ajal
Fransiskus mengalami luka-luka yang muncul di tangan dan kaki tepat dimana
Tuhan Yesus terluka lalu ia
meninggal dunia tahun 1226.
4.
Kisah Hidup Dan Palayanan Dr.H.L.Senduk
Kesanggupan seorang pemenang jiwa
itulah kuasa Allah yang di dalam dia. Kita tak dapat menangkan seorang jiwa pun
tanpa kuasa Allah. Kampang saja membentuk club/perkumpulan duniawi dalam
lapangan sosial, kesenian, kebudayaan, dan sebagainya tetapi sukar sekali untuk
membawa orang-orang kepada Kristus. Jemaat Tuhan itulah pekerjaan Rohol
Kudus, semata-mata di dalam dan oleh kita.
Kalau kita tak sanggup menangkan
jiwa, itu artinya kita tidak memiliki kuasa Allah. Sebaliknya benar, lebih
besar kuasa Allah di dalam kita, lebih banyak pula jiwa-jiwa yang akan kita
menangkan buat kerajaan surga. Inilah perkara yang pertama yang tiap-tiap
pemenang jiwa harus mengetahui. Ia harus dipenuhi dengan kuasa Allah. Tuhan
Yesus berkata: “tanpa Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa.”(Injil Yohanes
15:5), itulah sebabnya Ia memerintahkan kepada murib-murib-Nya supaya mereka
jangan dulu berbuat apa-apa melainkan tunggu di Yerusalem, sehingga kamu
menerima kuasa dari sorga yaitu perjanjian dari Bapa (Ki Ras 1:8). Murib-murib
Kristus yang pertama telah mentaati perintah Tuhan ini. Mereka menunggu dalam
doa sehingga mereka dipenuhi dengan Rohol Kudus. Inilah urapan Roh yaitu kuasa
Allah, yang menyanggupkan kita untuk melepaskan orang-orang berdosa dari segala
rantai dosa dan Iblis, orang-orang sakit dari segala rantai penyakit. Oleh
Dr.H.L.Senduk (17).
Dengan dipenuhi Rohol Kudus, kita
akan bernyala-nyala dengan cinta Tuhan, sehingga dapat kita mengasihi jiwa-jiwa
sama seperti Tuhan. Kita mau berkorban, mau melayani, mau memikul Salib, mau
sengsara bahkan mau mati sekalipun untuk keselamatan jiwa sesama kita manusia
(1 Yoh 3:8; Rom 5:5 Yoh 13:34-35)
Cinta Allah yang bernyala-nyala
dalam hati kita itulah kesanggupan kita, karena dengan cinta kita bisa menang
dalam segala perkara. Kesanggupan ini adalah perjanjian Tuhan bagi tiap-tiap
anak-Nya. Dalam Lukas 11:13 Tuhan Yesus mengajak supaya kita sekalian “berdoa
minta kepenuhan Rohol Kudus”. Inilah sungguh kehendak Bapa supaya kita semua
menerima kepenuhan Rohol Kudus, karena itulah kesanggupan kita untuk menangkan
jiwa.
5. Kisah
Hidup Dan Palayanan
Pdt. Klaus Reuter
Pdt. Klaus Reuter berasal dari
salah satu kampung kecil yang bernama Fischelbach di Jerman dengan jumlah
penduduk kurang lebih 800 jiwa 1962, Klaus Reuter diterimah sebagai siswa
diseminar Rheinische Mission di Wuppertal, Jerman. Seminar itu adalah lembaga
pendidikan khusus untuk Missionaris yang bersedia di luar negeri siswa-siswanya
sebagian besar pemuda yang bersedia didik Untuk menjadi Missionaris. Lembaga
pendidikan ini didirikan pada tahun 1823; oleh Zending di Jerman, yaitu
Rheinische Mission. Lembaga
pendidikan ini menerima siswa yang sudah didik dalam berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang mereka butuhkan dalam pelayanan, sama seperti Ottow dan
Geissler sebagai utusan sending pertama ke papua pada tahun 1855 di mansinam
Manokwari mereka belajar Alkitab Teologi, Penginjilan ilmu Agama Teologi
praktika dan lainnya. Oleh Ismail Roby
Silak (Januari 2011). Klaus Reuter yang sebelumnya sudah didik sebagai
ahli listrik masuk di seminar sekolah Missonaris itu pada tahun 1962.”
6.
Kisah Hidup Dan Palayanan Alberth Schweitzer,1875-1965
Hidup dan karya Alberth Schweitzer, dapat dirumuskan dari buku:
100 Pemimpin Spritual yang mempengaruhi sepanjang Sejarah Dunia; oleh: Samuel Willard Crompton (2008:169-170).
Dan dari buku; Tokoh-tokoh
Kristen Yang Mewarnai Dunia;
(Rudi. N Assa.2002:13-19).
Sebagai seorang dokter, musisi dan pengabdi masalah
kemanusiaan. Meninggalkan
mimbar dan memilih
rimba sebagai mimbamya. Albert Schweitzer, dilahirkan di Rayserberg, Alsace
(sebuah provinsi di Jerman),
pada 14 Januari 1875 sebagai seorang putra Pendeta. Pada masa kecilnya sakit
dan penyakit adalah bagian dari hidupnya. Dengan penuh kasih sayang kedua orang
tuanya merawat anak kekasihnya.
Setelah menyelesaikan studinya ia bekerja sebagai
pendeta di Strasbourg dan mengadakan konser-konser musik dan ceramah-ceramah tentang musik secara bergilir
ke daerah-daerah.
Tahun 1896,
ia merasa bahwa kebahagiaan yang dirasakan adalah tampaknya sia-sia, karena ketika membaca majalah
pekabaran Injil yang mengisahkan tentang keberadaan orang Afrika yang berada
dalam kondisi keterpurukan
tentang kesehatan dan
kemiskinan. Yang mana daerah itu tidak ada tenaga dokter dan juru rawat. Di
Afrika membutuhkan tenaga dokter,
sedangkan
Albert adalah doctor dibidang musik, filsafat dan teologia. Pada 13 Oktober
1905 Albert memberitahukan kepada teman-temanya dan keluarganya tentang komitmennya untuk masuk
di Fakultas
Kedokteran.
Hal itu dianggap gila dan lucu karena bagaimana seorang profesor kembali
menjadi mahasiswa.
Ia
menyelesaikan kuliah di
Fakultas
Kedokteran pada 17 Desember 1911.
Suatu catatan hariannya sebelum ia berangkat ke Afrika
bahwa:
Aku
merasa kegembiraan
mengikuti panggilan sebagai seorang pendeta, aku telah banyak berkhotbah dan mengajar, aku sudah cukup banyak berkata-kata,
sekarang aku ingin mempraktekan kata itu menjadi perbuatan; aku telah bertekad menjadi seorang dokter rimba.
Alberth
dan istrinya tiba di Afrika 20 Mei
1913. Kehadiran Albert disana merasa
bersyukur sebab selain penyakit jasmani terobati, iman mereka kepada Yesus
bertumbuh. Mereka disana melayani selama berpuluh-puluh tahun sehingga tahun
1954 dianugrahi nobel perdamaian.
7.
Kisah Hidup Dan Palayanan Bunda Tresa,1910-1997
Kehidupan dan
perjuangan Bunda Tresa, dirumuskan dari buku: 100 Wanita
Paling Berpengaruh Sepajang Masa; Oleh: Deborah G. Ferder (2008:139-143). Lahir diantara keluarga
Albania di Skopje, Makedonia, pada tahun 1910, ayahnya adalah pedagang bahan
makanan. Sejak usia 17 tahun pergi ke Irlandia untuk bergabung dengan
biarawati-biarawati. Ia belajar bahasa Inggris. Ia mengajar salah satu sekolah
biarawati. Namun ia menerima apa yang disebutnya sebagai panggilan sejak tahun
1946.
Adalah Biarawati yang berjasa baik, karena komitmen dan panggilan ilahi-Nya. Ketika ia meninggalkan tugas
yang mulia sebagai Biarawati di Calkuta, dan ia datang ke suatu kampung yang disebut kumuh.
Hidup bersama-sama dengan orang-orang di kampung yang kumuh ituhbiskan menjadi
imam pada tahun
1942. Dia menjadi pendamping
uskup tahun 1970 dan dalam bulan Februari 1977, ia dilantik menjadi Uskup Agung untuk seluruh El Salvador.
Sampai tahun 1970, Romero bertahan pada penafsiran doktrin
Katolik yang moderat
dan tradisional. Tapi
ia percaya bahwa gereja harus melayani kebutuhan orang miskin dan yang terluka
tetapi jangan melibatkan diri dalam kontraversi-kontraversi politik maupun sosial.
Pada tahun 1977, El Salvador
merupakan negeri yang sedang bergejolak karena orang-orang hidup dalam berbagai
kemiskinan dan hanya sedikit sekali
kesempatan untuk memperbaiki hidup bahwa karena orang-orang bersenjata berkeliaran di jalan-jalan.
Tahun 1979, ia didominasikan untuk menerima
nobel perdamaian karena membela kaum miskin di negerinya, tetapi hal itu telah gagal karena musuh selalu mengejar dan dibunuh. Bulan maret 1980, ketika sedang merayakan Misa (di dalam gereja). Romero adalah salah satu dari sejumlah orang yang
mati karena ia berupaya membebaskan orang-orang tertindas. Romero menjadi
pahlawan bagi orang-orang yang mendukung terwujudnya keadilan sosial.
8. Kisah
Hidup Dan Palayanan
Oleh Tokoh Gereja Kingmi Papua Dalam
Transformasi Gereja
Setelah pergumulan panjang untuk
mentransformasi mutu struktur organisasi gereja-gereja kemah Injil sesuai
dengan kebutuhan dan konteks di tanah papua dalam KONAS di Bogor dan konferensi
GKII wilayah Papua yang ke VIII di Nabire baru-baru ini, maka sampailah kita
pada keputusan penting sebagai garis besar pelayanan yang harus ditindak lanjuti
bersama-sama gereja-gereja kemah Injil Kingmi (KINGMI), Papua sesuai dengan
konferensi GKII wilayah Papua tanggal, 26-29 Juli 2006 di Nabire. GKII wilayah
Papua dengan sendirinya sudah dibubarkan, dan gereja kemah Injil di Tanah Papua
dan Papua Barat ini dengan sendirinya sudah resmi menjadi sinode Gereja Kemah
Injil (KINMGI) Papua. Utuk menindaklanjuti keputusan-keputusan tersebut, badan
pengurus Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI), Papua telah menetapkan program D-4
sebagai program resmi Sinode Kingmi Papua dalam raker Sinode perdana tahun
lalu. Oleh. Panitia Pelaksana. (Sorong 15 November 2005).
Gereja Kemah Injil Kingmi Papua tentu
hadir disini untuk memperbaharui dunia ini bagi kerajaan-Nya. Sebagaimana kata
Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes kepada murid-muribn-Nya, bahwa kamu bukan dari
dunia ini, tetapi kamu ada di dalam dunia ini” (Injil Yohanes 17). Maksud
keberadaan gereja di dunia ini adalah untuk melaksanakan misi Allah (Missio
Dei), itu sendiri pada dunia ini. Gereja harus memandang dunia ini sebagai
milik Tuhan yang diberi pekerjaan dan diutus kedalam dunia ini untuk berkarya
bagi pemilik-Nya. Tugas utama yang diberikan oleh pemilik dunia ini. Untuk
menjaga dan memelihara dunia ini, sehingga Allah dihadirkan dalam dunia ini.
Dunia pada saat ini menghadapi berbagai kritis multidimensi. Gereja di papua
khususnya gereja kemah Injil (KINGMI), di Papua sedang berada dan mengumuli
konflik yang besumber dari aspek-aspek dibawa ini. Pertama aspek peralian
budaya. Kedua masalah, kependudukan dan kemajemukan, masalah politik dan
pelangkaran hak-hak dasar umat Tuhan di tanah Papua, yang masih belum ditangani
baik.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan
dalam penulisan Skripsi ini, ialah deskriptip. Menurut Koenjaraningrat,
(1986:63). Penelitian deskritif
adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu proyek,
suatu sel kondisi suatu sistem penulisan atau kelas peristiwa pada masa
sekarang. Menurut Kamus kamus umum bahasa indonesia. Ricky Mudjiono FX.
Dicky Prihermono W. (2008:99). Bersifat mengambarkan apa adanya, bersifat
deskripsi.
Metode deskriptif di
atas selain dipakai dalam pengumpulan data yang meliputi analisa dan
interprestasi mengenai makna data tersebut. Ubahan Deskritif yang layak dapat
menyelidiki dan memecahkan masalah yang berlangsung masa sekarang serta tertuju
pada masalah aktual (Sudarso Bahar 1986: 33). Penulis memusatkan
perhatian dalam memberi penilaian atas misi pelayanan Penyiaran Injil dan
dampaknya terhadap Jemaat-jemaat di gereja Distrik Beoga Kabupaten Puncak
maupun Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika, pendekatan study yang digunakan
adalah study tentang tokoh dalam menghadapi persoalan Teologi, Sosial Ekonomi,
Pendidikan, Keagamaan, Budaya, dan Politik. Di lapangan dalam membawa Amanat
Agung berdasarkan Matius 28:19-20; dan Kisah Para Rasul 1:8. Sehingga dalam
pemberitaan Injil dapat memenuhi kebutuhan jemaat.
B. Waktu
Dan Lokasi Penelitian
a.
Tempat penelitian
Tempat
penelitian ada dua tempat Kabupaten Mimika Distrik Kwamki Narama, dan Kabupaten
Puncak Papua Distrik Beoga Provinsi Papua.
b.
Waktu penelitian.
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan
dimulai dari seminar usulan penelitian
sampai penyelesaian laporan penelitian
C. Sumber
Data Mengacu Pada Dua Sumber Yakni:
a. Data
primer
Adalah data yang dapat
diamankan melalui pengamatan secara langsung di lapangan penelitian berhadapan
dengan objek penelitian.
b. Data
sekunder
Data sekunder adalah:
data yang diperoleh melalui catatan tertulis surat majalah buku-buku dan arsip.
D. Variabel
Penelitian
Variabel adalah suatu yang akan
menjadi objek penelitian. Variabel adalah sebagai faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Untuk itu, menurut “Husein Usman dan
Purnomo, Variabel bebas adalah: “Ubahan yang menjadi sebab perubahannya atau
tubuhnya variabel independent. Sedangkan variabel terikat yang dipengaruhi dari
adanya pengaruh indenpendent” (Husein Usman dan Purnomo, 1996: 9-10).
Penulis sebagai Peneliti dengan melihat masalah yang ada pada objek peneltian
serta upaya untuk mendapatkan gambaran tentang Kisah Hidup Dan Pelayana Pdt.
Elimelek Komangal maka Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas dalam penelitian ini
adalah: kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal dalam pelayanan
penyiaran Injil.
Ø Pelayana
Penyiaran Injil
Ø Mengenal
kebutuhan jemaat
Ø Mengarahkan
Ø Menjadi
teladan
Ø Menegur
Ø Memberi
pujian dan
Ø Mendoakan
b.
Variabel terikat adalah: Pertumbuhan
Rohani jemaat
Ø Sikap
Ø Moral dan
Ø Perilaku
E. Populasi
Dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian, apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada di wilayah
penelitian, maka penelitian itu merupakan penelitian populasi (Suarsimi
Arikunto). Populasi adalah keseluruhan yang terdiri dari manusia hewan
tumbu-tumbuhan gejala setiap tes atau peristiwa sebagai sumber yang dimiliki
data karateristik dalam suatu penelitian (Sutrino hadi), dengan demikian populasi
merupakan keseluruhan dari suatu objek penelitian yang menjadi sasaran
penelitian. (Ari Prahasta 2003: 342). Populasi adalah Penghuni suatu
tempat, jumlah orang yang mempunyai kesamaan ciri, sekelompok orang, benda atau
binatang yang menjadi pengambilan sampel.
b. Sampel
Menurut Subarsini Arikunto (1989:
106) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Selanjutnya Handri
Nawai (1990:144), menjelsakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
yang menjadi sumber data, satu penelitian. Jadi penelitian hanya dilakukan
terhadap sampel tidak terhadap populasi, tetapi kesimpulan penelitian mengenai
sampel itu akan generalisasikan terhadap populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul reprensetatif (Mewakili), adalah
sebagian invidu yang dapat diteliti (Sutrino Hadi), atau wakil populasi yang
diambil, jadi dalam penelitian ini
sampel adalah sebagian kecil dari Pdt. Elimelek Komangal.
F. Teknik
Pengumpulan Data
a) Observasi
Observasi adalah suatu
teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap gejalah-gejalah subjek yang diteli, pengamatan dilakukan dalam keadaan
yang sebenarnya (Moh.Nasir, 1998).
b) Wawancara
Wawancara merupakan
teknis pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan pada umumnya
daya/lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu. (Sutrisno Hadi
1996)
c) Angket
(Kuisioner)
Angket yaitu daftar
pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk memilih
jawaban atau mengisi jawaban setiap pertanyaan. Ari Prahasta. (2003: 22).
Dan angket adalah usaha pengumpulan informasi dengan menyampaikan informasi
dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis
pula oleh responden (Handri Nawawi, 2001: 117).
d) Study
pustaka
Study pustaka adalah
mempelajari buku-buku atau literatur yang relevan dengan masalah atau topik
penelitian. Sebagaimana dikatakan Kartini Kartono (1986:67). Bahwa study
kepustakaan adalahsuatu kegiatan yang dilakukan dengan membaca serta mendalami
beberapa referensi: buku-buku, ensikopedia, majalah-majalah, dukumen-dukumen,
jurnal dan sejenisnya.
G. Teknik
Analisis Data
Penulis menggunakan pendekatan
tokoh-tokoh gereja, dalam study penulis menganalisis semua dasar-dasar dan
hukum-hukum, yang telah diterimah kebenaran dan memberi bobot penilaian tokoh.
Mengklatifikasikan data-data, sesuai dengan priodesasi mengenai dampak positif
dan visi pelayanan Penyiaran Injil dalam konteks politik, culturan, social
ekonomi, dan pendidikan yang dapat mempengaruhi proses jalannya pelayanan
Penyiaran Injil.
H. Kerangka
Berpikir
I. Gambaran
umum Kisah hidup dan pelayanan Penyiaran Injil
Dunia
|
1.
Tempat Nabi2, Imam2 dan Raja2:
dilahirkan,hidup dan melayani
2.
Tempat Tuhan Yesus, lahir,
hidup dan Melayani,
3.
Tempat Para Rasul;
dilahirkan, dipanggil dan
melayani
4.
Tempat pekerja sosial, dan
kemanusiaan
dilahirkan, hidup dan melayani
5.
Tempat dimana Pdt Elemelek
Komangal dilahirkan hidup dan melayani
|
Situasi
kebudayaan
|
I. Situasi keagamaan
|
II. Situasi
sosial
|
III. Situasi pemerintahan
|
II. Gambaran Pelayanan Pdt Elimelek
Pdt. Elimelek Komanga. utusan Mat
28:19-20; Kis 1:8; Mat 24:14
|
Strategi
Misi
Pelayanan
Penyiaran Injil
|
Jenis-Jenis
Pelayanan:
1.
Penginjilan
2.
PA
3.
Pendidikan
4.
dll
|
Sikon suku Damal/Amungme dan
beberapa suku pada masa pelayanan
Pdt. Komangal
|
Hasil Pelayanan Penyiaran Inji Pdt. Elimelek
Komangal dulu hingga sekarang
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
KEADAAN UMUM ORANG DAMAL
1.
Keadaan Umum Orang
Damal
Masyarakat suku Damal,
memiliki kepercayaan bahwa Hai, akan terjadi pada suatu saat nanti, tetapi masyarakat Damal menemukan
suatu hal yang baru mereka sering berkata bahwa Hai-akhiwitu-mo, artinya kami mengalami kehidupan yang baru. Dalam
kehidupan masyarakat Damal turun temurun sering berkata bahwa Hai-o
ena-wolek-e artinya sesudah generasi ke generasi suatu saat akan terjadi Hai, atu kehidupan yang baru yaitu
kehidupan yang tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan mereka pada saat itu
sehingga, pada umumnya untuk suku Damal ketika Missionaris membawa Injil ke
daerah Ilaga dan Beoga (Puncak Papua), mereka tidak tanya-tanya mengenai Injil
yang diberitakan itu, tetapi suku Damal
langsung bangkit dari kehidupan yang lama dan terima, karena mereka memiliki
konsep mengenai mitos Hai.
Menurut sejarah suku Damal, mereka
menyebar dari lemba Baliem/Seima, sampai di Ilaga Beoga dan sampai ke Amungsa
kini di sebut dengan Tembagapura. Mereka
telah mencapai pada generasi ke Sembilan (9), karena: a) menurut
Pendeta Gibbons (Misi C&MA), bahwa orang Damal terbagi dalam 80 Zaman dari
Adam hingga sekarang, b) menurut eksperedisi Inggris (Dr.A.F.R.Wolason, dkk)
pada tahun 1912, mendaki sampai di
Puncak Gunung Nemang Kawi, (Karteng) mereka telah menemukan bekas arang dan abu
dari leluhur orang Damal di salah satu Goa dan membawa ke Amerika untuk
memeriksa di laboratorium dan arang itu adalah ada dari 50 zaman yang lampau.
2.
Letak Geografis
Suku Damal. Kawasan Damal/Amungme
terletak pada garis bujur 36’0. Bujur Timur. Garis lintang adalah 4’0 lintang.
Selatan di bagian Utara dan 4’0 16, lintang selatan di sebela selatan.
Di daerah Beoga perbatasan dengan sebelah
Timur dengan Kabupaten Puncak Papua atau yang sekarang disebut dengan Distrik
Ilaga, Ilaga adalah daerah Suku Damal dan Suku Dani. Sebelah barat perbatasan
dengan Distrik Sugapa yang sekarang kabupaten Intanjaya yang penduduknya adalah
suku Moni. Sebelah selatan perbatasan dengan Distrik Tembagapura Kabupaten
Timika, yang pribumi suku Damal/Amungme dan Kamoro ditambah dengan lima suku
kerabatnya yaitu, Suku Moni, suku Me, Suku, Dani, Suku Nduga, dan Damal.
Sebelah utara perbatasan dengan Distrik Pinna, dimana penduduknya suku
Dem/Delem, Wono, Nduga dan Damal.
3.
Keadaan Topografi
Keadaan topografi adalah menyangkut
gunung, telaga sungai dan keadaan tanah. Daerah Damal dikelilingi oleh
gunung-gunung yang menjulang tinggi, dan terdapat banyak aliran sungai.
Keadaan topografi di daerah Beoga
tidak bedah jauh dengan daerah lain di Pengunungan Tengah pedalaman Papua.
Namun di daerah Beoga ada tiga hal yang menjadi menonjol yaitu: pertama di
Beoga dikelilinggi oleh beberapa gunung yang ternama bagi masyarakat suku Damal
yaitu seperti; Gunung Enong Hau, Girunuru, Bongom, Kogop, Wina Kangi,
Munangtai, Nelokor, Hiwombuk dan Wondalo.
Kedua sungai yaitu,
Beok-gong (sungai besar) harus menyeberang dengan jembatan, dibawahnya seperti,
Ampono-gong, Milno-gong O,Dugno-gong, Jalapnogong, Wangno-gong, Jenalno-gong,
Bano-gong, dan Tanggino-gong.
Ketiga
keadaan Tanah yaitu di daerah Beoga memiliki tanah yang subur, karena, dilihat
dari salah satu contohnya adalah: masyarakat membuka perkebunan kopi dan
buah-buahan dan jenis tanaman yang lainnya, ternyata tanah di Beoga sangat
cocok dengan tanah industri pertanian yang baik, karena mengenai hasil bumi
dari Beoga sudah terbukti pada tahun 1980-sampai tahun 1995 PT. Freeport
Indonesia mengambil hasil bumi dari Beoga dalam satu minggu satu kali melalui
Helicopter datang dari Tembagapura untuk mengangkut hasil bumi dari masyarakat.
4.
Keadaan Iklim
Keadaan berhawa dingin, dalam
aktivitas sehari-hari manusia bergantung pada kondisi alam (iklim). Kondisi
iklim yang terdapat di daerah Puncak Papua pada umumnya adalah tropik basah
dengan suhu udara maksimun 270°c sedangkan pertukaran musim hujan dan kemarau
terjadi secara bergantian.
5.
Keadaan Gereja
Gereja Kemah Injil
Indonesia (GKII), wilayah Papua sudah menjadi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI),
Papua sesuai dengan hasil konferensi GKII wilayah Papua pada tanggal 26-29 Juli
2006 di Nabire. GKII wilayah Papua dengan sendirinya sudah dibubarkan, dan
Gereja Kemah Injil di Provinsi Papua dan Papua Barat ini dengan sendirinya
sudah resmi menjadi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) Papua.
Di Beoga ada
beberapa dedominasi Agama yaitu: Gereja
Kemah Injil Kingmi (GKIP), Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Gereja Khatolik
dan agama Islam. Ketika terjadi reformasi Gereja dari GKII ke Gereja Kemah
Injil Kingmi Papua (GKIP), maka terjadi pecah belah namun jemaat GKII hanya ada
di daerah Beoga dua Gereja sedangkan semua jemaat di daerah Beoga mayoritas jemaat (KINGMI). Perkembangan
sejarah Gereja pada tahun 1985-1990 banyak guru di datangkan dari pulau jawa
untuk pedalaman supaya mereka mengajar sekolah di Beoga mulai dari SD sampai
SMP, guru-guru yang di datangkan tersebut ada yang beragama Khatolik, Islam
sehingga yang datang dari Jakarta atau umat yang beragama Islam mendirikan
sebuah Mesjib di Beoga, kemudian pada tahun 1995 masyarakat tidak setuju,
karena setiap hari masyarakat Beoga terkanggu dengan aktivitas ibadah dari umat
muslim, dan pada tahun 1996 masyarakat melarang memasang toa di Mesjid. Lalu
mereka sepakat tanah yang dibangun mesjid itu ditarik kembali oleh pemilik
tanah akhirnya umat muslim saat ibadah tidak datang di Mesjid tetapi mereka
beribadah masing-masing di rumah.
Perkembangan gereja Khatolik,
orang–orang yang beragama khatolik datang di daerah Beoga melalui guru-guru
yang beragama khatolik dari Nabire dan daerah-daerah lain dari Papua yaitu
orang Me, dan orang Timur-Timur dan suku-suku yang lain, Gereja Khatolik tidak
bertahan lama di Beoga, karena guru-guru tersebut dapat di pindahkan lagi ke
daerah lain, kemudian Gereja Khatolik tidak dapat berkembang di daerah Beoga
karena semua umat yang menganut agama Khatolik selalu pindah-pindah
daerah, karena mereka bukan masyarakat
asli dari Beoga kemudian Gereja ini bertahan paling lama dua tahun dan sekarang
tidak ada lagi. Kedua agama tersebut tidak dapat berkembang oleh kerena
masyarakat Damal tidak mendukung dan tidak dapat memberikan tempat untuk
mereka. Wawancara Penulis Dengan Pdt. Alfon Newegalen. Ketua Klasis Distrik Wangbe.
Pada tahun 1958 Gereja
Kemah Injil Indonesia (GKII), di daerah Beoga di buka oleh para utusan Injil,
dan beberapa penduduk asli memulai dari tahun itu, sampai dengan hari ini,
aktivitas ibadah berjalan dengan baik sampai dengan hari ini, sesuai dengan
harapan pemimpin gereja Pemerintah dan masyarakat setempat, di Kabupaten Puncak
Papau. Distrik Beoga berkedudukan di Milawak menurut data yang diperoleh dari
Klasis Beoga dan Sekretaris Distrik Beoga pada tahun 2011 bahwa ada 18.000 umat
dari 19 Gereja/Jemaat.
6.
Keadaan Pemerintahan
Kecamatan atau Distrik Beoga ada sejak
Pemerintahan Kabupaten Paniai Ibukota Nabire. Sampai hari ini dan sejak ada
pemekaran Kabupaten Puncak Jaya ada pemekaran beberapa Distrik dari satu
Distrik yaitu Distrik Beoga di mekarkan Distrik Wangbe dan Distrik Gome. Dan
sejak tahun 2008 ada pemekaran Kabupaten Puncak Papua beribukota di Ilaga.
Dalam kabupaten ini terdapat (8) Distrik, yaitu: Distrik Ilaga, Distrik Beoga,
Distrik Wangbe, Distrik Gome, Distrik Pogoma, Distrik Sinak, Distrik Agandugume
dan Distrik Dofo.
Tabel 1: Ada
Beberapa Kampung Dari Distrik Beoga yaitu sebagai berikut:
No
|
Nama Kampung
|
Kedudukan alamat
|
Ket
|
1
|
Puluk
|
Puluk
|
|
2
|
Puber
|
Puber
|
|
3
|
Kelandirukma
|
Kelandirukma
|
|
4
|
Daungber
|
Daungber
|
|
5
|
Tingilber
|
Tupia
|
|
6
|
Dingkibuma
|
Dingkibuma
|
|
7
|
Milawak
|
Distrik Beoga
|
|
8
|
Julogoma
|
Julogoma
|
|
9
|
Ogamki
|
Ogamki
|
|
10
|
Jampul
|
Jampul
|
|
11
|
Mugulip
|
Mugulip
|
|
12
|
Nungai
|
Nungai
|
Sumber Sekretaris Distrik Beoga 2011
Menurut Endemkion Newegalen, bahwa
dulu tidak banyak orang yang berpendidikan di SD, SMP, SMA maupun Perguruan
Tinggi. Karena jangkaun medan yang sulit dijangkau termasuk gejolak social
antar warga masyarakat. Tahun 1990, baru ada putra daerah bisa berpendidikan
baik, karena ada Pemekaran Kabupaten Puncak, Distrik dan Pampung-kampung.
Pemekaran menjadi pintu masuk karena, bisa membuka SD/SMP/SMA, dampak dari
pemakaran tersebut, banyak generasi Damal mengerti bahwa sangatlah penting
pendidikan di masa kini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
7.
Lembaga
Pendidikan
Suku Mee dari Paniai selatan yang pertama datang di daerah Beoga adalah
Pdt. Moses Pakage (Amhr), pada tahun 1954 Bapak Moses menyelesaikan Sekolah
Rakyat di Bomou. Kemudian pada tahun 1957 Bapak Moses menyelesaikan Sekolah
(KPG), kesatuan Pendidikan Guru di Gakokebo, dan melanjutkan Sekolah Alkitab di
Enarotali, selama dua tahun (2), dari tahun 1958-1959 selama Bapak Moses
menjadi Siswa ia juga dipercayakan untuk mengajar pelajaran Bahasa Indonesia,
dari pengalaman mengajar itu menjadi penilaian khusus dari Misionaris tuan Sulz
dengan teman-teman mempunyai perhatian khusus pada Bapak Moses, saat yang sama
juga Misionaris tuan Gibbons dari Beoga juga membutuhkan tenaga guru mengajar,
pada tahun 1960 pada tahun 1960 Bapak Moses dengan istrinya Anike kotoki datang
ke Beoga, kehadiran keluarga hamba Tuhan ini warga masyarakat Damal di Beoga
menyambut dengan baik kedatangan mereka di Beoga, pada tahun yang sama Bapak
Moses membuka Sekolah Persiapan dan dibantu oleh istrinya Anike Kotoki, saat
itu siswa-siswanya adalah Bapak-Bapak yang sudah berkeluarga, Sekolah Persiapan
ini berjalan selama dua tahun, dan mejelang tiga tahun pada tanggal 19
September 1963 mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama Yayasan Pendidikan
dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili di Irian Jaya disingkat menjadi YPPGI, Yayasan ini dibentuk
di Jayapura (Holandia) pada tahun yang sama.
Pada tanggal 1 Oktober 1967 Bapak
Moses di tugaskan di SD YPPGI Wangbe, dan menjabat sebagai kepala Sekolah pada
tahun 1967 sampai 1977 Pakage bertahan mengajar di Wangbe karena, saat itu
belum ada pemakaran Distrik Wangbe jadi untuk guru susa bertahan di Distrik
Wangbe tetapi Bapak Moses selalu bertahan untuk mengajar, walaupun dalam
kebutuhan hidupnya mengalami kendala, dan murib-murib pertama yang berhasil
adalah:
1.
Bpk. Pdt Alpius
Kiwak
2.
Bpk. Pdt Lukas
Agabal
3.
Bpk. Ben Newegalen
4.
Bpk. Pdt Alfon
Newegalen yang kini menjadi Klasis Wangbe
5.
Bpk. Nukh Pekey
Pada tahun 1978
Moses Pakage pindah dari Desa Wangbe ke Milawak Ibu kota Kecamatan Beoga,
akibat dari perpindahan Bapak Moses Sekolah YPPGI Wangbe tutup selama lima
tahun (5), dan murib-murib dari Wangbe pindah ke Milawak. Kemudian pada 1982 SD
YPPGI berubah menjadi SD Inpres ada guru-guru kontrakan dari Jawa yaitu:
1.
Bapak. Samuji
2.
Bapak. Sowoto
3.
Bapak. Gangi
4.
Dan Bapak Sumadi
menjadi kepala Sekolah di Wangbe
Bapak Sumadi
merupakan kepala Sekolah kedua, sesudah Bapak Moses Pakage, sesudah Bapak.
Sumadi pulang ke kampung halama nya, Bapak Alpius Kiwak menjadi kepala Sekolah
sampai saat ini.
Adakan pemakaran Distrik Wangbe pada
tahun 2008, tetapi dalam lingkungan Distrik Wangbe hanya ada dua Sekolah yaitu:
SD Inpres Pilogoma dan Wangbe, tetapi SD, Pilogoma tidak berjalan dengan baik
karena, kurang tenaga guru dan tempat jangkauannya sulit karena, ada banyak
gunung-gunung dan sungai-sungai. Wawancara penulis dengan Alpius Kiwak.
Namun di Distrik Beoga ada beberapa
sekolah yaitu: SD Inpres Wandiber, SD Inpres Julogoma, SD Inpres Kelmabet, SD
Inpres Nungai. Tetapi SD Inpres Wandiber tidak dapat berjalan dengan baik, karena
kekurangan tenaga guru, dan jangkauan lokasi pendidikannya sulit dijangkau,
kemudian SD Inpres Daungber berjalan dengan baik, tetapi kadang ada halangan
karena kekurangan tenaga guru, dan SD Inpres Julogoma proses belajar
mengajarnya sering menghambat sebab,
kekurangan tenaga guru sehingga kadang tidak berjalan dengan baik.
Kemudian SD Inpres Kelmabet berjalan dengan baik sampai saat ini, tetapi kadang
ada hambatan yaitu kekurangan tenaga guru. SD Inpres Nungai sudah tutup akibat
dari konflik antar warga namun, sebelumnya sekolah ini sering mengalami
hambatan. Sebab kekurangan tenaga guru.
Di Distrik Beoga juga terdapat satu
Sekolah Alkitab dalam bahasa daerah yang dibuka oleh Misionaris Don Gibbons,
dengan tujuan untuk mengkaderkan hamba-hamba Tuhan, untuk menjadi Penyiar Injil
maupun untuk menjadi gembala tetap, dan di Distrik Beoga juga terdapat satu SMP
sekolah Menengah Pertama, Sekolah ini berjalan dengan baik sampai hari ini
karena Sekolah ini di jaga ketat oleh masyarakat setempat maupun guru-guru
pengajar.
8.
Pos Pelayanan
Kesehatan
Ada beberapa Pos pelayanan yaitu
Puskesmas di Distrik Beoga, dan Puskesmas di Desa Daungber. Dan Puskesmas Desa
Nungai berjalan aktif sampai dengan sekarang, tetapi kedua Puskemas tersebut
didirikan oleh Pemerintah daerah diperkirakan pada Tahun 1988.
9.
Keadaan
Kebudayaan
Ø
Bahasa.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Damal seperti : Amole dan Amolonggo adalah
salam atau selamat untuk jamak Amolonggo
dan tunggal Amole. Dari 26 abjad, huruf vocal dan huruf konsonan hanya beberapa huruf seperti: r, f, s, v,x, yang tidak ada dalam
ungkapan kata dalam bahasa Damal maupun dalam penulisan buku.
Ø
Religi/kepercayaan.
Kepercayaan yang telah mengakar pada suku Damal dari masa ke masa adalah
kepercayaan tentang mitos Hai. Hai adalah zaman bahagia yang belum
pernah terjadi. Masyarakat Damal percaya bahwa, generasi ke generasi kemudian,
pada suatu saat akan terjadi Hai, atau
menikmati kehidupan yang sangat bahagia yang belum perna terjadi pada masa
mereka.
Ø
Sistem Pengetahuan. Pengetahuan dasar orang Damal tentang: bagaimana membangun rumah,
bagaimana buat pagar, bagaimana melayani orang sakit, bagaimana gizi Ibu dan
anak, bagaimana penyembuhan luka, bagaimana buat kebun, bagaimana berternak,
bagaimana berburu dan sebagainya. Pengetahuan dimaksud belajar dalam tahapan,
anak perempuan dengan Mamanya di Honai Perempuan dan anak laki-laki dengan
Bapanya di Honai Laki-laki, dan bersama anak perempuan dengan Mama di
kebun/dikandang dan juga anak laki-laki dengan Bapa di kebun, hutan dan
sebagainya.
Sistem pengetahun
untuk penyembuhan: Pel adalah garam batu yang dicampur dengan sedikit air dan minyak babi untuk
penyembuhan luka. Potong babi dan minyaknya digosokan pada ibu dan anak yang
baru melahirkan agar ibu dan anak tetap sehat. Bulum adalah daun gatal sebagai
obat gosok. Menteioret adalah makanan untuk ibu dan anak yang baru dilahirkan,
dan sebagainya. (Melkias Kiwak, 2008:53).
Ø
Kesenian.
Punya tiga bagian, yaitu: seni pahat,
seni ukir dan seni tari. Seni pahat bagi orang Damal adalah bagaimana tebang
pohon untuk membuat rumah, pemagaran dan sebagainya dengan mengunakan kapak
batu. Seni ukir adalah buat panah dan sejenisnya seni tari merupakan dansa dan
lagu tradisional yang dilakukan ketika pesta babi atau boli-moli artinya pesta
babi dalam bahasa Damal membuka kebun baru bersama-sama dan saat pesta hasil
kebun secara kelompok yaitu contohnya memasak keladi, Jagung, ubi-ubian dan
hasil kebun lainnya.
Ø
Mata Pencarian.
Mata pencarian yang dikenal bagi orang Damal adalah Pertanian, Peternakan, dan
berburu, dengan usaha dan pekerjaan ini dapat membantu kebutuhan hidup mereka
sehari-hari, namun masyarakat Damal pada umumnya terkantung pada kehidupan
akraria/pertanian dan peternakan karena melakukan berburu biasanya, hanya dapat
dilakukan oleh beberapa orang tertentu pada suatu kampung, yaitu dengan cara
memasang jerat dan berburu, dan anjing berburu biasa disebut dengan Mitim Tamum
berarti anjing berburu anjing-anjing tersebut biasanya dikasilatihan secara
adat supaya anjing itu menjadi pintar untuk berburu.
Ø
Peralatan.
Yang dimaksud dengan peralatan adalah alat perang, alat kerja, alat
transportasi, alat komunikasi, dan alat-alat sejenis lainnya, alat kerja adalah
kampak batu untuk tebang pohon, alat kerja untuk memotong rumput biasanya
gunakan kaju jambu dan sejenis kaju lainnya, alat busur dan anak panah adalah
sebagai alat perlindungan terhadap musu
dan untuk mempertahankan identitas marga dan suku.
Ø
Kekerabatan.
Orang Damal mengikuti garis keturunan Ayah paternalis.
B. PEKABARAN INJIL DI ANTARA ORANG DAMAL DAN DANI
Pada tahun 1954, ekspedisi dari
Missionaries, The christian and
Missionary Alliance (CMA) yakni Pdt. Don Gibbons dan Pdt. Gordon Larson datang
dari Enarotali ke Ilaga didampingi oleh beberapa orang Paniai dan Moni,
rombongan ekspedisi ini tiba di Ilaga pada tanggal 26 Juni 1954. dengan melihat
kedatangan orang Barat masyarakat suku Damalme, yang mendiami kawasan lembah
Ilaga menerima mereka dengan hati yang terbuka, masyarakat memberikan makanan
terbaik tempat terbaik, dan membunuh seekor babi untuk mereka sebagai tanda
penghormatan dalam tradisi suku Damal, masyarakat senang mendengar kabar
keselamatan yang disampaikan oleh kedua hamba Tuhan itu. Don Gibbons
(November 1993.1-10)
Di kesempatan itu Don
Gibbons memberitakan Injil kepada masyarakat yang berada di Kelebet, dan
diterjemahkan oleh Larson dalam bahasa Moni sehingga, muda diterjemahkan
kedalam bahasa Damal dan Dani, pada tanggal 29 Juni 1954, rombongan eksperedisi
ini bermalam di Tobinggi, pada saat itu terjadi pencurian barang-barang milik
Misionaris yang dilakukan oleh Pilakome dan Jampu Murib. Pada hari berikutnya,
rombongan Misionaris melanjutkan perjalanan melalui kali Ilogong. Sebelum
melewati, jembatan sungai Ilogong ada tanda-tanda masyarakat mau mencuri barang
lagi milik Misionaris, namun seorang putri Damal bernama Jatawat kelek (Erodia
Hagabal), mengatakan kepada masyarakat bahwa, “me hau heno henong-a
wom me-o kaile, tewon me won hin mongame-a hie, Me hau hena noragot eong
dengkailingam-o”, artinya dua orang ini adalah orang baru yang kami tidak
kenal, tapi jangan membuat kekerasan terhadap orang yang kami tidak kenal ini
biarkanlah mereka pergi”. Tanggal 30 Juni 1954 perjalanan kedua Misionaris dari
Tobengi menuju Toegi, kemudian tiba di Olelki, dan disinilah terjadi pencurian
barang milik Misionaris.
Inilah tantangan dalam
perjalanan, barang-barang dicuri jalan menuju naik Gunung dan turun Gunung,
lelah secara fisik dan pikiran namun mereka bersandar pada Firman Tuhan dalam
Yohanes 15:18; dengan perjalanan yang susah payah itu, mengantar tim ke Bubet
dan bermalam di Kalem Ogom. Setelah bermalam, keesokan harinya Don Gibbons
memanggil tokoh masyarakat yang bernama Kalbai Dewelek lalu meminta busur panah
lalu memanah ke arah mata hari terbit (Arah timur) sebagai tanda mengutuk si
pelaku yang mencuri barang-barang milik Misionaris. Mulai dari Ilaga sampai
batas kali Mawungi, karena kehadiran mereka kurang dihormati dengan sikap dan
tindakan mencuri barang-barang mereka. Setelah melewati mawungi masyarakat yang
mendiami kawasan Pologowak, Aganamabet, Ogongki, Bubet, Kalem Ogom, Ogamanin
dan Beoga Larson dan Don Gibbons mereka nyaman karena masyarakat setempat
menerima kehadiran mereka dengan penuh sukacita, dan bersikap sopan tidak
mencuri barang-barang mereka dan disaat orang Damal menunjukan hal kasih kepada
Missionaris Don Gibbons, maka Ia berpikir bahwa saya akan menetap di antara
suku Damal. Kemudian mereka kembali lagi ke Enarotali dengan beban berat
karena, barang-barang bawaan mereka dicuri.
C. KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT.
ELIMELEK KOMANGAL
a.
Biografi Pdt. Elimelek komangal
Pdt. Elimelek Komangal
adalah: keturunan dari orang kaya dan panglima perang suku, Ia adalah anak yang
ke pertama dari delapan saudara. Nama ayahnya ialah: Woloh Komangal berpoligami
dua Istri nama Istri yang satu adalah Meang Umawak memiliki empat orang
anak nama anak-anaknya masing-masing: Elimelek Komangal, Barnabas dan Obet
Komangal, dan satu orang perempuan Daiamo Komangal, kemudian nama Istri yang
kedua ialah: Noweret-unga ia
memiliki empat orang anak nama anak-anaknya ialah Etrom Komangal, Markus, dan
Han Komangal dengan satu orang perempuan Haikalin Komangal.
Elimelek Komangal dilahirkan di kampung Tupia Distrik Beoga pada tanggal 10 Maret 1940, menghabiskan masa kecilnya sampai dengan masa remajanya di Desa Tingilber kampung Tupia. Elimelek dibaptis oleh Misionaris Don Gibbons di kampungnya di Desa Tingilber kampung Tupia, pada tahun 1969. Saat itu Pdt. Elimelek, dan Naumi Yolemal istrinya dan Woloh Komangal ayahnya dan kedua Istrinya Woloh dibaptis pada saat yang sama bersama banyak orang tua dan pemuda, pemudi. Kemudian Pada tahun 1962, ayahnya Elimelek Komangal meninggal dunia. Hasil perkawinan dari Pdt. Elimelek Komangal dan Naumi Yolemal, dikaruniakan delapan orang anak yaitu, dua orang laki-laki dan enam orang anak perempuan ialah: Nimur, komangal, Obaya Komangal, Nomin, Hanga-In, Kitungma-Onaming, Temanus Komangal, Jerita dan Jerina Komangal. Diantara delapan saudara ini seorang putri yang bernama Kitungma-Onaming Komangal, meninggal karena akibat dari sakit malaria saat Pdt. Elimelek melayani di Pos PI, di Kwamki Baru, kalau sekarang Pos PI, itu sudah jadi Jemaat yang kini disebut dengan Jemaat Bahtera.
b. Elimelek Komangal Di Panggil Menjadi Hamba Tuhan
Saat pertama Missionaris membawa
Injil di Ilaga (Puncak Jaya), sekarang Kabupaten Puncak Papua, semua orang di
daerah orang Damal mendengar tentang kabar datangnya Injil di Ilaga sehingga,
semua orang berkata bahwa kami akan mengalami hidup baru, dan mengalami Hai itu
hanya di Ilaga jadi semua orang harus ke Ilaga tetapi, salah satu orang di
antara mereka berkata bahwa, tidak hanya Hai itu datang di Ilaga tetapi pastilah Hai
itu akan datang lagi di Beoga.
Saat datangnya Injil di Ilaga semua pemuda ke Ilaga karena, semua orang
tua berkata bahwa Hai yang selalu kami nanti-nantikan itu, sudah datang di
Ilaga jadi, kami harap kepada semua pemuda pergi ke sana dan menyaksikannya
apa yang akan terjadi di sana dan
bawahlah berita mengenai semua peristiwa yang terjadi di sana dan ceritakanlah
kepada kami, mengenai Hai itu, sehingga Pdt. Elimelek dengan teman-tamannya, ke
Ilaga, sejak ia muda tetapi Pdt. Elimelek
kesana dengan tujuan lain yaitu: Ikut keramaian dan memikirkan hal-hal
duniawi.
Namun, pada saat pertama
Missionaris menyampaikan Firman Tuhan bahwa, pembunuh, penjahat, seorang
pencuri, penipu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Sorga sehingga, mulai saat
itulah Bapak Elimelek menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juru-selamatnya. ketika ia
mendengarkan Firman Tuhan, yang disampaikan oleh Pdt. Larson dalam bulan Maret
dan April tahun 1957, saat itulah Ia mengambil sikap untuk keluar dari dunianya atau kebiasaan hidupnya
yang lama.
Kemudian dalam semangat
itu, Ia masuk sekolah saksi di Beoga pada bulan Juli 1960 dan menjadi Penginjil seperti Rasul Paulus
yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sendiri sehingga, Ia meninggalkan kebiasaan
hidupnya dan menjadi Penginjil sesuai dengan Kisah Para Rasul 9:1-19 Saulus
Bertobat. Dengan demikian Elimelek juga keluar dari duniannya dan menjadi
Penginjil yang sukses di kalangan suku Damal, Dani dan Amungme pada khususnya
dan pada umumnya di Pengunugan Tengah di Papua.
c. Kebiasaan Hidup Pdt Elimelek Komangal
Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek
Komangal adalah: Berburu dan bercocok tanam di Desa Tiggilber Kampung
Tupia, dan juga hidup dalam berbagai peperangan dalam masyarakat Damal, yaitu
perang Suku dari Marga dengan Marga maupun suku dengan Suku, untuk
mempertahankan wilayah kekuasaannya mereka selalu bersifat agresif terhadap
musuhnya dalam berbagai konflik seperti
perang Suku yang perna terjadi. Pada tahun 1954 sampai 1955; nama perang
itu ialah Taganik Woem. kelompok orang dari Ilaga yang bergabung
dengan Taganik dan mereka menyerang beberapa daerah mulai dari
Ilaga sampai di Beoga kemudian kembali lagi ke Ilaga dan masuk di daerah Sinak
sampai di Mulia sekarang Kabupaten Puncak Jaya.
Taganik merupakan Panglima Pimpinan perang
Suku sejak saat itu, perang ini bersifat
perang kerajaan, karena kelompok orang dari Taganik mereka menemukan
setiap manusia di jalan maupun di kampung-kampung langsung di bunuh tanpa
alasan dan merampas hasil kekajaannya yaitu: Ternak
peliharaan, gadis-gadis cantik, maupun
semua hasil kekajaannya terhadap orang-orang yang diangkap musuh mereka, dalam perang ini ratusan orang yang
berjatuhan. Perang ini merupakan perang
besar yang perna terjadi di Pengunungan Tengah di Papua. Wawancara Penulis dengan Elimelek
Komangal.
Namun sebelumnya Suku Damal memiliki pengetahuan
bahwa suatu saat Hai itu akan datang, yaitu suatu kehidupan yang sangat aman
dan sentram atau kehidupan yang sangat bahagia, sehingga di saat pertama Injil
datang di Ilaga dan Beoga semua orang Damal langsung terima Injil sebagai suatu
Hai yang selalu mereka nanti-nantikan.
Sehingga di saat pertama Injil
ini datang di daerah orang Damal mereka
menerimah Injil/pemberitaan Firman Tuhan, tanpa bertanya-tanya sebab, suku
Damal mempunya keyakinan bahwa, suatu saat Hai, itu akan datang. Disaat pertama
Injil datang di Ilaga dan Beoga Pada Tahun 1954, Pdt. Elemelek merupakan
seorang yang mahir dalam perang suku maupun dalam kebiasaan hidup lainya, yaitu
seperti bertani dan berburu. Namun Tuhan memanggil hamba-Nya untuk menjadi
Penyiar Injil, mulai dari daerah Damal, Dani, Suku Moni, sampai di daerah Amungsa. Seperti Tuhan Yesus
memanggil Petrus dengan teman-temanya, dalam kesibukan mereka, sehingga Petrus
dengan teman-temannya menjadi Penginjil yang andal untuk memberitakan Firman
Allah kepada setiap suku dan bangsa yang berbeda-bedah. Lukas 5:10 demikian
juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon: ”Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” demikan juga Tuhan
Yesus memanggil Pdt. Elemelek dan teman-temanya dalam kesibukan mereka dalam
hal-hal duniawi, sehingga mereka menjadi Penginjil yang andal dalam suku Damal
maupun suku-suku yang lain di Pengungnan Tengah Papua.
1. Keadaan orang Damal sebelum Injil
datang di daerah orang Damal
sebelum Injil datang di
daerah orang Damal sungguh saat itu kehidupan orang Damal sangat
memprihatinkan, karena mereka belum mengenal dunia lain dan suku Damal selalu
berpikir bahwa inilah kehidupan kami pada hal ada dunia lain yang lebih baik
dan saat itu kehidupan orang Damal dibelenggu oleh kuasa Iblis. Sehingga apa
yang Tuhan Yesus katakan dalam firman Tuhan dibawa ini.
Injil Yohanes 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan
membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segalah kelimpahan.
Sebelum
datangnya Injil di daerah orang Damal mereka hidup dalam gegelapan, tapi Tuhan
membuka pikiran orang Damal dengan kosep Hai, sebagai jalan masuk
Injil dalam suku Damal. Sehingga orang Damal bisa bebas dari belenggu setan
berdasarkan firman Tuhan di bawa ini bahwa:
Galatia 5:1
Supaya kita sunggu-sunggu
merdeka Kristus telah memerdekakankita. Karena itu berdirilah tegu
dan jangan mau lagi dikenakan kuk
perhambaan.
Menurut Yakub Kiwak seorang Penginjil pertama. Kehidupan orang Damal sebelum datangnya Injil di daerah orang Damal,
banyak orang yang kena luka besar yang biasa disebut dalam bahasa Damal ialah kewa-o,nigip-kel.
Saat itu kalau anak muda yang meninggal berarti mereka membunuh mamanya karena
dengan alasan bahwa anak ini meninggal, karena suangki atau yang biasa disebut
dengan Jong, dari mamanya. Dan pada saat itu banyak orang yang biasa
meninggal akibat dari Iwor, berarti salah satu obat racun yang biasa
digunakan oleh perempuan Damal untuk membunuh musuhnya, tapi sebelum membunuh
orang dengan Iwor sebelumnya mereka sepakat dan melakukan pebunuhan
orang dengan mengunakan obat racun Iwor, dan sering ada permusuhan antar
marga dengan marga dan antara suku
dengan suku sehingga, akibatnya sering terjadi perang suku yang berkepanjangan
dan disaat itu kehidupan mereka sangat memprihatikan, sebab mereka belum mengenal
terang atau Injil keselamatan itu.
2.
Keadaan orang Damal sesudah
terimah Injil
Sesudah orang Damal
menerima Injil kemudian mereka mengenal keadaan dunia luar dan bagaimana
keadaan dunia ini sebagai ciptaan Allah. Dan kini orang Damal berpikir bahwa
Injil inilah yang membawa keselamatan bagi kami, sebab datangnya Injil ini
sehingga semua orang Damal mengalami perubahan yang luar biasa. Yaitu tidak ada luka besar
lagi, Kewao nigip-kel, tidak melakukan pembunuhan lagi terhadap ibu-ibu
karena dengan alasan Jong suangki dan iwor, tidak ada permusuhan
lagi antara marga dengan marga dan suku dengan suku.
Tetapi yang sering
terjadi perang suku, tapi perang ini biasa terjadi karena akibat dari
pemerkosaan, perzinahan, dan mengangkat dendaman-dendaman yang lampau, sehingga
akibatnya sering terjadi perang suku yang berkepanjangan dalam suku Damal.
3.
Reaksi orang Damal terhadap
Injil
Manurut Obinus Komangal: Pada
saat pertama Injil masuk di daerah Ilaga
pada tahun 1954, yang pertama menemukan Misionaris dengan rombonganya adalah
Bapak Den Begal dengan Kama-Kama Begal. Saat itu mereka berburu di hutan dan
merekalah yang pertama menemukan Misionaris dalam perjalanan menuju ke
Ilaga.
Saat menemukan Misionaris mereka
kaget, karena menemukan orang barat yang
badanya putih dan langsung mereka ungkapkan bahwa Amolonggo, yang artinya
selamat dan juga dua orang ini berkata bahwa Haio oleagatak-o, yang
artinya Hai itu sudah datang.
Kemudian dua orang tadi jalan
bersama dengan Misionaris itu dan sesudah sampai di rumah mereka, mereka
memberikan makanan terbaik dan membunuh babi untuk masak dan makan bersama,
sebagai suatu penghormatan dalam tradisi suku Damal untuk terimah tamu yang
baru datang di daerah mereka.
Pada saat yang sama banyak orang
Damal kumpul dan menyatakan bahwa Hai-o Oleagatak-o, sehingga Bapak
Soliman Komangal, Bapak Yakub Kiwak dan Boas Komangal dan Bapak Soliman
Komangal merupakan seorang yang perna menjadi ketua Klasis pertama di Beoga.
Mereka telah mengikuti semua peristiwa yang terjadi disana, karena kebetulan ia
dengan kedua temanya berada disana dengan tujuan untuk mengunjunggi
keluarganya.
Sesudah mengikuti semua peristiwa
itu mereka kembali ke Beoga tempatnya di Nagal-Jagama merupakan, dimana tempat
orang-orang yang berkumpul dan mempersembahkan korban kepada arwa leluhur
mereka dan tempat penyembahan berhala, namun tempat ini dipakai oleh Bapak
Soliman Komangal dengan teman-temannya untuk menyaksikan semua kisah yang
terjadi di Ilga kepada semua warga yang ada di Distrik Wangbe. Arti nama Nagal
Jagama. Nagal berarti rahang, jagama berarti menujukan tempat dimana tempat
mengumpulkan rahang. Yang berarti tempat pengumpulan rahang babi ketika mereka
mempersembahkan untuk arwa leluhur mereka dan penyembahan berhala.
Ketika mereka tiba di Distrik Wangbe
tempatnya di Nagal Jagama, mereka sangat bersukacita dan gembira, kemudian
Soliman dan teman-temanya menyampaikan semua peristiwa yang terjadi di Ilaga
itu kepada semua orang Damal yang tinggal di Distrik Wangbe dengan penuh
sukacita, kemudian saat itu semua orang Damal berpikir bahwa Hai, yang
kami selalu nanti-nantikan itu sudah terjadi sekarang jadi, kami harus adakan
waitak, mereka adakan waitak selama tiga hari sambil bersaksi bahwa kami sudah
menemukan Hai di Ilaga jadi kami harus bergembira dan menyanyi. Dalam kegiatan
waitak ini yang memimpin adalah: Bapak Soliman komangal, Bapak Yakub Kiwak, dan
Bapak Boas Komangal dan juga beberapa orang yang ada di Distrik Wangbe adalah
Domao komangal, Yayamarakus Ongomang Wailu Kiwak dan Mailu kiwak.
Sebagai tanda sukacita dalam
penjemputan Misionaris Don Gibbons ketika Don Gibbons tiba di Nagal Jagama,
pada bulan Oktober tahun 1957, dengan Kama-Kama Begal sambil menyiarkan Injil,
mereka melihat daerah ini tempatnya di pingkiran dari Distrik Wangbe, sehingga rombongan Misionaris pindah ke Ailpalin salah satu Desa dari
Wangbe, setelah itu Misionaris dengan rombonganya melanjutkan perjalanan ke Beoga, sambil menyiarkan Injil sesudah
sampai di Beoga rombongan Misionaris kembali lagi ke Ilaga.
d. Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal Di Daerah Orang
Damal
Sesudah Pdt. Elimelek
bertobat Ia Sekolah di Sekolah Saksi di Beoga pada bulan Juli 1960, Sekolah ini
merupakan Sekolah yang pertama dibuka oleh Misionaris Don Gibbons, dan suku
Damal berinama dalam bahasa Damal
adalah: Damalneme artinya: Teman Suku damal, dan nama Istrinya ialah
Damal-in artinya Teman perempuan Damal, kemudian Damalneme dan
Damal-in jadi guru pertama di Sekolah Saksi Beoga.
Tuan Gibbons/Damalneme dan
Damal-in, dalam Pendidikan yang mereka lakukan adalah teori selama enam sampai
sepuluh bulan setelah itu langsung praktek, sesuai dengan petunjuk dari
gurunya, ia pergi menginjili di Hingkinar, Ogamanin, Wangbe tiga daerah ini
merupakan di mana tempat yang pertama ia melayani dan membuka Pos PI.
Pada tahun 1961, ia kembali lagi ke Misionaris
kemudian Misionaris tempatkan Pdt. Elimelek di Ogamanin lagi selama ia melayani
di sana, datanglah musim sakit sehingga Pdt. Elemelek pergi lagi ke Beoga
untuk mengambil Obat sesudah Tuan Don
Gibbons memberikan Obat, Ia kembali lagi ke Ogamanin, dalam perjalanannya Ia
singkah lagi di kampung halamnya Tinggilber kampung Tupia, lalu ia melihat
keadaan orang tuanya sakit para, sehingga ia berpikir bahwa aku harus tinggal
dengan ayahku sampai ayah saya meninggal baru aku akan melanjutkan perjalananku
ke Ogamanin untuk menginjili jemaat di sana dan memberikan Obat untuk orang
yang sakit, tapi ayahnya berkata bahwa pergilah beritakanlah firman Tuhan
kepada jemaat Ogamanin di sana dan rawatlah orang yang sakit, sebab aku hanya
satu orang jadi pergilah selamatkan banyak jiwa di sana, Sehingga Pdt. Elimelek
meninggalkan ayahnya dan melanjutkan perjalanan lagi ke Ogamanin.
Disaat ia dalam perjalanan
mendengar kabar, bahwa ayahmu meninggal, tapi dalam perjalanannya ia mengalami
kesedihan karena mendengar kabar tentang kematian ayahnya. Kemudian Pdt.
Elimelek sampai di Ogamanin dan melajani
semua orang yang sakit dan memberitakan Injil selama dua tahun yaitu 1961-1962,
dan saat itu banyak orang yang ia didik, sehingga mereka menjadi hamba Tuhan,
sesudah mereka menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru-selamatnya. Saat ia kembali lagi ke
Beoga untuk melanjutkan pendidikannya lagi ia membawa tiga orang didikannya
untuk masukan Sekolah Saksi di Beoga yaitu: Meagawel Agawal, Epanas Agawal, dan
Kalep Kiwak masukan Sekolah di Beoga. Sesudah ia belajar lagi selama Enam
bulan, Pdt. Elimelek ditempatkan lagi ke salah satu daerah lagi yaitu Wangbe ia
melayani di Wangbe selama dua tahun. Dari tahun 1965 sampai 1967, kemudian
dalam pertengahan tahun yang sama ia pergi melanjutkan Sekolah lagi, namun saat
ia Sekolah menjadi Penginjil bebas ia pergi kemana saja sesuai dengan petunjuk Tuan
Don Gibbons. Pada tahun 1969 Pdt. Elimelek tamat dan menjadi gembala di Wangbe.
e. Pelayanan Di Daerah Orang Dani
Dan Orang Dem/Delem
Dalam perjalanan
Penyiaran Injil ke E,Nora artinya tempat Pembuatan kapak Batu, disana terjadi
perang tapi dengan kuasa Tuhan mereka mengamankan perang itu, dengan cara
mengumpulkan kedua kelompok yang pertikaian dan menyampaikan bagimana kalau
seorang yang sudah menerimah Tuhan sebagai Juru-selamat itu, jangan adakan
pembunuhan, jangan mencuri ataupun jangan melakukan hal-hal yang jahat sehingga
warga dari E,Nora mendengar apa yang disampaikan oleh hamba Tuhan itu sehingga,
kedua kelompok yang bersiap untuk perang berhenti sesudah mendegankan semua
nasehat dari hamba Tuhan, dan dalam perang ini tidak ada korban dan E,Nora
adalah tempat baru yang ia telah sukses menyiarkan Injil, sehingga orang-orang
yang ada di tempat ini menerimah Injil dan bertobat kemudian Elimelek dengan
adiknya Barnabas Komangal melanjutkan perjalanan ke Dumo dan sampai di Mulia.
Kemudian mereka mengabarkan Injil di Mulia tapi, orang-orang disana punya niat
jahat untuk membunuh mereka, karena mengankat masalah kedua suku ialah suku
Damal dan Dani sehingga, seorang Misionaris yang bernama Toangkawu dari Mulia,
Ia membelah Pdt. Elimelek dan teman-temannya, sehingga mereka tidak dapat di
bunuh oleh orang-orang itu.
Pdt. Elimelek
dengan rombongannya meninggalkan Mulia dan pergi ke tempat lain, dalam
perjalanan itu mereka ketemu dengan Wajuakom, dan ia menyelidi semua orang itu
dan ia menemukan salah satu orang yang ia harus membunuh, sehingga rencananya
ke Mulia dibatalkan dan ia berkata bahwa, saya akan melanjutkan perjalananku kesana, sementara
Bapa-Bapa membawa Injil. saya harus ikut Bapak-Bapak kembali lagi, tapi ia
berkata bahwa Bapak-Bapak sudah bermalam disini nanti singkalah di rumahku
sebab saya dengan Teman-temanku akan mempersiapkan makanan dan tempat untuk
Bapak-Bapak menyampaikan Firman Tuhan, sehingga mereka percaya hal itu, dan
besok paginya mereka ke sana dalam perjalanan mereka, orang yang hendak mereka
bunuh itu ada di tengah-tengah mereka, tapi sebelum kelompok Penyiar Injil
dalam perjalanan kelompok Wajuagakom sudah mengambil tempat dan di tengah jalan
itu mereka mengkagetkan kelompok Penyiar Injil dan langsung angkat tombak dan
panah dan membunuh orang yang ada di tengah-tengah Penyiar Injil.
kemudian Wajuakom berkata
bahwa, aku tidak akan membunuh kalian semua tetapi orang inilah yang hendak
kami bunuh. Saat itu Pdt. Elimelek dan teman-temannya berantakan ditengah
perjalanan, dan teman-temanya langsung pulang ke kampung tapi, di tengah
perjalan Elimelek dan Apolos harus kembali lagi ke tempat yang tadi yaitu: Mulia karena anak dan istrinya Pdt. Elimelek
ada disana sesudah, mereka kembali dan berkata kepada warga di Mulia bahwa teman-teman kami ada yang dapat bunuh
dan sebagian melarikan diri dalam perjalanan, karena itu kami kembali.
Selama duka Ayah dari anak yang di bunuh itu, sedih dan
menangis dan dalam tangisannya, ayahnya berkata bahwa kalau Elimelek dengan
teman-temanya tidak datang disini pastilah, anakku tidak dapat dibunuh, tetapi
atas kedatangan Elimelek dengan Teman-temannya anakku dapat dibunuh. Sehingga
takutlah Pdt. Elimelek dan Apolos tinggal di tempat ini kemudian Elimelek dan
temanya berjanji bahwa, kami harus cari alasan lalu mereka mengambil kapak dan
pergi cari kaju bakar setelah itu, Elimelek dengan istrinya dan Apolos
meninggalkan tempat itu kemudian mereka pulang dan mereka putuskan jembatan
yang bernama jembatan Sungai Mulino-gong, sesudah itu mereka ketemu
dengan temanya-temanya yang sudah berantakankan disana dan singkah di Pinah
tempat daerah suku Dem/Delem.
Sampai di daerah Delem
sakitlah Istrinya Pdt, Elimelek, yaitu Naomi Yolemal selama satu minggu
sehingga Apolos dan Elimelek harus tinggal di daerah Pihna tapi teman-tamanya
tinggalkan mereka dan pulang ke Ogamanin, sesudah dua minggu kemudian mereka
pulang ke Ogamanin Elimelek Komangal, Apolos Murib dan Ibu Naomi, karena daerah
Ogamanin merupakan tempat Penyiaran Inji Pertama oleh Pdt, Elimelek Komangal
sementara ia Sekolah, di Sekolah Saksi Beoga Pada tahun 1961 sampai 1962, dan
Sekolah ini merupakan Sekolah yang dibuka oleh Misionaris Don Gibbons dan
istrinya dan yang jadi guru pertama di Sekolah ini adalah: Bapak Don Gibbons
dan Istrinya dalam Sekolah ini banyaklah orang Damal yang Sekolah dan menjadi
Penyiar Injil mulai dari daerah Damal,
Dani, Delem/Dem, Moni, paniai sampai di daerah Suku Amungme pada umumnya di
Pengunungan Tengah Papua.
f. Pelayanan Di Daerah Amungsa
1. Pelayanan di Agimuga dan Belakmakama
Pada tahun 1960 Dalam palayanan
Penyiaran Injil ia ke Delemai daerah
suku Dem/Delem Dumada daerah suku moni dan Jila Hoeya daerah suku Amungme,
sesudah itu ia kembali lagi ke Beoga.
Selama Pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal di Beoga ia mendengar kabar, bahwa di daerah Amungsa ada serangan
salah satu penyakit yang sangat bahaya yang dapat mengakibatkan banyak orang
mati, ketika tuan Don Gibbons mendengar tentang kabar ini, ia telah memberikan
Obat, Jarum Suntik dan peralatan lainnya untuk mereka pergi menyiarkan Injil
sambil merawat orang-orang yang sakit di Agimuga/Belakmakama. saat itu ada dua
orang yang jalan bersama dengan Pdt. Elimelek ialah: Jennin Murib dan Apolos
Murib, ketika mereka sampai di Beanek-ogom, mereka merawat orang-orang yang
sakit dan memberitakan Firman Tuhan selama beberapa bulan.
Saat mereka melayani di Beanek-ogom,
ada salah satu orang datang menangis sambil mengendong anaknya, lalu Pdt.
Elimelek bertanya kepada orang itu, mengapa engkau menangis? Lalu jawab orang
itu bahwa, karena istriku meninggal jadi aku membawa anak putriku dari
Belakmakama, aku datang disini karena aku takut sebab banyak orang yang mati
akibat dari serangan salah satu penyakit yang sangat membahayakan dan akibat
dari penyakit itu istriku juga meninggal. Selesai pelayanan di Beanek-Ogom
mereka bertanya kepada orang itu bahwa di mana jalan menuju ke
Belakmakama? Tapi orang itu menjawab
bahwa jagan engkau dengan teman-temanmu ke daerah itu, pasti engkau dan teman-temanmu akan mati di
sana.
Namun Elimelek dengan kedua temannya
mengambil tekad, untuk pergi ke
Belakmakama sementara mereka sedang bersiap-siap untuk ke sana, ada salah satu
orang yang tahu tempat itu ialah: Bera-Berame Magal, berkata bahwa biarlah aku
akan menunjukan jalannya, ketika mereka tiba di Belakmakama tidak ada orang
yang mereka temukan, kerena semua orang pindah dari daerah itu ke Agimuga karena di daerah itu ada serang penyakit yang
mematikan tadi. Elimelek mengejar
orang-orang yang sebagian yang turun ke bagian selatan mereka melewati beberapa
tempat yaitu: Keleroni, Bawung-Maoni, Kitungma-o-ni kemudian mereka sampai di
Belakmakama dan sebagian orang ada di situ, mereka yang tinggal di situ adalah
Nigakderi Alomang, Enato-Nagalhangame, Pailagame, Beweingok, Nigiwalinme
Matias, Markus, Ninagarem, Ming-Mingagol, Umugin, dengan Imanuel Kemong, dan
banyak keluarga yang ada di daerah Belakmakama
tapi Orang-orang yang ada disitu kena penyakit luka-luka, Malaria dan sebagian orang mati karena akibat
dari penyakit itu.
Elimelek dengan kedua temanya melayani
mereka dengan memberikan Obat sambil memberitakan Injil, namun semua orang ini
adalah Agama Khatolik tetapi atas pelayanan Elimelek sebagian orang menjadi
Agama Kristen Protestan di daerah itu mereka membuka Pos PI. Pelayanan Elimelek
dan kedua temannya di daerah ini awal tahun 1970 sampai pertengahan tahun 1971.
Ketika mereka melayani Obat bawaan mereka habis Elimelek Komangal
dan kedua temannya pergi meminta Obat ke Agimuga setelah mereka tiba di Agimuga
mereka menemuka Pdt. Larson di Agimuga dan sampaikan semua peristiwa yang
terjadi di Belakmakama kepada tuan Larson. Mereka melayani banyak orang di
daerah Agimuga sesudah satu minggu tuan Larson ke Ilaga, tetapi pelayanan di
lanjutkan oleh Elimelek dan teman-temanya, mereka Membaptis banyak orang tapi
umat yang mereka Baptis itu adalah: Agama Khatolik sehingga, sebagian umat
memihak ke Agama Khatolik dan sebagian memihak ke agama Kristen Protestan
akibat dari itu menyimbukan konfik, tapi ada seorang Pastor dari daerah itu
menyampaikan penjelasan bahwa dulu Agama kami adalah Khatolik tapi Kristen
keluar dari Agama kami jadi jangan kami permusuhan dan membuat masalah mengenai
orang-orang yang Dibaptis kalau Agama Kristen yang Dibaptis berarti ia boleh
ikut Sakramen/Perjamuan Kudus dengan demikian juga Agama Khatolik, sebab pada
dasarnaya kedua Agama ini ialah: Satu mulai dari saat itu sampai dengan hari
ini umat Khatolik dan Kristen sudah berhenti
adakan permusuhan.
Ketika Pdt. Elimelek di Agimuga ia
meminta Obat ke Pastor, tapi ia berkata bahwa, jangan tinggal di daerah
Belakmakama dan jangan melajani orang-orang di sana dan engkau harus tinggalkan
daerah itu kemudian pulanglah ke kampungmu. Sesudah Elimelek kembali ke
Belakmakama ia menyampaikan kepada mereka bahwa Pastor suru kami pulang ke
kapung, jadi kami mau pulang, tapi orang-orang Belakmakama memohon dan menangis
sesudah itu, orang Belakmakama menyampaiakan bahwa tolonglah kami, karena tidak
ada orang yang mau menolong kami, ketika Elimelek dan teman-temannya mendengar
hal itu ia berkata bahwa tolong jaga barang-barangku ini, aku akan pergi ambi
Obat di Beoga dan kembali lagi.
Pdt. Elimelek melanjutkan perjalanan
dari Belakmakama singah di Singah, kemudian melewati Bungkiber dan sampai di
Beoga. Dan Elimelek menyampaikan kepada Don Gibbon sesuai dengan semua
peristiwa yang terjadi di daerah Belakmakama, lalu Don Gibbons menyuruh
Negeloka Wandik jalan dengan Elimelek ke
Belakmakama, tetapi semua orang Damal tidak setuju dengan hal itu, karena
menurut orang Damal bahwa Negeloka Wandik adalah: Seorang manteri yang harus
melayani mereka. Atas tidak setujunya Elimelek melanjutkan perjalanan lagi ke Ilaga (Puncak Papua), untuk meminta seorang
manteri didikan Missionaris, ketika ia tiba di Ilaga ia menyampaikan mengenai
semua peristiwa yang terjadi di Belakmakama sesudah tuan Larson mendengar hal
itu ia sedih dan mengis, dan hal itu disampaikan kepada salah satu kepala suku
besar di Ilaga Den Begal.
Keesokan harinya, sesudah hari minggu
Den menyampaikan bahwa, orang yang sudah pergi melajani di daerah yang jauh
dalam Agama Khatolik di Agimuga dan Belakmakama, sudah ada di sini
ia kesini dengan tujuan untuk meminta tenaga Manteri. jadi saudara
kami Hemaninme Begal boleh ikut Elimelek
pergi melayani ke Belakmakama.
Kemudian Elimelek dengan keluarganya dan
Hemaninme dan keluarganya ke Belakmakama. Elimelek dan Hemaninme melayani
jemaat di Belakmakama memberikan Obat dan memberitakan Firman Tuhan, setelah
itu mereka mendirikan gereja, selama melayani di sana selama Tujuh Tahun yaitu
pada tahun 1970 sampai 1976, ia melayani dan mengkaderkan beberapa hamba Tuhan
yaitu: Umugin Kwalik, Otarok Kelanangame, dan Hongkoninme Kelanangame. membawa
salah satu hamba Tuhan dan melantik ia menjadi Gembala di Jemaat Belakmakama. Wawancara
penulis dengan Temanus Komangal.
2. Pelayanan di Kwamki Baru
Kemudian Pdt. Elimelek
melanjutkan perjalanannya dan membuka Pos PI di Bawaung-Mao-ni, kemudian
ia buka Pos PI lagi di Tirung Ma,o ni, dan Toen Nampugum-oni, dan
ia mendirikan pos PI lagi yaitu di Gereja Bahtera sekarang di kwamki
Baru merupakan Pos PI pertama yang di buka oleh Pdt. Elimelek Komangal di kota
Timika ketika pelayanan di Kwamki Baru ia tinggal di Pingkir lapangan
Korner dulu, sekarang bandara udara
Moses Kilangin. Saat ia melayani anak perempuannya meninggal yang bernama Kitungma-Onaming,
karena akibat dari sakit malaria.
Selama melayani di Gereja Kwamki
Baru sekarang gereja Bahtera terjadilah perang antara OPM dan TNI sehingga,
terpaksa ia harus tinggalkan tempat pelayananya dan ke Beoga lagi pada tahun
1977, melalui pesawat MAF sesudah perang itu selesai, pada tahun 1980, Pdt.
Elimelek kembali lagi dan melayani.
3.
Pelayanan di Kwamki Narama
Selama ia membuka
lapangan bandara Moses Kilangan bersama dengan teman-temanya, untuk bekerja
bagi perusahan PT. Freeport ia sudah
membuka lahan baru di Kwamki Narama Pada tahun 1970, saat itu tidak ada seorang
pun di Kwamki Narama, sehingga untuk menanam ubi, keladi, singkong pisang buah
merah, dan bahan makanan yang lainnya ia harus membawa bibit dari Belakmakama
untuk menanam di Kwamki Narama dan Pdt. Elimelek Komangal merupakan seorang
Pdt. Yang pertama merintis dan membuka Pos PI di Kwamki Narama tempatnya dekat
Kios Panjang.
Kemudian pada tahun
1971, ia pinda lagi dari jemaat pertama yang dibukanya yaitu di Kios panjang
karena saat itu ada banyak jemaat dari suku Damal dan Dani, sehingga dalam Pos
PI ini harus digunakan dua bahasa yang menyebabkan jemaat bersungut-sungut
karena mengolor-olor waktu atau terlalu lama waktu ibadah, akibatnya suku Damal
dan Dani bertengar dan suku Damal pindah
dan mendirikan gerejanya sendiri yaitu Jemaat Bethel pada tahun 1993, selama
pelayanan di jemaat Bethel pada tahun 2006, terjadi pecah belah antara Gereja
KINGMI dan GKII sehingga, Gereja Bethel dimiliki oleh GKII dan jemaat yang
memihak Gereja KINGMI pindah lagi dan mendirikan Gereja KINGMI yaitu Jemaat
Yerusalem dan Gereja ini belum diresmikan
Di kwamki-Narama karena, akibat dari perang saudara yang terjadi pada tanggal 2 Juni 2012, padahal rencana
peresmian Gereja Yerusalem sudah di rencanakan akan berlangsung pada bulan Juli
2012, penulis juga merupakan panitia pelaksana peresmian Gereja pada saat itu.
Dalam Pengkhotbah 3:1-15. Bersabda Bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya
sehingga, dalam waktu yang dekat untuk adakan peresmian Gereja tarjadi konflik
yang berkepanjangan, namun dalam hal itu kami juga menyadari bahwa untuk segala
sesuatu ada waktunya yaitu ada waktu untuk perang dan ada waktu juga untuk
Damai, dan untuk segalah sesuatu ada waktunya.
4.
Tantangan dalam pelayanan selama
Pdt. Elimelek Komangal melayani di Kwamki Narama
Dalam pelayanan di Distrik Kwamki
Narama Kabupaten Mimika Pdt. Elimelek Komangal mengadapi berbagai tantangan
yaitu tantangan dari keluarga maupun jemaat setempat dan warga masyarakat.
Namun dalam suasana seperti itu Pdt. Elimelek Komangal tetap setia untuk
melayani jemaatnya, sesuai dengan firman Tuhan dibawa ini, walaupun dalam
keadaan yang baik maupun tidak baik
waktunya.
2
Timotius 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Berbagai tantangan yang di hadapinya di
Distrik Kwamki Narama adalah sebagai berikut:
1. Konflik antar warga pertama terjadi pada tahun 1996-2012
Pada tahun 1996, pertengahan bulan
Maret ada seorang pemuda yang bernama Jone Tabu mambuk di pingkir jalan dan
sedang tagi-tagi uang kalau ada ojek atau mobil yang lewat.
Saat itu kebetulan ada mobil di stir
oleh Benny Stenawatme saat itu ia menjabat sebagai Direktur lemasa yang lewat
membawa bahan makanan untuk orang-orang lemasa (Lembaga Masyarakat Adat
Amungme), yang ada di Kwamki Narama ditahan dan ditagih uangnya oleh pemuda
yang mambuk tadi. Akhirnya Beny bertengar dengan anak muda ini, setelah
diamankan Beny tiba di tempat tujuan dan menceritakan kejadian yang baru terjadi,
setelah itu orang-orang lemasa datang ke tempat anak muda yang sedang mambuk
tadi dan meminta maaf, tetapi ada beberapa orang memihak kepada orang mambuk
tadi akhirnya jadi masalah besar, dan seorang angkat panah dan langsung lempar
panah ke arah orang-orang Lemasa tadi. Dari sinilah timbul konflik dan langsung
angkat perang, akibatnya masalah itu jadi besar
apa lagi dicampur baur dengan perebutan dana 1% dari PT. Freeport oleh
beberapa suku di antaranya, Suku Damal Suku
Dani dan Amungme, yang korban dalam perang ini ialah: Nelez Amisim,
Nahum Agabal, Beny Waker, Yonas Murib, pada saat itu keamanan dari Brimob dan
Polisi takut amankan perang ini karena di antara mereka juga ada yang kena
panah akhirnya Pdt. Ishak Onawame, Bapak matias Gobay dan beberapa tokoh lainya
berusaha mengamankan perang ini sampai berakhir.
2. Konflik
antar warga kedua terjadi pada tahun 1998
Pada tahun 1998, perang suku
kembali pecah lagi dan perang di tahun ini masalahnya, tidak sama dengan
konflik/perang suku tahun lalu tapi perang ini akibat dari dendaman, seorang
laki-laki tua yang di bunuh oleh TNI. Karena masalah pengibaran bintang kejora
di Gereja Kategral Tiga Raja Mimika, laki-laki tua ini dibunuh di pelabuhan
Pomako, dendaman itu yang diangkat oleh anaknya
sehingga TNI lemparkan masalah itu kepada masyarakat akhirnya, terjadi
perang akibatnya yang jadi korban saat itu ialah: Ottoh Komangal, Haikal Alom,
Jumad Dang, masalah ini terjadi di SP tiga belas (SP 13), tetapi di bawa ke
kwamki Narama akhirnya perang ini
diamankan oleh Pdt. Lukas Agabal dan beberapa tokoh pemerintah, tokoh Gereja
dan tokoh adat sehingga Pdt. Lukas
Agabal mendapat penghargaan dari Polda Papua.
3. Konflik
antar warga ketiga terjadi pada tahun 2000-2004
Perang ini terjadi karena, akibat
tindakan dari seorang om yang kebetulan keponakannya, Nimutme Murib yan
meninggal dan saat itu sedang duka dan om dari anak yang meninggal bernama
Negro Wandikbo, tidak terima anak keponakannya meninggal begitu saja.
Akhirnya omnya bawa panah, dan
lempar ke tempat duka satu orang terkena panah. Dengan kejadian yang terjadi di
Yayanti itu akhirnya dibahwa ke kwamki Narama gara-gara Lukas Murib lalu angkat
perang yang menjadi korban dalam perang ini ialah: Lukas Wandikbo yang di
Bunuh, dan hamba Tuhan dua orang yang di bunuh di dalam Gereja Efata Kwamki
Narama, perang saat itu Suku Dani lawan Suku Damal sehingga yang dapat
mengamankan perang ini adalah Pdt. Lukas Agabal dan atas pengorbanan dan doa
dari hamba-hamba Tuhan dari Kwamki Narama dan hamba-hamba Tuhan, dari
dedominasi Gereja yang lain di Kabupaten Mimika. Sesudah perang itu aman ada
beberapa tokoh adat perang itu ialah: Elminus Mom, Yakobus Kogoya, David
Wandikbo, Negro Wandikbo, Aser Murib mereka pergi ke pemerintah Provinsi Jayapura,
untuk minta bantuan guna untuk penyelesaian pembayaran kepala korban tetapi
sampai di Provinsi mereka ditangkap dan di masukan di tahanan Polda Papua.
Kebetulan saat itu Pdt. Lukas Agabal
ada di Jayapura dalam urusan lain, ia dapat kabar bahwa ada beberapa orang di
tahan di rutan Polda, akhirnya Pdt. Lukas pergi langsung menghadap Kapolda lalu
ia menghadap dan minta supaya bebaskan dan dipulangkan ke Timika, akhirnya
mereka di pulangkan ke Timika tetapi mereka bukan bebas tetapi, mereka ditahan
di Rutan Kapolres Mimika di Mile 32, akirnya Pdt. Lukas pergi tawarkan lagi
kepada Kapolres supaya mereka dibebaskan, dengan tujuan untuk mereka
menyelesaikan masalah secara adat, kemudian mereka dibebaskan tetapi Kapolres
mengatakan kalau terjadi perang lagi dari Wemum/kepala perang, Pdt. Lukas
Agabal dan Pdt Melkianus Kum, harus bertanggung jawab dan sekarang sebagai
jaminan kedua Bapak harus tanda tangani sebagai jaminan para tahanan itu di
bebaskan.
Namun di kwamki Narama ada beberapa
dedominasi gereja yang ada, yaitu gereja Kingmi, gereja GKI, gereja Khatolik,
gereja Baptis, gereja GIDI, dan Pdt-Pdt dari gereja-gereja ini juga banyak
tetapi akibat dari perang itu semua lari. Karena takut tetapi ada tiga Pdt. dan
bebarapa Pdt yang bertahan ialah: Pdt Lukas Agabal Pdt. Melkianus kum, Pdt
Nataniel Magai Pdt. Elimelek Komangal Pdt. Yohanes Wamang dan bebera tokoh adat
dan pemerintah lainya yang selalu bertahan menghadapi konflik di Kwamki Narama.
4. Konflik
antar warga keempat terjadi pada tahun 2008
Konflik antar warga terjadi lagi
akibat dari anaknya Nataniel Murib tengelam, anak itu tengelam karena sering
kena penyakit Epilepsi, omnya datang dan lempar panah di duka peristiwa ini
terjadi di Sp tiga belas (Sp 13), tapi masalah itu bawa ke Kwamki Narama,
akibatnya terjadi konflik antar warga yaitu suku Dem marga Kinal lawan marga
Murib Kulla, kebiasaan dari suku-suku dari pengunungan tengah kalau ada orang
yang dalam keluarga itu meninggal tanpa sebab, pasti ada kemarahan dari pihak keluarga
dari korban tersebut.
Pihak dari keluarga suami atau istri
karena, mungkin dia meninggal akibat dari ulah keluarga yang tidak jaga korban
dengan baik atau tidak perna ada perhatian sama korban sebab-sebab itu yang
sering memancing emosi untuk marah akhirnya sering menyerang di tempat duka
dengan lempar batu, panah ataupun dengan tinju ataupun dengan tendangan ke
orang-orang yang mengerumuni dan menangisi mayat korban. Yang amankan konflik
ini adalah: Pdt. Elimelek Komangal Pdt. Melkianus Kum, Pdt. Lukas Agabal dan
beberapa tokoh dari pemerintah dan masyarakat yang mengamankan. Biasanya perang
yang sering terjadi di Kwamki Narama diamankan, karena atas pengorbanan dari
semua pihak dan pelaku perang/Wemum sehingga biasanya perang itu berakhir.
5. Konflik
antar warga ke lima terjadi pada tahun 2010.
Konflik ini terjadi karena akibat
dari pemerkosaan oleh anak-anak muda terhadap istri orang (Alom kanggu keluarga
Murib), di Kwamki Narama korbanya adalah: Albert Kinal perang antara suku Dem
marga Kinal, dengan dengan suku Damal antara marga Murib Kulla. Dan banyak
orang yang luka-luka akibat dari kena
panah sehingga, dilarikan ke rumah sakit Charitas perang ini diamankan karena
hasil doa dari semua hamba Tuhan dari Kwamki Narama dan kerja keras dari pihak
kepolisian dan tokoh-tokoh masyarakat di Kwamki Narama sehingga perang ini
berakhir.
Perang ini merupakan tantangan bagi
semua hamba Tuhan yang melayani di Kwamki Narama pada khusunya Pdt. Elimelek Komangal,
namun dalam tantangan seperti ini, Pdt. Elimelek dengan tema-temanya tetap
setia untuk melayani Tuhan di Kwamki Narama ialah: Pdt. Adam Kum, Pdt. Nataniel
Magai, Pdt. Lukas Agabal, Pdt. Melkianus Kum Pdt. Yohanes Wamang, Pdt. Barnabas
Komangal, Pdt. Matius Somau, dan beberapa hamba Tuhan yang lain.
6. Konflik
antar warga keenam terjadi pada tahun
2011
Perang antar Mekopme Murib dengan
Yakobus Kogoya Adiknya Negro Kogoya di bunuh akibatnya perang tambah besar dan
aman dengan sendirinya. karena kuasa Tuhan lewat hamba-hamba Tuhan tim Doa
gabungan dari dedominasi Gereja yang ada di kabupaten Mimika, sehingga perang ini tidak menyebar sampai
kepada semua warga yang ada di Kwamki Narama, tetapi aman dengan sendirinya.
7. Konflik
antar warga yang ke tujuh terjadi Pada
tahun 2012
Pada tanggal 5 April 2012 adakan
pemilihan panitia peresmian gereja Yerusalem dan yang dipilih menjadi ketua
panitia saat itu adalah Pdt. Barnabas Komangal sesuia dengan kesepatakatan
jemaat bahwa, kami harus percayakan kepada Bapak Gembala sendiri, karena untuk
mendirikan gereja Yerusalem yang baru ini, Bapak gembala dengan Bapak Anton
Dang yang menemui Bapak Gubernur sehingga gereja Yerusalem bisa dapat dibangun
oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Pemda Mimika.
Sesudah Bapak Barnabas Komangal
menjadi panitia mereka adakan pertemuan bersama semua seksi dan anggota, pada
tanggal 15 April 2012, dalam pertemuan tersebut mereka mengambil keputusan,
bahwa, kami akan adakan Peresmian gereja Yerusalem akan berlangsung pada
tanggal 3-7 Juli 2012. Bertempat di Lapangan Gereja Yerusalem.
Kemudian dari jemaat maupun dari
panitia sudah siap untuk adakan peresmian gereja tapi, sebagai manusia tidak
dapat melihat semua strategi yang dibangun oleh Iblis untuk menjatuhkan iman
anak-anak Tuhan. Dalam pembatalan peresmian gereja, Bapak Barnabas Komangal
sebagai gembala dan sekaligus sebagai ketua panitia peresmian gereja Yerusalem
sangat kecewa atas perang saudara yang terjadadi saat itu.
Kronologis Perang Saudara.
Perang ini terjadi karena masalah kecelakaan saudara Ronny Ongomang bermula dari kesalah
pahaman yang terjadi sejak 20 Mei 2012 di Timika, Papua Barat. Awal permulaan
kejadian, terjadi antara Ronny Ongomang dengan Aroki Komangal. Ronny Ongomang
adalah anak dari Hosea Ongomang, dan Aroki Komangal adalah anak dari Atimus
Komangal. Jam 04.00 sore, Aroki dan Ronny jalan-jalan sore. Mereka dua
menggunakan sepeda motornya sendiri-sendiri menuju ke Area Jalan Freeport Lama,
disebelah Bandara Airport Timika. Mereka
duduk dan meminum minuman keras.
Tidak lama kemudian ada seorang
bernama Oni Bagau yang baru selesai mandi dipinggir jalan Freeport lama, yang
hendak menghidupkan mesin motornya tiba-tiba ditabrak oleh Ronny Ongomang yang
sedang melintas bersama temannya Maik yang diboncengi dengan kecepatan tinggi
karena dipengaruhi minuman keras.
Setelah bertabrakan dengan Oni
Bagau, Ronny masih bisa berdiri lalu mengendarai motornya dan lari kira-kira
jarak 1 Km lebih, dan berhenti di pingir selokan jalan. Menurut keterangan
Polisi, Ronny terjatuh disana dan meninggal. Sedangkan Oni Bagau mengalami
Patah tulang sehingga, dilarikan ke Rumah sakit Mitara Masyarakat RSMM Karitas
untuk Pengobatan.
Keesokan harinya, pada Tanggal 21
Mei 2012, sekitar jam 8.00 pagi, ada warga yang menemukan mayat Ronny Ongomang,
di selokan di pinggir jalan dimana tempat dia merebahkan diri. Warga langsung
menghubunggi pihak Kepolisian bagian Polantas, lalau mayatnya di evakuasi ke
Rumah Sakit ( RSUD Mimika ), di SP IV. Orang tuanya mendengar berita dan terima
mayat, Ronny Ongomang di RSUD.
Pada Tanggal 22 Mei 2012, mayatnya
di bawa dan di makamkan dekat halaman
orang tuanya Hosea Ongomang di Kwamki Narama.
Pada Tanggal 24-26 Mei 2012,
Keluarga korban bersama pihak Kepolisian dari Polantas melakukan penyelidikan
kasus kematian Ronny. Kepolisian dari Polantas mengatakan bahwa kecelakaan
murni, tetapi keluarga korban tidak terima karena tidak ada tanda-tanda lecet
atau sobek bagian tubuh korban.
Pada tanggal 29 Mey 2012, keluarga
korban menuduh kesana-kesini dan mengundang semua tokoh dan orang tua Aroki
Komangal untuk pergi langsung menghadap Pihak Kepolisian bagian Polantas dan
minta keterangan sejelas-jelasnya. Maka dari Pihak Polantas mengatakan bahwa
kecelakaan murni tidak ada pelaku, namun pihak keluarga korban tidak puas
dengan keterangan Polisi.
Sehingga Atimus Komangal dan
Benyamin Kiwak Kepala suku besar Damal, meminta maaf kepada keluarga korban,
namun keluarga korban menolak kata maaf dari pihak yang dituduh, dan keluarga
korban menyatakan mau cari bukti di lapangan dengan adu fisik atau perang suku.
Dalam suasana yang marah Pdt.
Elimelek Komangal adakan pertemuan dengan
pihak korban untuk mencari solusi dengan tujuan untuk bagaimana kedua
bela pihak tersebut bisa mencari jalan, untuk adakan perdamaian dan
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, namun pembicaraan Pdt. Elimelek
mereka tidak terimah, mala mereka marah dan mau memukul Pdt. Elimelek Komangal,
sehingga Pdt. Elimelek pulang dengan kecewa, karena keadaan mereka sudah dikuasai dengan emosi dan roh jahat.
Dalam perkara kecil ini, pihak
Kepolisian membiarkan, dan tidak langsung ditangani sampai tuntas agar tidak
terjadi perang saudara. Tetapi pihak kepolisian sepertinya memberikan
kesempatan untuk perang itu terjadi di Timika.
Pada Tanggal 2 Juni 2012 di Timika
Papua, perang saudara pecah, Kelompok marga Ongomang melawan Marga komangal.
Akhirnya banyak korban yang berjatuhan.
Pada Tanggal 5 Oktober 2012, sekitar
jam 08.24 pagi, tokoh Masyarakat, tokoh-tokoh Gereja, dan tokoh-tokoh Perempuan
mengusir secara paksa pihak Kepolisian karena pihak Polisi hanya menonton dan
sengaja memelihara konflik di Kwamki Narama, padahal korban sedang berjatuhan.
Kata seorang tokoh masyarakat Amungme, Pemerintah Indonesia, dan TNI/POLRI
hanya datang jual muka di tempat konflik seperti ini dengan tujuan karena
kepentingan Jabatan, Politik dan Ekonomi. Tidak pernah amankan masalah dengan
sungguh-sungguh di Papua Khususnya didaerah Tambang Emas Timika.
Pada jam 09.00 WPB, semua Polisi
yang ditugaskan di lokasi perang, meninggalkan lokasi perang dengan malu. Semua
unsur organisasi masyarakat, Gereja, LSM dan Seluruh tokoh-tokoh menganggap
TNI/POLRI sudah tidak sanggup dan gagal mengamankan Konflik perang saudara yang
terjadi di Timika Kwamki Narama.
Pada tanggal 28 Agustus
tahun 2012 Pdt. Barnabas Komangal meninggal karena, ia kecewa melihat keadaan
Jemaatnya yang pecah dan adakan perang saudara karena menjadi Gembala di Jemaat
Yerusalem Kwamki Narama adalah Pdt. Barnabas Komangal sementara kakaknya Pdt.
Elimelek Komangal Menjadi gembala di Jemaat Rehobot Mile 32 Kabupaten Mimika.
Semua konflik tersebut di atas
terjadi karena faktor dari masyarakat setempata maupun dari masyarakat luar
jadi faktor utama penyebab konflik adalah minuman keras (Miras), pemerkosaan
dan mengangkat masalah-masalah orang tua di masa lampau, akibatnya sering dapat
menyimpulkan masalah demi masalah. Namun semua masalah yang perna terjadi di
Kwamki Narama Kabupaten Mimika merupakan, selama Pdt. Elimelek komangal masih
dalam pelayanan di Kwamki Narama di gereja
Bethel, selama pelayanan di Jemaat Bethel konflik antar warga terjadi selama
enam kali yaitu pada tahun 1996 sampai tahun 2011; dan selama pelayanan di
Jemaat Yerusalem Kwamki Narama terjadi satu kali yaitu pada tahun 2012 Bulan
Mei hingga berakhir pada bulan September 2012, perang ini terjadi dan akibat
dari perang ini banyak orang yang menjadi korban, namun sampai dengan saat ini
Pdt. Elimelek masih melayani, di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama Kabupaten
Mimika.
Pdt. Elimelek Komangal merupakan
seorang yang mengambil tekad untuk pergi menyiarkan Injil di daerah Amungsa
mulai dari Singa, Hoeya, Agimuga/ Belakmakama, dan Kwamki Baru dan sampai di
Kwamki Narama di daerah Amungsa. Selama Pdt. Elimelek melayani di Pos PI Kwamki
Baru, (sekarang Gereja Bahtera Kwamki Baru), ia dan teman-temanya membuka
lapangan korner, dan nama lapangan kornet ini diberinama oleh Pdt. Elimelek
dengan teman-temanya, karena pada saat mereka kerja sama dengan PT. Freeport
sehingga dari perusahan ini memberikan bahan makanan berupa Kornet, Roti dan
bahan makanan lainnya, merupakan upah kerja mereka saat itu. kalau saat ini
lapangan kornet disebut dengan Bandara udara Moses Kilangan.
Selama Pdt. Elimelek Komangal dengan
teman-temanya, membuka lapangan kornet mereka menetap di pingkir lapangan,
kalau sekarang di tempat itu sudah di bangun Laboratorium oleh Perusahan PT.
Freeport, dan saat itu tempat tinggal mereka tempat bikin kebun mereka tanah
mereka diambil oleh perusahan PT. Freeport sehingga Pdt. Elimelek dan
teman-temannya harus meninggalkan tempat ini dan pindah ke Kwamki Narama.
Nama kwamki Narama diberinama oleh
Pdt. Elimelek komangal sesuai dengan keadaan pada saat itu, sebab saat itu ada
salah satu pohon bering yang besar di Kwamki Narama dan di atas pohon itu
dihingap oleh berbagai jenis burung di antaranya burung Cenderahwasih, sehingga
ia memberikan nama bahwa Kwamki Narama yang berarti Kwamki artinya Burung
Cenderawasih Narama menunjukan tempat atau lapangan, sehingga disebut dengan
lapanan Burung Cenderawasih atau dalam bahasa Damal/Amungme adalah: Kwamki
Narama.
D. STRATEGI PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL
a. Rangkuman Tantangan Dalam Pelayanan
Pdt. Elimelek Komangal
memiliki kemampuan ditingkat berhadaptasi, dengan lingkungan sosial yang ada,
sebab strategi yang ia gunakan dalam penyiaran Injil ialah: Strategi yang perna
digunakan oleh Rasul Paulus, namun dalam pelayanannya ia selalu berhadapan
dengan berbagai tantangan yaitu mulai dari daerah orang Damal, Dani Dem/Delem
dan daerah Amungsa, yaitu sebagai berikut:
Ø
Dari daerah Damal terjadi perang
antara marga dengan marga pada Tahun 1969, nama perang itu ialah Bualok Wem.
Perang ini terjadi dan memakan banyak korban perang ini terjadi karena akibat
dari perzinahan dengan istri orang lain.
Ø
Dari E,Nora terjadi perang suku
tapi dengan kuasa Tuhan Pdt Elimelek dan teman-temannya mendamaikan.
Ø
Ketika Elimelek di Mulia salah
satu temanya dapat bunuh tapi, mereka selamat dari tantangan ini.
Ø
Ketika ia melayani di Agimuga
terjadi konflik antara Agama Kristen Protestan dan Khatolik.
Ø
Sementara ia melayani di Timika
Pos PI. Sekarang Gereja Bahtera Kwamki Baru pada tahun 1970 terjadi perang
antara TNI AD dan OPM sehingga, ia harus kembali ke Beoga melalua pesawat MAF. Ø Dalam pelayanan di Kwamki Narama Pdt. Elimelek
Komangal menghadapi berbagai tantangan yaitu: dari keluarga maupun dari
masyarakat / jemaat setempat seperti perang suku yang sering terjadi di Kwamki Narama. Pada tahun 1994
perang ini terjadi karena akibat dari minuman keras. Dan jumlah perang suku
yang sering terjadi di kwamki Narama sudah terjadi ke tujuh kali sampai dengan
tahun 2012 dan perang suku yang terjadi pada tahun 2012 merupakan akibat dari
minuman keras. Namun Pdt. Elimelek tetap melayani sampai sekarang walaupun ia
menghadapi berbagai tantangan. Salah satu contohnya ialah: ia melayani pada
tanggal 25 November 2012 Pada hari minggu pagi di halam rumahnya karena gereja
Yerusalem sementara ditutup akibat dari perang saudara tersebut. Sebab di tempat pelayanan ini
hamba-hamba Tuhan yang lain, tidak mau melayani karena, mereka angkap bahwa
tempat ini merupakan suatu tempat yang sering berhubungan dengan roh-roh
leluhur mereka sebelum melakukan perang suku. Perang suku yang sering terjadi
di Kwamki Narama merupakan akibat dari minuman keras, perzinahan, dan
pemerkosaan merupakan sumber konflik sosial yang ada di Distrik Kwamki Narama.
b. Jenis-Jenis
Pelayanan
Dalam pelayananya Pdt. Elimelek
Komangal ia telah gunakan berbagai metode pelayanan yaitu:
a). Pelayanan
Pastoral Konseling
Pdt.
Elimelek Komangal Melayani sebagai pelayan Jemaat telah bertugas di beberapa
tempat pelayanan, seperti di Beoga, Gereja Pologowak Distrik Wangbe, Gereja Ailpalin Distrik Wangbe, di Jemaat
Hoeya daerah Amungsa, di Jemaat
Belakmakama di Distik Agimuga Jemaat Bahtera di Distik Mimika Baru, Jemaat
Bethel di Distrik Kwamki Narama dan Jemaat Yerusalem Distrik Kwamki Narama
Kabupaten Mimika.
Semasa pelayananya di tempat-tempat ini Pdt.
Elimelek ialah: Seorang gembala sidang yang rendah hati, tekun dan sabar,
berani, terbuka, kompromi, tegas dan adaptasi dengan keadaan jemaat dan warga
masyarakat setempat. Bentuk pelayanan Pastoral Konseling dapat direalisasi
melalui: kunjungan Pastoral untuk mendoakan, menasehati, dan menghibur. Karena
situasi dimana ia melayani warga jemaat punya pergumulan yang beragam jenis
pergulan seperti: kelaparan, kesakitan, perang suku dan kebutuhan akan kasih
sayang dan perlindungan.
Pelayanan
Pastoral ini bertujuan untuk memberikan iman, pengharapan dan kasih;
Berdasarkan. (Roma 12:12). Supaya kesetiaan jemaat dalam segala aktivitas
pelayanan Jemaat bisa berjalan dengan efektif sesuai dengan harapan bersama.
Karena segala bentuk tugas dan pelayanan dapat dilakukan oleh jemaat. Apabila
warga jemaat mengalami beban-beban yang dimaksud tadi berarti menghambat
kemajuan dalam pelayanan jemaat.
b). Pelayanan
Penyiaran Injil
Dalam tahun 1960-1969, sementara
Pdt. Elimelek masih dalam bangku Sekolah di Beoga, ia mengadakan kunjungan
pelayanan ke luar daerah pelayanannya.
Ketika ia melayani di Distrik Wangbe
Jemaat Pologowak. Dari hasil pelayanan Penyiaran Injil, ia telah memenangkan
jiwa bagi Tuhan.
(Luk
19:10). Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang. Tuhan Yesus mati di Kayu salib karena, dosa-dosa umat manusia di
seluruh muka bumi. Tuhan Yesus mengutus Para Rasul untuk memberitakan Injil ke
seluruh dunia karena, dunia ini tidak
ada seorangpun yang benar, semua orang berdosa (Roma 3:23). Mengapa Pdt.
Elimelek berbeban kalau ia tidak memberitakan Injil? Karena ada perintah dan
ajakan Tuhan. Bahwa memberitakan Injil merupakan keharusan bagi orang yang
dipanggil (I Kor 9:16). Panggilan untuk memberitakan Injil mempunyai resiko
yang besar, yaitu pengorbanan segala waktu untuk Tuhan.
Penyerahan
diri oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam pelayanan Penyiaran Injil tidak sia-sia
karena, ada Mahkota kehidupan yang disediakan oleh Tuhan, dan ia disebut sebagai hamba yang setia dalam
perkara yang kecil berarti akan diberikan juga pekerjaan yang besar serta ia
disebut sebagai sahabat (Mat 26:14-30). jiwa yang dimenangkan bagi Kristus di
Kabupaten Puncak Papua daerah orang Damal, orang Dem, orang Dani dan daerah
orang Amungme di kabupaten Mimika.
c). Pelayanan Diakonia,
Dalam pelayanan Pdt. Elimelek di daerah Belakmakama daerah
Amugsa selama 7 tahun ia melayani dengan sungguh-sungguh. Ia merasa terbeban
melihat keadaan ibu-ibu janda dan anak-anak piatu yang mana suami/bapa dan
Istri/mama mereka meninggal akibat sakit penyakit maupun dalam perang antara
TNI AD dan OPM yang terjadi di Timika dan juga dalam perang suku. Karena rasa
belas kasihanya maka Pdt. Elimelek menolong banyak ibu-ibu janda dengan
memberikan bantuan makanan atau daging sesuai dengan kemampuan dan berkat yang
ada. Pdt. Elimelek. Tergerak hatinya untuk memberi bantuan diakonia karena perempuan tidak bisa mengembangkan
diri dengan baik. Karena perempuan adalah bangsa yang lemah. Angka kematian
Orang Papua semakin bertambah sehingga, ibu-ibu janda bertambah banyak dan
anak-anak jatim piatu. Hal ini menambah beban pelayanan para pelayan Jemaat.
Pdt. Komangal memiliki barang yang
berharga selain hasil bumi dan hasil ternak babi. Ia merasa tergerak hati dan
bagaimana menolong dan melayani orang lemah dan dapat diberi teladan : a) Tuhan
Yesus dalam Pelayanan di bumi, b) Para Rasul yang merasa penting pelayanan meja
untuk melayani orang-orang lemah dan miskin (Kisah Para Rasul 6:17).
d). Pelayanan Pendidikan.
Pdt. Elimelek merupakan Pdt. Yang peduli
untuk masa depan Gereja yaitu regenerasi. Karena ia menkaderkan orang yang akan
meneruskan pelayanan dalam gereja pada masa yang akan datang. Ketika ia
melayani di Jemaat Ogamanin di Distrik
Wangbe. Dari Jemaat tersebut ia berhasil memenangkan atau membawah tiga
orang jiwa yang sudah menerima Tuhan Yesus Kristus sabagi Juru-sematnya yaitu:
Meagawel Agabal, Epanas Agabal dan Kaled Kiwak, Pdt. Komangal membawa tiga
orang ini dan masukan mereka di Sekolah Alkitab di daerah Beoga pada saat itu
Sekolah saksi, kemudian menjadi hambah Tuhan
di daerah mereka sendiri.
Dalam pelayanan Pdt. Elimelek di
daerah Jemaat Ogamanin selama dua tahun ia melayani dengan sungguh-sungguh, hal
ini didorong karena bagaimana Tuhan Yesus memilih (12) murib untuk melanjutkan
Pelayanan Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus memilih dua belas (12) Murib dan dua
belas (12), murib inilah yang sudah menyiarkan Injil dari Yerusalem sampai ke
ujung bumi (Kis 1:8). Perlunya mempertahankan dan meningkatkan sumberdaya
manusia maka, setelah Yudas Iskariot bunuh diri digantikan dengan Matias (Kis 1:15-26).
e). Pembangunan
Pdt. Elimelek merupakan hamba Tuhan, yang berhasil dalam mengadakan
pembagunan gereja dimana ia melayani
yaitu mulai dari daerah Damal sampai di daerah Amungsa yaitu sebagai berikut:
1)
Membangun gereja selama ia melayani di
Ogamanin
2)
Membangun gereja selama ia melayan di
Ailpailin Disrik Wanbe
3)
Membangun gereja selama ia melayani Di
Hoeya
4)
Membangun gereja selama ia melayani di
Belakmakama
5)
Membangun gereja selama ia melayani Di
Timika gereja Bahtera
6)
Membungun gereja selama ia melayani di
Kwanki Narama gereja Bethel
7)
Membangun gereja sesudah pindah dari
GKII ke KINGMI, Jemaat Yerusalem Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika
8)
Membangun gereja Rehobot di Mile 32, selama melayani di Jemaat
Rehobot Mimika
c. Hasil Pelayanan
1. hasil pelayanan
Pdt. Elimelek Komangal memiliki hasil pelayanan yang sangat memuaskan
dalam pelayanannya di Pengunungn Tengah Papua mulai dari daerah orang Damal,
orang Dem, orang Dani, daerah orang Moni
dan daerah orang Amungme, dalam berbagai aspek pelayanan, namun kami bahas
disini mengenai jiwa-jiwa yang dapat dimenangkan untuk Tuhan yaitu mulai dari
daerah Damal sampai daerah Amungsa adalah sebagai berikut:
Ø
Selama Pdt. Elimelek melayani di
Ogamanin ia telah memenangkan tiga orang yaitu: Epanas Agabal, Meagawel Agawal,
dan Kaleb kiwak, sementara Yesaya tenbak Jadi Pdt. di ogamanin Pdt. Elimelek
membawa tiga orang yang sudah dimenangkan tadi ke Beoga untuk masukkan mereka
di Sekolah Saksi pada waktu itu kalau sekarang Sekolah Alkitab dalam bahasa
Damal.
Ø
Selama melayani di Ailpalin
Distrik Wangbe, ia telah memenangkan dua orang yang sudah menerima Tuhan Yesus
sebagai Tuhan dan Juru-selamatnya ialah: Nekodimus Ongomang dan Pilipus
Komangal
Ø
Dalam pelayanan di daerah
Amungsa yaitu Aniok Desa Hoeya ia telah memenangkan, jiwa ialah: Natenal
Beanal, dan Niokal Beanal mereka ini menjadi hamba Tuhan di daerahnya.
Ø
Dalam pelayanan di Belakmakama
Distrik Agimuga ia telah memenangkan beberapa jiwa yaitu: Umugin Kwalik, Otarok
Kelanangame, Hongkanin kelanangame, mereka semua menjadi hamba Tuhan di daerah
mereka dan Nagaremingkopme tenbak di menangkan dan di tempatkan di
Toenambugum,o-ni, pada saat itu Pdt.
Elimelek membuka Pos PI di Toenambugum,o-ni.
Ø Dan selama pelayanan di gereja
Bahtera, Bethel, dan Yerusalem sekarang ia telah mengkaderkan beberapa orang
yaitu: Naftali Stenawatme, Billu Agabal, Ben Agabal dan Emelianus Stenawatme.
Dan beberapa hamba Tuhan lainnya.
2.
Peranan Gereja terhadap umat Di Kwamki Narama
Peranan gereja sebagai salah satu
lembaga besar yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus, untuk membawa Misi
keselamatan kepada umat-Nya. Berdasarkan
KisahPara
Rasul 1:8
Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan samaria dan sampai ke
ujung bumi.”
Dari semua dedominasi gereja pada
khususnya gereja Kingmi, yang ada di Kwamki Narama sudah dapat merealitasikan
misi itu dengan baik. Namun yang sering terjadi konflik antar warga yang
berkepanjangan, karena yang faktor utamanya ada pada setiap manusia yang
sifatnya tidak mau mengalah, dan dikuasai dengan budaya perang yang sangat
kuat. untuk itu bagaimana firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa:
Galatia
5:19-20 2, 3) Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah,kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemesah, kedengkian, kemabukan pesta pora dan sebagainnya.
Namun untuk setiap jemaat yang ada
di seluruh dunia yang Tuhan Yesus kehendaki adalah harus saling mengasihi dan
menjadi satu pada khusunya di lapangan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, jadi
bagaimana doa Tuhan Yesus untuk murib-murib-Nya maupun untuk semua orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus karena kesaksian dari hamba-hamba Tuhan di masa
lampau maupun di masa kini.
Injil Yohanes 17:20-21
Dan
bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang- orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka
semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya, Bapa , di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
3. Peranan
Keamanan dan Pemerintah terhadap Warga di Kwamki Narama
Dalam hal menyelesaikan konflik
sosial yang sering terjadi di Kwamki Narama, dari pihak keamanan yaitu, POLRI
dan TNI, kurang memberikan perhatian yang serius terhadap warga yang ada di
Kwamki Narama.
Salah satu contoh adalah: Perang
saudara yang terjadi pada tanggal 2 Mei Tahun 2012, pada hal dari awalnya
tangani masalah kecelakaan yang terjadi di Jalan PT. Freeport Lama adalah,
pihak kepolisian, namun dari pihak keamanan tidak dapat menyelesaikan masalah
ini sampai tuntas, mereka hanya membiarkan ketika perang antara keluarga ini
terjadi baru keamanan datang dengan tujuan untuk mendamaikan antara kedua belah
pihak, namun pihak keamanan gagal total dalam mendamaikan perang keluarga
tersebut. Sebab dalam perang ini banyak korban yang berjatuhan. Akhirnya
warga sendiri yang minta keamanan untuk
mendaikan perang tersebut.
Dalam hal pembangunan untuk di
Kwamki Narama, belum begitu menentu rakyat kecil, dalam hal pemerintahan maupun
dalam keamanan, karena menjadi Bupati Kabupaten Mimika adalah Putra daerah
sendiri tapi, realita yang ada di lapangan adalah pembangunan belum begitu
menentu rakyat, yaitu pembangunan jalan, memberikan air bersih yang layak,
memberikan pemerintahan yang layak. Namun atas penilaian rakyat di Kwamki
Narama, pemerintahan Kabupaten mimika hanya membisu dan berdiam diri selama
konflik demi konflik yang terjadi selama tuju kali, sebab tidak ada kebijakan
pemerintah yang memihak kepada rakyat untuk membelah hak-hak dasar kemanusiaan.
Muda-mudahan Bupati baru yang akan
memimpin tahun 2013 ini, akan memberikan perhatian yang serius kepada rakyat
kecil di Kwamki Narama, guna untuk menciptakan budaya rekonsiliasi di Kabupaten
Mimika pada khususnya di Kwamki Narama. Menciptakan kwamki Narama yang aman dan
sejahtera merupakan harapan dari rakyat, gereja dan pemerinta namun, sayangnya
dari dua lembaga yang besar ini, tidak dapat menjalankan fungsi kerjanya dengan
semaksimal yaitu pemerintahan, dan bidang keamanan. Untuk itu harapan rakyat di
Kwamki Narama selama ini ialah bidang keagamaan, bidang pemerintahan, dan
bidang keamanan, harus bergandengan tangan untuk mewujubkan Kabupaten Mimika
yang aman dan sejahtera pada khususnya Kwamki Narama, yang selama ini selalu
identik dengan konflik horizontal.
4. Hasil
pelayanan terhadap generasi muda dan kondisi daerah pelayanan Pdt. Elimelek.
Dalam pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal menghadapi berbagai tantangan yang bersumber dari warga masyarakat
setempat, sehingga akibat dari masalah sosial yang sering terjadi di kabupaten
Puncak Papua, maupun Kabupaten Mimika akibatnya dapat
mempengaruhi kehidupan generasi muda
sehingga banyak generasi muda yang tidak dapat Sekolah dengan baik. Dan banyak
anak muda yang putus Sekolah
mulai dari remaja sampai dengan pemuda. Wawancara dengan Bapak Lukius
Newegalen Kepala Desa Wandiber Distrik
Beoga: Pada tahun 1970 terjadi perang antara marga Yolemal dan Marga Kinal
karena akibar dari perzinahan istri orang lain. Sehingga Bapak Lukius putus
Sekolah saat ia tamat SD, sehingga ia tidak dapat melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama atau SMP, dan saat itu banyak anak muda yang tidak
dapat melanjutkan pendidikan karena akibat dari perang yang terjadi di nama
perang itu ialah kelanungki Wem. Akibat dari perang ini banyak korban
yang berjatuhan.
Selama pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal menghadapi berbagai suka dan duku, namun ia tetap melayani sampai
dengan saat ini. Dalam pelayanan pada hari minggu ia menyampaikan firman Tuhan
dalam Yakobus 4:13-17, dengan Tema jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan.
Jangan kami terlalu banyak perencanaan yang sia-sia, sementara kami tidak tahu
apa yang akan terjadi besok untuk itu katakanlah demikian, bahwa kalau Tuhan
kehendaki saya bisa dapat melakukan apa yang saya rencanaan hari esok denga baik. Khotbah ini di sampaikan pada
tanggal 25 Maret 2012, di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama.
Dalam pembinaan jemaat Pdt. Elimelek
selalu mengarahkan jemaatnya maupun
generasi muda sebagai pemimpin gereja dan pemerintah ke depan, namun membuat
jemaat tidak berdaya untuk mempergunakan talenta-talenta, karunia-karunia, yang
ada pada mereka adalah pengaruh dari jemaat setempat maupun jemaat dari luar
yang sering membawa konflik sosial yang berkepanjangan sehingga dapat
mengakibatkan masa depan generasi muda hancur, dan jemaat pecah belah.
Akibat dari perang suku yang terjadi
pada tahun 1996, sampai dengan perang saudara yang terjadi pada tanggal 2 Juni 2012, juga dapat
mengakibatkan kebanyak anak muda yang putus sekolah, dalam pengaruh seperti ini
mereka tidak bisa bersaing dengan teman-teman yang lain sebab mereka sudah
terlambat dalam mengikuti semua perkembangan yang ada di Kabupaten kota Timika.
Karena pengaruh adat perang yang ada di Kwamki Narama sangat besar, dampak dari
perang suku, dapat mempengaruhi generasi penerus.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tuhan telah mimilih Elimelek
Komangal sebelum dunia dijadikan berdasarkan Firman Tuhan (Yeremia 1:4-8)
Yeremia dipanggil dan di utus, demikian juga Elimelek dipanggil dan diutus dari
dunianya yang penuh dengan dosa sehingga, ia menjadi seorang yang patut
diteladai metode iman dan stategi pelayananya di daerah suku Damal, suku
Dem/Delem, suku Dani dan suku Amungme dan beberapa kerabat suku lainnya, di
wilayah pelayanan Elimelek Komangal.
Elimelek Komangal merupakan seorang
yang berani dalam berhadaptasi dengan keadaan masyarakat setempat salah Satu contohnya
ialah: Ia sering berdiri dengan tegak dan berani dalam menangani berbagai
konflik di daerah Damal Beoga maupun daerah Amungsa Kwamki Narama, dalam hal
menyampaikan pendapatnya untuk menyelesaikan konflik antar warga, dan ia sering
melayani jemaat yang menjadi korban dalam konflik. Kisah kehidupan dan
pelayanan dari tokoh-tokoh dari Alkitab, tokoh sejarah gereja, serta kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek
komangal memberi motivasi baru, memberi semangat baru, dalam bergantengan
tangan untuk merealisasikan Misi Allah di dunia milik Tuhan ini, sesuai dengan
harapan Tuhan, Pemerintah warga/Jemaat dan secara individu untuk dapat
mewujubkan Misi Allah di dunia ini.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan maka penulis sarankan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pelayanan
penyiaran Injil terhadap masyarakat suku Damal, suku Dani, Suku Dem/Delem, suku
Moni dan Mee, secara menyeluruh di Pengunungan Tengah Papua, dan Kabupaten
Puncak Papua dan Kabupaten Mimika yang perlu diperhatikan adalah: faktor
konteks kehidupan masyarakat setempat pada khususnya wilayah pelayanan Pdt.
Elimelek Komangal, supaya dapat memahami
Injil yang memberi hidup kekal jika kalau pelayanan itu menentu akar
masalah mereka.
2. Budaya-budaya
yang tidak mendukung Firman Tuhan perlu ditinggalkan dan budaya-budaya yang
mendukung firman Tuhan perlu diangkat, contoh budaya yang tidak mendukung
pelayanan Penyiaran Injil ialah perang suku, budaya dari luar minuman keras
yang dapat mempengaruhi orang Papua perlu di tinggalkan karena, tidak ada keuntungan dan kedua budaya
merupakan budaya yang sering menghambat proses jalanya pelayanan.
3. Sebagai
regenerasi perlu melihat orang-orang yang memiliki iman dalam tokoh Alkitab dan
tokoh sejah gereja dan mengikuti jejak
iman dan teladan dalam menjalankan Misi Allah di dunia ini jika demikian masa
depan gereja akan dipegang teguh oleh generasi.
4. Dunia
pada saat ini menghadapi berbagai multidimensi gereja, di Papua pada khususnya
Gereja (KINGMI), sedang berada dan mengumuli konflik yang bersumber dari
aspek-aspek ini yaitu: Aspek peralian budaya, aspek masalah kependudukkan dan
kemajemukan, kemudian politik dan pelangkaran hak-hak dasar umat Tuhan di Tanah
Papua, yang masih belum ditangani denganbaik. Jika demikian hamba Tuhan harus bersuara
di lapangan pelayanan dan menjadi gembala yang baik seperti apa yang dilakukan
oleh Tuhan Yesus berdasarkan Injil (Yohanes 10:10-11), pelayanan Tuhan Yesus
merupakan salah satu contoh yang baik yang harus diteladani oleh hamba-hamba
Tuhan di masa kini
5. Semua
komponen dari kedua Kabupaten yaitu: Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten
Mimika, mulai dari keluarga, gereja, dan pemerintah perlu diperhatikan adalah:
Generasi muda dalam pembinaan iman maupun dalam Pendidikan sebab kedua faktor
ini memegang peranan penting dalam membawa perubahan yang tepat hal ini penting
supaya, jemaat tidak menjadi korban pembangunan dan perubahan justru sebaliknya
menjadi agen pembangunan dan perubahan dalam iman dan pendidikan, dengan
demikian yang perlu diperhatikan dari semua komponen ialah pembinaan iman dan
pendidikan yang layak bagi generasi muda itulah pembangunan yang paling utama
bagi masyarakat Papua pada khususnya kedua Kabupaten tadi dalam Wilayah
pelayanan Pdt. Elimelek Komangal.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Alkitab
Tahun
2007. Lembaga Alkitab Indonesia: Jakarta 10430. Cetakan Ke 61.
Yayasan
komunikasi Bina kasih/OFM (Oktober 1995)
Ensiklopedi Alkitab Masa
kini Jilib 1 A-L. cetakan ke tiga
Kamus
Desy Anwar (February 2003)
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru: Surabaya:
Penerbit Amelia
Buku
Cetak
Dr. Benny Giay (2012) Sejarah Gereja
Nduga Ringkasan Masuknya Injil di Kabupaten Nduga, papua: Jayapura. Deyai
Ismail
Robi Silak (Januari 2006) Hidup dan kerja Para Penyiar Injil Di Balim
Yalimo: Jayapura: Tabura
Pdt.
Thomas J. Sappington. (17 Juni 1996) Hancurkan kuasa Iblis Dalam Diri Anda menyikap
tipu muslihat Iblis disertai panduan untuk pelayanan pemulihan: Buku dan
majalah Rohani Andi (Anggota IKAPI)
Pdt
Benny Giay (2010) Dari Gerakan Mencari Wajah TUHAN Menuju Gerakan Menemukan
Diri Dan Kembali Lagi. Memaknai kembali kegiatan ibadah dilingkungan Gereja
menghadapi perubahan jaman: Jayapura. Deiyai
Ian
Coffey Ely Jumiati (1995) Kepedulian kerajaan Allah Teologi Misi Gnanakan salah
satu ahli Teologi di asia yang diakui
Dumma
Socratez Sofyan Yoman (2010) Kita meminum air dari sumur kita sendiri
Jayapura:
Cendrawasih Press.
Suradi
Ben Abraham (1998) Penginjilan Pribadi: PT. BPK. Gunung Mulia 2001
Dr.
H Berknof Dr I H Enklaar (2001) Sejarah Gereja: PT. BPK. Gunung Mulia
Jakub
Taniwijaja Be. (1991) Ilustrasi Kehidupan: Yogjakarta: Cetakan keempat
Jayasan Andi
Virgil
Gerber (1982) Pedoman pertumbuhan
Gereja Penginjilan: Kalam Hidup Cetakan kedua
J.
Wesley Brill (2004) Dasar yang teguh: Yayasan Kalam Hidup: Cetakan ke
17
Melkias
Kiwak MA (2000) Upaya Orang Damal Mewujubkan Hai Di Tanah Papua:
Jayapura Kamkei, Abepura. Deiyai
Paul
Borthwick. Pemberitaan INJIL Tugas siapa? 10 Cara untuk mengembangkan
Visi Penginjilan: JAYASAN KALAM HIDUP. Jalan Naripan 67. Bandung 40112
Sklastikat
MSC. (2012) BACAAN LITURGI JANUARI 2012: Pinleng II, Dusun VI Manado:
Dikeluarkan Alamat Biara Hati Kudus.
Koentjaraningrat
(2000) “Kebudayaan mentalitas dan pembangunan” penerbit PT. Garamedia
Jakarta.
Ralph
M. Riggs. GEMBALA SIDANG YANG BERHASIL: PENERBI GANDUM MAS. Kotak Pos
46-Malang 65101
M.
Mimery. Rahasia tentang pengembalaan Jemaat
Rich
Wilkerson. (1986) Orang Kristen Duniawi: Bandung. Yayasan kalam hidup
Robert
J. Schreiter. C.PP.S. (1996) Rancangan Bangun Teologi Lokal: Cetakan
Keenam Jakarta. Gunung Mulia
Werner
Pfendsack – H J. Visch. (2008) JALAN KESELAMATAN: Cetakan ke 26 Jakarta:
PT. BPK GUNUG MULIA. Htt//www.bpkgm.com
Dr.
H. L. Senduk. Pedoman pelayanan Pendeta
Pdt.
H. Soekahar, B. Th. (1986) Setanisme dalam pelayanan Pastoral: Malang.
Gandum Mas. Cetakan Pertama
Daniel
Damaledo, Martin Muslie Yulius Tonga. (1987) Gereja dalam pendakian puncak
sejarah dunia: Yogjakarta. Jayasan
Andi Kasih. Cetakan pertama
Murray
W. Downey (1986) Surat-surat kepada
orang percaya Yahudi: Ujung Pandang
J.W.Brill
(1998). DOA-DOA DALAM PERJANJIAN LAMA: Bandung 40112: JAYASAN KALAM
HIDUP. Jalan Naripan 67. Cetakan ke-5.
Dr.
R.A. Jaffaray. (2000) PERUMPAMAAN
TUHAN YESUS: Bandung 40112: JAYASAN KALAM HIDUP Jalan Naripan67. Cetakan
ke-8.
Dr.
H.L. Senduk. PENGINJIL YANG SUKSES. Diterbitkan Oleh: Seksi
Penerbitan Yayasan Bethel
Nawawi
Handri. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial
Waren
Rick. (2005). Kehidupan yang digerakkan oleh Tujuan: Malang.
Gandum
Mas.
Buku Diktat
Pdt.
Markus Iyai Strategi Gereja dalam
melaksanakan mandat kerja/mandat pembangunan kerajaan Allah di bumi.
Makalah/Skripsi
Maksimus
Agabal Tahun 2010. DAMPAK PERANG SUKU DAMAL DAN DANI TERHADAP SEKOLAH DASAR
INPRES KELMABET DISTRIK BEOGA KABUPATEN PUNCAK PAPUA. Skripsi Pada Sekolah
Tinggi Teologi Walter Post
Dukumen/Catatan
Panitia
Pelaksana (15 November 2008) Rapat Kerja Sinode Gereja Kemah Injil kingmi di
Tana Papua: Sorong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar